p-Index From 2020 - 2025
6.194
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan Indonesia Nurse Media Journal of Nursing Majalah Keperawatan Unpad Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Majalah Kedokteran Bandung Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing) Jurnal NERS MEDISAINS Medula Jurnal Berita Ilmu Keperawatan JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Jurnal Keperawatan Sriwijaya Health Notions Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Jurnal Keperawatan Padjadjaran Belitung Nursing Journal Jurnal Keperawatan Silampari Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Journal of Health Science and Prevention Jurnal Kreativitas PKM Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) NERS Jurnal Keperawatan Journal of Nursing Care PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal Perawat Indonesia Jurnal Kesehatan Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Media Karya Kesehatan Health Information : Jurnal Penelitian Malahayati International Journal of Nursing and Health Science The Indonesian Journal of Health Science Journal of Telenursing (JOTING) Indonesian Journal of Global Health research Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Masker Medika Jurnal Ilmu Kesehatan Journal of Health and Nutrition Research JHeS (Journal of Health Studies) Jurnal Keperawatan Padjadjaran Acute Care Nursing Journal (PACNJ) Warta LPM Prosiding SIMKESNAS Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Medical-Surgical Journal of Nursing Research Holistik Jurnal Kesehatan NERS Jurnal Keperawatan
Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan Toilet Trainingpada Anak Prasekolah Septian Andriyani; Kusman Ibrahim; Sri Wulandari
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 2 No. 3 (2014): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.631 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v2i3.84

Abstract

Anak bukan dewasa kecil, anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya. Toilet trainingperlu dilakukan selama anak berada dalam periode optimal untuk menghindari efek jangka panjang seperti inkontinensia dan infeksi saluran kemih (ISK). Anak yang terbiasa memakai diaper sejak kecil akan mengalami keterlambatan dalam toilet training. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan toilet trainingpada anak usia 4–5 tahun (prasekolah). Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive samplingdengan jumlah 60 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan analisis regresi logistik ganda. Jumlah responden yang berhasil dalam toilet training sebanyak 36 responden (60%). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, menerapkan pola asuh anak campuran, hampir seluruh responden mempunyai lingkungan baik dan sebagian besar anaknya berhasil dalam toilet training, terdapat hubungan antara pengetahuan, lingkungan dengan keberhasilan toilet trainingpada anak usia prasekolah. Sedangkan pola asuh tidak menunjukkan hubungan dengan keberhasilan toilet training. Faktor yang paling dominan memengaruhi keberhasilan toilet trainingadalah faktor lingkungan dengan nilai OR 29,615 dan p value0.005. Perawat sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat menjadi edukator kepada orangtua tentang pentingnya toilet trainingpada anak dengan memerhatikan aspek lingkungan baik fisik maupun psikologis dalam menunjang proses toilet training.Kata kunci: Keberhasilan toilet training, lingkungan, pola asuh, pengetahuan, toilet training AbstractChildren are not early adult, they describe their growth and development as their age. Toilet training is one of development tasks in preschooler whom needed to be given to the children for avoid problem in urinating such as incontinence urine infection in urinary tract. The children are used diaper early they must be done toilet training. The aim of the research is to identify and test factors that interrelates with the success of toilet training arrange 4 to 5 years old (preschooler). This research used quantitative descriptive with cross sectional design, and used purposive sampling technique. Data were collected using quesioner and analized with double logistic regression. This research using sample are 60 mothers with children age 4-5 years old who came to pediatric policlinic of Dustira`s hospital. It ‘s has result indicates that most respondents have lacked of knowledge,used mix parental style, most of the sample has good environment considered their succeed in toilet training. There are related between knowledge, environment and succeed in toilet training for children age 4-5 years old. Dominant factor influenced the success of toilet training is environmental factor with score 29,615 and p value 0.005. It suggestion that recommended nurse role as health power to expected whom can be educator to the parents for promoting the importance of toilet training in children by paying attention on environmental aspect both physical and psychological in providing toilet training process. Key words: Toilet training, environment, Parental style, knowledge
Pengalaman Pasien Mengalami Serangan Jantung Pertama Kali yang dirawat di Ruang CICU Didi Kurniawan; Kusman Ibrahim; Ayu Prawesti
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 2 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.605 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i2.102

