Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di daerah dengan lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan malaria termasuk rawa, genangan air, dan kandang ternak. Tujuan: Studi ini menyelidiki bagaimana kondisi lingkungan rumah, termasuk rawa, kandang ternak, dan genangan air atau parit, berkorelasi dengan kasus malaria di Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat. Studi observasional analitik ini dirancang sebagai studi kasus-kontrol; 34 responden terdiri dari 17 responden kasus yang terinfeksi malaria dan 17 responden kontrol yang tidak terinfeksi. Data ini diperoleh dari observasi lapangan dan surveilans malaria Puskesmas Sungai Beremas tahun 2024. Untuk mengetahui seberapa besar risiko paparan, analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square (α = 0,05) dan perhitungan persentase kemungkinan (OR). Keberadaan rawa menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian malaria (p = 0,041; OR = 4,36; 95% CI = 1,02–18,55). Genangan air atau parit juga berhubungan signifikan (p = 0,042; OR = 4,64; 95% CI = 1,02–21,1). Sebaliknya, keberadaan kandang ternak memiliki hubungan bermakna (p = 0,001; OR = 120; 95% CI = 12,8–1125,5) namun berperan sebagai faktor protektif melalui mekanisme zooprophylaxis, di mana nyamuk lebih tertarik pada hewan ternak daripada manusia. Faktor lingkungan rumah berpengaruh signifikan terhadap kejadian malaria. Rawa dan genangan air meningkatkan risiko penularan, sedangkan kandang ternak berpotensi menurunkan risiko infeksi. Pengendalian malaria perlu difokuskan pada pengelolaan lingkungan seperti pengeringan rawa, pembersihan parit, dan pengaturan jarak kandang ternak.