Claim Missing Document
Check
Articles

Effect of Different Rearing Density on Survival Rate and Growth of Giant Gouramy Osphronemus gouramy Lac. Fry at Size of 2 cm in Length Effendi, I.; Bugri, H.J.; Widanarni, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 5 No. 2 (2006): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.112 KB) | DOI: 10.19027/jai.5.127-135

Abstract

Giant gouramy Osphronemus gouramy Lac is one of the fish for food that has high economic value, but its production is not  met with the market demand yet.  The effort is needed to be done in order to increase production of giant gouramy fry by an intensive hatchery system through high rearing density.  This study was performed to determine the effect of rearing density on survival rate and growth of fry.  Fry were reared in aquaria 60x29x33 cm filled with 35 liters water, and fed by Tubifex at satiation as much as  0.23-0.28 g/fry/day with feeding frequency  2 times a day.   Collected  data were survival rate, growth, feed consumption, feed efficiency, and water quality.  The result of study showed that survival rate and feed efficiency did not affected by rearing density, while growth and feed quantity were did.  Survival rate of fish was high; 90.14-99.52%.  Growth and feed consumption were decreased by increasing of  rearing density. Keywords: giant gouramy, Osphronemus gouramy, rearing density, growth   ABSTRAK Ikan gurame, Osphronemus gouramy Lac. merupakan salah satu jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, tetapi hasil produksinya masih belum dapat memenuhi permintaan pasar. Upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi benih ikan gurame dengan pembenihan secara intensif melalui peningkatan padat penebaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh padat penebaran terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami. Benih ikan gurami dipelihara pada akuarium berukuran 60×29×33 cm3 yang diisi air sebanyak 35 liter. Pakan berupa cacing sutera diberikan secara at satiation sebanyak 0,23 - 0,28 g/ekor/hari dengan frekuensi 2 kali/hari. Data yang diambil meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan, jumlah pakan yang dikonsumsi, efisiensi pakan dan kualitas air.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat penebaran tidak mempengaruhi kelangsungan hidup dan efisiensi pakan, namun mempengaruhi pertumbuhan dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Kelangsungan hidup selama pemeliharaan tergolong baik yaitu berkisar antara 90,14 - 99,52 %. Pertumbuhan dan jumlah pakan yang dikonsumsi ikan mengalami penurunan dengan meningkatnya padat penebaran. Kata kunci: gurami, Osphronemus gouramy, padat penebaran, pertumbuhan
Administration of Vibrio SKT-b Probiotic Bacteria on Tiger Shrimp Larvae Through Artemia Enrichment Widanarni, .; Soelistyowati, D.T.; Suwanto, A.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 2 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.908 KB) | DOI: 10.19027/jai.7.129-137

Abstract

This experiment was conducted to study the effects of probiotic bacteria (Vibrio SKT-b) administration on tiger shrimp larvae through Artemia enrichment.  This experiment was done in two treatments; shrimp larvae fed on Vibrio SKT-b enriched Artemia and fed on Artemia without enrichment.  Enrichment of Vibrio SKT-b into Artemia rearing media used initial concentration of 106 CFU/ml.  Application of Artemia to shrimp larvae was done in fourteen days.  Growth in length and weight of shrimp larvae were observed at the beginning and at the end of the experiment; while survival rate of larvae was observed at the end of the experiment.  Growth in body length and weight of shrimp larvae fed on Vibrio SKT-b enriched Artemia were higher than control.  Survival rate were 89-93%, and insignificantly different than that of control (70-80%). Keywords: tiger shrimp, larvae, probiotic, Vibrio SKT-b, enrichment, Artemia   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri probiotik Vibrio SKT-b pada larva udang windu melalui pengkayaan Artemia.  Percobaan dilakukan dengan dua perlakuan; pertama larva udang diberi pakan Artemia yang diperkaya dengan Vibrio SKT-b dan kedua larva udang diberi pakan Artemia tanpa pengkayaan (kontrol).  Pengkayaan dilakukan dengan cara menambahkan Vibrio SKT-b pada media pemeliharaan Artemia dengan konsentrasi awal 106 CFU/ml media.  Pemberian Artemia ke larva udang dilakukan selama 14 hari.  Pertumbuhan panjang dan bobot larva udang diamati pada awal dan akhir percobaan, sedangkan kelangsungan hidup dihitung pada akhir percobaan.  Larva udang yang diberi Artemia yang diperkaya dengan Vibrio SKT-b memiliki laju pertumbuhan harian bobot dan panjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.  Kelangsungan hidup tidak berbeda nyata antara perlakuan dan kontrol dengan nilai antara 80-93% untuk yang diberi pakan Artemia yang diperkaya dengan Vibrio SKT-b dan 70-80% untuk kontrol. Kata kunci: udang windu, larva, probiotik, Vibrio SKT-b, pengkayaan, Artemia
Inhibitory Mechanism of Robiotic Bacteria on The Growth of Vibrio harveyi in Tiger Shrimp (Penaeus monodon) Larvae Widanarni, .; Ayuzar, E.; Sukenda, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 7 No. 2 (2008): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.175 KB) | DOI: 10.19027/jai.7.179-188

