ABSTRAK Penyakit DM tidak hanya terjadi pada kelompok usia dewasa, namun juga ditemui pada anak. Saat ini telah terjadi peningkatan kasus DM pada anak hingga mencapai 70 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Peningkatan kasus ini dipicu oleh berbagai faktor risiko, diantaranya gaya hidup tidak sehat, obesitas dan overweight serta kurangnya aktivitas fisik. Namun pengetahuan anak, orangtua, kader dan masyarakat mengenai DM masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya yang bersifat holistik dan terintegrasi dalam memberikan pengetahuan mengenai DM pada masyarakat sebagai bentuk pencegahan sejak dini penyakit DM pada anak. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kader dan orang, serta meningkatkan keterampilan kader dalam memberikan edukasi pada masyarakat mengenai DM pada anak wilayah kerja Puskesmas Lempuing Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah metode ceramah, diskusi dan praktik. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan kader sebelum dan setelah dilakukan edukasi sebesar 3,28, terjadi perubahan pengetahuan orangtua sebesar 3,16 poin. Lebih dari 50% kader yang telah mendapat pendampingan, memberikan edukasi pada kelompok masyarakat mengenai DM pada anak dan pencegahnnya. Kegiatanpenyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan kader dan orangtua mengenai DM pada anak dan pencegahannya, serta meningkatkan kemampauan kader dalam memberikan edukasi kepada masyarakat disekitar wilayah kerja Puskesmas Lempuing Kota Bengkulu. Diharapkan edukasi mengenai DM pada anak di masyarakat terus dilakukan dengan melibatkan peran serta kader kesehatan secara berkesinambungan dalam edukasi.  Kata Kunci: Pemberdayaan Kader, Edukasi, Diabetes Melitus, Anak  ABSTRAC Diabetes mellitus (DM) did not only occur in the adult age group but was also found in children. There was a 70-fold increase in DM cases among children in the last 10 years. This rise was triggered by various risk factors, including unhealthy lifestyles, obesity, being overweight, and lack of physical activity. However, knowledge about DM among children, parents, health cadres, and the community remained low. This indicated the need for holistic and integrated efforts to provide knowledge about DM as an early prevention measure for the disease in children. The aim of this community service activity was to improve the knowledge of health cadres and parents and enhance the skills of cadres in educating the community about DM in children in the working area of the Lempuing Community Health Center in Bengkulu City. The methods used in this activity were lectures, discussions, and practical sessions. The results of the community service activity showed an increase in the knowledge of health cadres before and after the education, with a score improvement of 3.28 points, and a knowledge improvement among parents by 3.16 points. More than 50% of the cadres who received training provided education to community groups about DM in children and its prevention. The counseling activities conducted successfully improved the knowledge of cadres and parents regarding DM in children and its prevention, as well as enhanced the cadres' ability to educate the community in the working area of the Lempuing Community Health Center in Bengkulu City. It is hoped that education on DM in children within the community will continue to be carried out by continuous participation of health cadres. Keywords: Cadre Empowerment, Education, Diabetes Mellitus, Children