Latar Belakang: Hemoglobin A1c (HbA1c) digunakan untuk menilai kontrol glikemik pasien diabetes melitus tipe 2 (DMT2). Kondisi hiperglikemia kronik akan mengubah sifat struktural dan fungsional eritrosit sehingga menimbulkan gangguan mikrosirkulasi. Red blood cell distribution width (RDW) menggambarkan variasi ukuran eritrosit, dianggap berperan untuk menilai komplikasi vaskular pasien DMT2. Tujuan: Menganalisis korelasi HbA1c dengan RDW pada pasien DMT2. Metode: Penelitian analitik potong lintang pada 60 pasien DMT2 di RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak Maret 2022 hingga Maret 2023. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dilakukan pemeriksaan HbA1c menggunakan metode boronate affinity dan nilai RDW didapatkan secara kalkulasi dari alat hematologi otomatis. Korelasi HbA1c dengan RDW dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson (p<0,05). Hasil: Subjek penelitian terbanyak adalah laki-laki (51,7%) dengan rerata usia 58,13 (10,45)tahun. Rerata kadar HbA1c adalah 8,5 (1,72) % dan rerata RDW adalah 13,5 (1,2)%. Hemoglobin A1c berkorelasi sedang dengan RDW (r=0,562; p<0,001). Diskusi: Terdapat korelasi positif sedang antara HbA1c dengan RDW pada pasien DMT2. Peningkatan HbA1c, peningkatan osmolaritas eritrosit, stres oksidatif, dan inflamasi akan menyebabkan penurunan deformabilitas, peningkatan agregasi dan penurunan fluiditas membran eritrosit. Perubahan tersebut menimbulkan gangguan mikrosirkulasi dan mengakibatkan komplikasi diabetes. Simpulan: Terdapat korelasi positif sedang antara HbA1c dengan RDW pada pasien DMT2.