Abstract

Three probiotics named SKT-b, 1Ub, and Ua had inhibitory activity against the growth of Vibrio harveyi. These strains were mutated by rifampicin resistant. The inhibitory effect of SKT-b,1Ub, and Ua on the growth of V. harveyi was investigated by concomitant incubation of the two bacteria in a culture shrimp larvae. Colony forming unit of V. harveyi, probiotic and total of bacteria in dead, live larvae and water culture was monitored, and survival rate of larvae was investigated. Shrimp inoculated probiotic previously had survival rate higher than control (without probiotic). Number of V. harveyi in treatment without probiotic inoculation also higher compared to treatment with probiotic inoculation in dead, live larvae and water culture.  It demonstrated possible inhibition of probiotic bacteria on V. harveyi through competition for adherence sites or nutrition source. Partial sequencing of 16S-rRNA gene showed that 1Ub was similar to Pseudoalteromonas piscicida, whereas SKT-b and Ua were similar to Vibrio alginolyticus. Keywords: probiotic bacteria, inhibitory mechanism, V. harveyi, tiger shrimp   ABSTRAK Tiga isolat bakteri probiotik yaitu 1Ub, SKT-b dan Ua telah diuji memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan V. harveyi secara in vitro. Ketiga isolat ini kemudian diberi penanda resisten rifampisin (RfR) melalui mutasi spontan untuk mempelajari mekanisme penghambatannya pada larva udang windu.  Efek penghambatan dari 1Ub, SKT-b dan Ua terhadap pertumbuhan V. harveyi diamati melalui pemberian secara bersamaan antara bakteri probiotik dan V. harveyi tersebut dalam air pemeliharaan larva udang.  Jumlah sel bakteri probiotik, V. harveyi dan total bakteri baik pada larva mati, larva hidup dan air pemeliharaan diamati dan kelangsungan hidup larva dihitung.  Nilai kelangsungan hidup udang pada perlakuan yang diinokulasi bakteri probiotik lebih tinggi daripada kontrol (tanpa penambahan bakteri probiotik). Jumlah sel V. harveyi pada perlakuan tanpa penambahan probiotik juga lebih tinggi, dibanding pada perlakuan dengan penambahan probiotik baik pada larva mati, larva hidup maupun air media pemeliharaan. Hal ini menunjukkan adanya penghambatan bakteri probiotik terhadap V. harveyi yang kemungkinan melalui kompetisi tempat pelekatan atau sumber nutrisi. Hasil analisis sekuen sebagian gen 16-rRNA menunjukkan bahwa isolat 1Ub termasuk spesies Pseudoalteromonas piscicida, sedangkan SKT-b dan Ua termasuk spesies Vibrio alginolyticus.  Kata kunci: bakteri probiotik, mekanisme penghambatan, V. harveyi, udang windu
Pathogenicity Assay of Vibrio harveyi in Tiger Shrimp Larvae Employing Rifampicin-Resistant as A Molecular Marker Widanarni, .; Meha, D.; Nuryati, Sri; Sukenda, .; Suwanto, A.
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 3 No. 3 (2004): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.083 KB) | DOI: 10.19027/jai.3.23-27

Abstract

Rifampicin-resistant marker was employed as a reporter to assay pathogenicity of Vibrio harveyi  in shrimp larvae.  V. harveyi M. G3 and G7 that difference not schizotyping as shown by Pulsed-Filed Gel Electrophoresis (PFGE) used in this study. Spontaneous mutation was conducted to generate V. harveyi resistant to rifampicin. Two groups of shrimp post-larvae (PL5) were immersed for 30 min in 106 CFU/ml of mutants and wild type of V. harveyi, respectively; and then placed in a 2 liter shrimp rearing tank for five days. A control group was immersed in sterile seawater. Growth curve analysis and pathogenicity assay of V. harveyi  showed that each of the V. harveyi mutant exhibited almost identical profiles to that of the wild type parental strain and did not show alteration in their pathogenicity. Sample from dead shrimp larvae showed that the dead shrimp larvae were infected by V. harveyi RfR, indicated that rifampicin-resistant marker effective as a reporter to assay pathogenicity of Vibrio harveyi in shrimp larvae. Key words: shrimp larvae, Vibrio harveyi, rifampicin-resistant, molecular marker
The potential of Trichoderma sp. as antibacterial and immunostimulant on white shrimp (Litopenaeus vannamei) Pebrianto, Catur A.; Sukenda, .; Widanarni, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.142 KB) | DOI: 10.19027/jai.9.1-8

Abstract

The objective of this research was to study antibacterial and immunostimulatory effects of Trichoderma sp. extract on white shrimp, Litopenaeus vannamei.  First experiment was conducted to evaluate inhibitory effect of Trichoderma sp. againts Vibrio harveyi, a pathogenic bacteria causing vibriosis disease on shrimp.  Second experiment was conducted to evaluate immunostimulatory effect of Trichoderma sp. on shrimp immunity as well as protective effect against V. harveyi. A group of shrimp was injected with a minimum inhibitory concentration obtained at first experiment, and a week after, shrimps was challenged with V. harveyi (prophylactic). Another group was previously challenged with V. harveyi, and subsequently injected with Trichoderma sp. two fold of Minimum Inhibitory Concentration (MIC) a day after (therapeutic). Positive control, that was received only V. harveyi, and negative controls, that was received neither Trichoderma sp. nor V. harveyi were included in this experiment.  Results of first experiment showed that a concentration of 600 ppm was a MIC of Trichoderma sp. to inhibit V. harveyi. While in the second experiment, the groups receiving Trichoderma sp., either prophylactic or therapeutic, showed protective effect against V. harveyi significantly higher than positive control and lower compared with negative control. Total haemocyte count (THC), differential haemocyte count (DHC), phagocytic index and phenoloxydase activity were different among the groups of prophylactic treatment or therapeutic treatment compared to control positive and negative treatments. In conclusion, Trichoderma sp. could be used in prophylactic and therapeutic treatments to combat infection of V. harveyi on L. vannamei. Key words: Trichoderma sp., V. harveyi, immunostimulant   ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh antibakterial dan immunostimulasi ekstrak Trichoderma sp. terhadap udang putih, Litopenaeus vannamei.  Percobaan pertama dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penghambatan Trichoderma sp. terhadap Vibrio harveyi, bakteri patogen yang menyebabkan penyakit vibriosis pada udang. Percobaan kedua dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh immonustimulasi Trichoderma sp. terhadap imunitas udang serta pengaruh protektif terhadap V. harveyi. Sekelompok udang disuntik dengan konsentrasi hambatan minimum (minimum inhibitory concentration, MIC) yang diperoleh dari hasil percobaan pertama, dan seminggu kemudian udang diuji tantang dengan V. harveyi (profilaksis). Kelompok udang lain diuji tantang dengan V. harveyi sebelumnya untuk kemudian disuntik dengan Trichoderma sp. (therapeutic). Kontrol positif, yang hanya diuji tantang dengan V. harveyi, dan kontrol negatif, yang tidak mendapat baik Trichoderma sp. maupun V. harveyi. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa 600 ppm merupakan konsentrasi MIC Trichoderma sp. yang memberikan efek penghambatan maksimal terhadap V. harveyi. Sedangkan hasil percobaan kedua, kelompok udang yang mendapatkan Trichoderma sp. baik sebagai profilaksis maupun therapeutic menunjukkan bahwa Trichoderma sp. memberikan efek perlindungan terhadap infeksi V. harveyi secara signifikan lebih tinggi daripada kontrol positif dan lebih rendah daripada kontrol negatif. Total hemocyte count (THC) dan differential hemocyte (DHC), indeks fagositik dan aktivitas fenoloksidase kelompok perlakuan profilaksis atau perlakuan therapeutic berbeda baik dengan kontrol positif maupun negatif. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa Trichoderma sp. dapat digunakan dalam tindakan pencegahan dan pengobatan infeksi V. harveyi pada udang putih. Kata kunci: Trichoderma sp., V. harveyi, immunostimulan
Effects of different doses of skt-b vibrio probiotic bacteria addition on survival and growth rate of tiger shrimp (Penaeus monodon) larva Widanarni, .; Lidaenni, M.A.; Wahjuningrum, Dinamella
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 1 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.851 KB) | DOI: 10.19027/jai.9.21-29

Abstract

Probiotic bacteria has been widely used as biocontrol agents in tiger shrimp hatcheries.  Vibrio SKT-b is one of the probiotic bacteria candidates that could suppressed the growth of pathogenic bacteria Vibrio harveyi and could increase survival rate of tiger shrimp larva. This experiment was carried out to study the effects of probiotic bacteria SKT-b Vibrio addition at different doses on survival and growth rate of tiger shrimp larva.  Experiment was conducted with five treatments and three replications, consisted of SKT-b Vibrio probiotic bacteria addition at the doses of 103 CFU/ml, 104 CFU/ml, 105 CFU/ml, and 106 CFU/ml and control (0 CFU/ml).  Results showed that optimum dose of probiotic bacteria for tiger shrimp was 104 CFU/ml with a survival rate of 94.67%. However, the addition of probiotic bacteria at this particular dose did not significantly increase shrimp growth rate as compared with control. Key words: Probiotic bacteria, SKT-b Vibrio, doses, tiger shrimp larva   ABSTRAK Bakteri probiotik telah banyak digunakan sebagai agen biokontrol dalam pembenihan udang windu.  Vibrio SKT-b merupakan salah satu jenis bakteri kandidat probiotik yang telah diuji dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen Vibrio harveyi dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup larva udang windu.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri probiotik Vibrio SKT-b dengan dosis yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva udang windu. Penelitian ini dilakukan dalam 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan, yaitu penambahan bakteri probiotik Vibrio SKT-b dengan dosis 103 CFU/ml, 104 CFU/ml, 105 CFU/ml, dan 106 CFU/ml dan kontrol (0 CFU/ml).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimal untuk larva udang windu adalah 104 CFU/ml dengan nilai kelangsungan hidup 94,67%. Namun, pemberian bakteri probiotik tersebut belum menghasilkan pertumbuhan yang berbeda nyata dengan kontrol. Kata kunci: Bakteri probiotik, Vibrio SKT-b, dosis, larva udang windu
Effect of SKT-b Vibrio probiotic bacteria addition at different developmental stages on tiger shrimp Penaeus monodon larvae survival rate Widanarni, .; Arifin, M.S.; Sukenda, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 2 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.046 KB) | DOI: 10.19027/jai.8.147-155

Abstract

This experiment was conducted to study the effect of probiotic bacteria SKT-b Vibrio addition at different developmental stages on survival rates of tiger shrimp Penaeus monodon larva.  Main activity of this experiment consisted of tiger shrimp rearing started from nauplius stage until Pl10 and addition of 106 CFU/ml SKT-b Vibrio probiotic bacteria at various developmental stages namely at early nauplius stage, early zoea zoea stage, early mysis stage, early postlarva (Pl) stage, every developmental stage changes, everyday, and control (without probiotic bacteria addition). Results showed that survival rates of shrimp larva ranged at 24,17%-35,83% with the higest value in the treatment of probiotic bacteria addition at every developmental stage changes namely 35,83%, whereas the lowest was found at control (without probiotic bacteria addition) namely 24,17%.  No significantly different was found in term of shrimp growth rate among control and treatment. Growth rate in length of tiger shrimp larva ranged 18,64%-19,09% for SKT-b Vibrio addition and 18,47% for control. Key word: Probiotic bacteria, SKT-b Vibrio, Penaeus monodon, shrimp larvae stages   ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian bakteri probiotik Vibrio SKT-b pada stadia yang berbeda terhadap kelangsungan hidup larva udang windu Penaeus monodon. Kegiatan utama dari penelitian ini adalah pemeliharaan udang windu yang dimulai dari stadia nauplius sampai Pl10 dan diberi bakteri probiotik Vibrio SKT-b dengan dosis 106 CFU/ml pada waktu yang berbeda yaitu pada awal stadia nauplius, awal stadia zoea, awal stadia mysis, awal stadia postlarva (Pl), setiap pergantian stadia, setiap hari, dan kontrol (tanpa pemberian bakteri probiotik). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup larva udang berkisar antara 24,17%-35,83% dengan nilai tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian bakteri probiotik pada setiap pergantian stadia yaitu sebesar 35,83%, sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (tanpa pemberian bakteri probiotik) yaitu 24,17%.  Sedangkan terhadap pertumbuhan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kontrol dengan perlakuan. Nilai laju pertumbuhan panjang larva udang windu dengan penambahan bakteri probiotik Vibrio SKT-b berkisar antara 18,64%-19,09% dan kontrol sebesar 18,47%. Kata kunci: Probiotik, Vibrio SKT-b, Penaeus monodon, stadia larva udang
Effect of Stocking Density on Growth and Survival Rate of Giant Gouramy (Osphrenemus gouramy Lac.) Seed Sarah, S.; Widanarni, .; Sudrajat, Agus Oman
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 8 No. 2 (2009): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.177 KB) | DOI: 10.19027/jai.8.199-207

Abstract

This experiment was conducted to study the stocking density effect on growth and survival rate of giant gouramy seed in the aquarium. Fish were stocked at the density of 2.5; 5.0; 7.5 and 10 individual/l with average initial weight and length were 0.013 g and 5.56 mm, respectively. Fish were fed with silkworm (Tubifex sp.) ad libitum in the morning and evening for 22 days of experiment. Aquarium was siphoned and water was changed everyday for maintaining good water quality. Result showed that survival rate remain high in all treatment (93.5 - 95.5%). Increasing stocking density from 2.5 to 10 individual/I did not affect survival rate. On the other hand growth rate and feed efficiency decreased, while fish yield increased. Stocking density of 2,5 individual/l gave  the highest daily growth rate, individual growth rate, growth in length and feed efficiency of 12.94%, 0.0081 g/day, 16.84 mm and 12.51%; respectively. The highest value for fish yield (0,0360 g/l/day) was obtained from stocking density of 10 individual/l Key words: stocking density, seed, survival rate, growth rate, giant gouramy Osphrenemus goramy   ABSTRAK Keterbatasan pengadaan benih ikan gurame (Osphronemus gourame Lac.) disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah benih yang tersedia dengan kebutuhan usaha pembesaran. Teknik pembenihan yang digunakan sampai saat ini relatif sederhana dengan cara tradisional. Pemeliharaan gurame secara terkontrol di akuarium dapat menjawab tantangan dalam teknologi pembenihan gurame sekaligus sebagai sarana pola budidaya secara bertahap yang sedang berkembang saat ini. Produksi yang tinggi akan dicapai dengan pemeliharaan pada kepadatan yang tinggi. Pada keadaan lingkungan yang baik dan pakan yang mencukupi, peningkatan kepadatan akan disertai dengan peningkatan hasil. Jumlah ikan yang ditebar pada penelitian ini disesuaikan berdasarkan perlakuan yaitu 2,5; 5,0; 7,5 dan 10 ekor/l. Pengamatan terhadap ikan dilakukan sampai hari ke-22. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan kepadatan 2,5 - 10 ekor/l pada pemeliharaan benih gurame di akuarium mempengaruhi pertumbuhan, hasil dan efisiensi pakan, namun tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup. Dengan meningkatnya padat penebaran, laju pertumbuhan dan efisiensi pakan semakin menurun, sedangkan hasil (yield) semakin meningkat. Padat penebaran 2,5 ekor/l menghasilkan laju pertumbuhan harian, laju pertumbuhan individu, pertumbuhan panjang mutlak dan efisiensi pakan tertinggi, masing-masing mencapai 12,94 %, 0,0081 g/hari, 16,84 mm dan 12,51 %. Sedangkan nilai tertinggi untuk hasil (yield) sebesar 0,0360 g/l/hari diperoleh pada padat penebaran 10,0 ekor/l. Kata kunci : padat tebar, pembenihan, gurame dan Osphronemus gouramy
Screening of Probiotic Bacteria from Intestine and Culture Environment of Hoeven’s slender carp Leptobarbus hoeveni Blkr to Control Pathogenic Bacteria Sunarto, .; Sukenda, .; Widanarni, .
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 2 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.755 KB) | DOI: 10.19027/jai.9.127-135

Abstract

The ability of probiotic bacteria to control disease infection has been used in aquaculture. This experiment was conducted to isolate and characterize probiotic bacteria; the competition test its ability probiotic bacteria against pathogenic bacteria; and to improve survival rate of Leptobarbus hoeveni. The bacteria were isolated from Leptobarbus hoeveni and its culture environment, and then tested to know its ability to inhibit bacterial fish pathogen in-vitro. Furthermore, the selected probiotic bacteria were tested in vivo to evaluate their ability to inhibit pathogen of Leptobarbus hoeveni.  The result showed that probiotic bacteria inhibit the growth of Streptococcus iniae, Flexibacter columnaris, Mycobacterium fortuitum and Aeromonas hydrophila in vitro.  Isolate DD3 was the best of candidate probiotic because of the ability to inhibit pathogen, especially A. hydrophila, the most virulent bacteria in Leptobarbus hoeveni.Key Words  : probiotic bacteria, Leptobarbus hoeveni, pathogenic bacteriaAbstrakKemampuan bakteri probiotik untuk mengendalikan penyakit infeksi telah digunakan dalam akuakultur. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri probiotik, menguji kemampuan bakteri probiotik terhadap bakteri patogen, sehingga dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan jelawat. Bakteri diisolasi dari usus ikan jelawat dan lingkungan budaya, kemudian diuji kemampuannya menghambat bakteri patogen secara in-vitro. Selanjutnya bakteri probiotik yang dipilih diuji secara in vivo untuk mengevaluasi kemampuannya dalam menghambat patogen di dalam tubuh ikan jelawat. Dari hasil penelitian diperoleh bakteri probiotik yang diisolasi dari usus dan lingkungan budaya ikan jelawat menunjukkan penghambatan pertumbuhan terhadap Streptococcus iniae, Flexibacter columnaris, Mycobacterium fortuitum dan Aeromonas hydrophila secara in vitro. Isolat DD3 merupakan kandidat probiotik terbaik, karena mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri patogen,  khususnya bakteri  A. hydrophila adalah bakteri yang paling viluren bagi ikan jelawat.    Kata Kunci:   bakteri probiotik, ikan jalawat dan baktri patogen
Microbial abundance and diversity in water, and immune parameters of red tilapia reared in bioflocs system with different fish density (25 fish/m3, 50 fish/m3, and 100 fish/m3) Agustinus, Frid; Widanarni, .; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 9 No. 2 (2010): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.755 KB) | DOI: 10.19027/jai.9.157-167

Abstract

ABSTRACTThe objective of this experiment was to study microbial abundance and diversity in the water, and immune parameters of red tilapia Oreochromis sp. cultured in bioflok system with different fish stocking densities. The experiment comprised of two different factors, carbon source addition (bioflocs and control), and fish stocking density (25 fish/m3, 50 fish/m3, dan 100 fish/m3), with an experimental period of 99 days. Microbial load in water was determined biweekly, whereas immune parameters represented by fish blood profile were measured on day 0, 50, and 90. There was no significant difference in total bacteria count in the water of all treatments; there was however a tendency shown by all treatments that the microbial load in water increased along with the culture period. There were 4 genera of bacteria which particularly found in bioflok system, which are Acinetobacter sp., Corynobacterium sp., Listeria sp., dan Pseudomonas sp, and are suggested to play a role in bioflok formation. The percentage of phagocytic index of fish in bioflok system was higher than that in control, and may indicate that bioflok may stimulate the fish immune system.Keywords: bioflocs, red tilapia, bacteria, blood profile. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelimpahan dan keragaman jenis bakteri dalam air dan parameter imunitas ikan nila Oreochromis sp. yang dipelihara dalam sistem bioflok dengan kepadatan ikan yang berbeda. Penelitian terdiri atas dua faktor perlakuan yaitu penambahan sumber carbon (bioflok dan kontrol), dan padat penebaran ikan (25 ekor/m3, 50 ekor/m3, dan 100 ekor/m3) dengan lama waktu pemeliharaan ikan selama 99 hari. Kelimpahan bakteri diukur setiap 2 minggu sekali selama masa pemeliharaan. Parameter imunitas meliputi gambaran darah diukur dengan pengambilan contoh darah yang dilakukan pada tiga ekor ikan pada hari ke 0, 50, dan 99. Kelimpahan bakteri pada semua perlakuan pada setiap titik pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Semua perlakuan menunjukkan kecenderungan peningkatan kelimpahan bakteri seiring dengan masa pemeliharaan. Terdapat 4 genus bakteri yang hanya ditemukan pada kolam bioflok yaitu Acinetobacter sp., Corynobacterium sp., Listeria sp., dan Pseudomonas sp yang diduga berperan dalam pembentukan bioflok. Persentase indeks fagositik pada ikan dengan perlakuan bioflok lebih tinggi dibanding kontrol, yang mengindikasikan peran bioflok sebagai stimulus sistem imun.Kata kunci: bioflok, nila merah, bakteri, gambaran darah.
Co-Authors . Sunarto A. Sunarma A. SUWANTO A. Suwanto A.J. Sihombing Achmad Farouq Ade Dwi Sasanti ADNI OKTAVIANA Afiff , Usamah Agus Oman Sudrajat Aldy Mulyadin Alfabetian Harjuno Condro Haditomo Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimuddin Alimudin Alimudin, Alimudin Alit Brilliant Angela Mariana Kusumastuti, Angela Mariana Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Angela Mariana Lusiastuti Anis Al Rosjidi Anis Zubaidah Anja Meryandini Anja Meryandini Anjarweni, Vika Atinia Annisa Astri Anggraeni Antonius Suwanto Apriani, Ita Ardana Kurniaji Arief Muhammad Arini Resti Fauzi Aris Tri Wahyudi Asri Sutanti, Asri Asrido, Farhan Astari, Belinda Ayi Santika B. W. LAY Bagus Ansani Takwin Bako, Surandha Benny Heltonika Bunyamin Bunyamin Catur A. Pebrianto D. Augustine D. Djokosetiyanto D. Meha D. Shafruddin D.D. Mailana D.T. Soelistyowati Daniel Djokosetiyanto DEBY YUNIASARI DEDI JUSADI Dendi Hidayatullah, Dendi Dewi Nurhayati Dewi Rahmi DIAH AYU SATYARI UTAMI DIANA ELIZABETH WATURANGI Dinamella Wahjuningrum Dinar Tri Soelistyowati Dwi Agung Saputra Dwi Nita Aryani E. Ayuzar Eddy Supriyono Edi Sudiarto Eko Sudjawoto Elizabeth Waturangi, Diana Enang Harris Enang Harris Enzeline, Valensia Evi Maria Fahmi Rajab Fauzi, Arini Resti Ferymon Mahulette Ferymon Mahulette, Ferymon Fiska Puspita Fitria Novianti Frid Agustinus Gentiga Muhammad Zairin Ghita Ryan Septiani Gustilatov, Muhamad H.J. Bugri Hamida Pattah Hamsah Hamsah Hamtini - Hamtini Hany Handajani Hariadi, Sugeng Harton Arfah Hasan Nasrullah Huda Salahudin Darusman Huda Shalahudin Darusman I. Effendi I. Tepu Iis Diatin Iis Sumartini Iman Rusmana Inem Ode Iqbal Kurniawinata, Mohamad Irma Melati Irzal Effendi Istiqomah, Amalia Ita Apriani Jeanni Indah Noermala Julie Ekasari Julyantoro, Pande Gde Sasmita Kautsar, Badar Kukuh Nirmala Lastriliah, Mira Lilik Setiyaningsih Linuwih Aluh Prastiti M. Tri Djoko Sunarno M. Yusuf Arifin M. Zairin Junior M.A. Lidaenni M.S. Arifin Marli, Marli Mas Tri Djoko Sunarno, Mas Tri Djoko Maulana, Fajar Mia Setiawati Mohammad Faizal Ulkhaq MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Junior Zairin Muhammad Subhan Hamka Muhammad Zairin Jr. Mulyasari Mulyasari Mulyasari Mulyasari MUNTI YUHANA Nasri Julaini Nasrullah, Hasan NISA RACHMANIA MUBARIK Nur Bambang Priyo Utomo Nuri Kamaliah, Syarifah O. Carman Ode, Inem Prassetyo Dwi Dhany Wijaya Puguh Widagdo Putra, The Best Akbar Esa Rahmi, Kurnia Anggraini Rakhmawati, Rakhmawati, Ramadhani, Dian Eka Reza Samsudin Rifqah Pratiwi Rina Rahmawati, Rina Rio Yusufi Subhan Rizki Praseto, Rizki Rizkiyanti, Ita Rr. Bellya Anasti Maharani Ruku Ratu Borut S. Sarah Safira Qisthina Ayuningtyas, Safira Qisthina Salamah Salamah Samsu Adi Rahman Saputra, Damar Auliawan Saputri, Rika Ani Septiani, Ghita Ryan Siregar, Khoirotun Nisa SITI MARYAM Siti Munfaqiroh Sri Nuryati Sri Nuryati Suci antoro Sudrajat, R Herman Sugiyo Hadi Pranoto Sujaka Nugraha Sujono Sujono Sukenda Sukenda . SUKENDA SUKENDA Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Sukenda Suleman, Gabriella Augustine Suprianto, Dedi Suryadi Saputra Tambun, Andreas Tatag Budiardi Tatik Mufidah Tatik Mufidah Taufiq Abdullah Titin Kurniasih Tri Heru Prihadi Tri Rezeki, Nanda Tsani Untsa, Agista Turnip, Enita Romasni Vinasyam, Apriana W. Efiyanti Wahyu Afrilasari WAODE MUNAENI Wasmen Manalu Wicaksono, Baref Agung Wida Lesmanawati Wijaya, Sella Septian Windu Sukenda Wira H Saputra Wiyarni Wiyarni Y. Hadiroseyani Yani Aryati Yanti Inneke Nababan Yeni Elisdiana Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yuke Eliyani Yuke Eliyani Yunarty Yunarty Zafril Imran Azwar Zairin Jr., Muhammad