Abstract

Serangan jantung merupakan peristiwa terhambatnya aliran darah pada arteri koroner yang menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen sehingga terjadi kerusakan irreversibel miokard, reaksi tidak percaya, penolakan, marah, dan takut akan kematian. Serangan jantung pada pasien dapat berdampak pada aspek fisik dan psikologis pasien tersbut dan keluarganya. Staf pelayanan kesehatan termasuk perawat perlu lebih memahami perubahan yang terjadi sepanjang perjalanan hidup pasien yang mengalami serangan jantung pertama kali agar tercapai asuhan keperawatan holistik.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis terhadap empat laki-laki dan tiga perempuan yang berusia antara 42–68 tahun melalui wawancara mendalam. Analisis hasil wawancara menggunakan metode Colaizzi. Pengalaman hidup pasien yang mengalami serangan jantung pertama kali dikelompokkan ke dalam tiga tahapan. Tahap pertama yaitu sebelum serangan; situasi yang mencetuskan dan menyebabkan serangan jantung. Tahap kedua yaitu saat terjadi serangan jantung; nyeri dada seperti dihimpit beton, takut meninggal dunia, tidak percaya mengalami serangan jantung, pentingnya kehadiran keluarga saat serangan, dan putus asa mencari pelayanan kesehatan. Tahap ketiga yaitu selama perawatan; merasa sudah sembuh karena tidak nyeri dada lagi, pasrah dan berdoa serta menganggap sakit sebagai cobaan dari Tuhan, keinginan tetap beribadah meskipun sakit, kebahagiaan memeroleh kehidupan ke dua dari Tuhan, gangguan tidur selama perawatan, dan kesulitan pembayaran biaya rumah sakit.Penelitian menemukan wawasan baru yaitu putus asa mencari pelayanan kesehatan, merasa sudah sembuh karena tidak nyeri dada lagi, dan kebahagiaan memeroleh kesempatan hidup kedua dari Tuhan. Berdasarkan hasil temuan maka perlu membuat sistem pertolongan yang cepat pada korban serangan jantung,  meningkatkan pemahaman pasien melalui pendidikan kesehatan mengenai serangan jantung yang dialami sehingga tercapai pelayanan yang paripurna.Kata kunci: Koroner, pengalaman, serangan jantung pertama.Life Experiences of First-Time Heart Attack Patients who are Hospitalised in CICUAbstractA heart attack is an inhibition of blood flow in the coronary arteries that causes oxygen deficiency to the heart muscles, causing irreversible myocardial damage as well as disbelief, denial, anger, and fear of death in patients. A heart attack affects the physical and psyhological aspects of the patient and their family. This situation requires doctors and nurses to better understand the changes in the lives of patients who have their first heart attack in order to reach holistic nursing care. This study uses qualitative method with phenomenological approach. Data was collected by in-depth interviews with 4 men and 3 women between the age of 42 to 68. Data were analyzed with Colaizzi method. Life experiences of patients who have their first heart attack are categorised into 3 phases. The first phase is before heart attack occurs, i.e. circumstances that triggered heart attack. The second phase is when heart attack occurs, e.g. chest pain as if being squeezed by a piece of concrete, fear of death, disbelief, the importance of family during the attack, and desperately seeking medical services. The third phase is during treatment, e.g. feeling better because chest pain has subsided, resignation, praying, considering pain as a test from God, the intention to keep practicing religion in spite of being sick, feeling relieved and happy to receive a second chance from God, sleep disorder during treatment, and difficulty to pay hospital costs.This study discovered new forms of life experiences, including desperately seeking medical care, feeling better because chest pain has subsided, and feeling happy to receive a second chance from God. The findings of this study suggest the need for timely medical response for people having a heart attack, increased involvement of family during the treatment of early heart attack, visits from clergy and improved understanding of patients through health education, in order to develop an excellent medical service.Key words: Heart attack, life experience, phenomenology.
Manajemen Mitigasi Bencana dengan Teknologi Informasi di Kabupaten Ciamis Etika Emaliyawati; Ayu Prawesti; Iyus Yosep; Kusman Ibrahim
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 1 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.972 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i1.139

Abstract

Jawa Barat merupakan wilayah rentan kejadian bencana. Kabupaten Ciamis merupakan daerah yang mempunyai tingkat kerawanan cukup tinggi terhadap kejadian bencana alam tanah longsor dan banjir berdasarkan pemetaan secara global 2012-2029. Namun demikian, penanganan bencana belum tertangani secara optimal. Penanganan korban pada kondisi bencana belum tertangani dengan baik karena minimnya koordinasi, data layanan kesehatan yang tidak memadai sehingga menyebabkan tidak tertanganinya korban akibat bencana. Penggunaan sistem informasi dalam penanganan bencana sangat diperlukan khususnya untuk aspek layanan kesehatan. Tujuan penelitian ini terbentuknya sistem informasi kesehatan khususnya dalam penanganan bencana di Kabupaten Ciamis untuk memudahkan dalam koordinasi penanganan korban dimulai dari lokasi bencana, evakuasi dan transportasi korban ke tempat layanan kesehatan yang sangat tergantung dari kondisi korban, sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, logistik yang dibutuhkan, jarak dan waktu tempuh ke tempat layanan kesehatan, serta sumber daya manusia di tempat layanan kesehatan. Penelitian menggunakan metode riset terapan, menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dengan perangkat lunak arcgis. Hasil penelitian ini yaitu terbentuknya prototipe sistem informasi kesehatan di Kabupaten Ciamis yang diberi nama “Sistem Informasi Bencana Padjadjaran (SIMBARAN)” berisi elemen kesehatan yang diperlukan selama bencana meliputi layanan kesehatan terdekat di sekitar kejadian, sumber daya manusia yang tersedia, saranan prasarana, penanggung jawab program dan sistem rujukan sehingga memudahkan dalam koordinasi penanganan korban yang nantinya diharapkan dapat menurunkan angka kematian korban akibat bencana ataupun kejadian kecelakaan lainnya. Direkomendasikan agar setiap kabupaten di wilayah Jawa Barat memiliki model Sistem Informasi Bencana karena wilayah Jawa Barat yang rentan terhadap kejadian bencana.Kata kunci: Aspek kesehatan, mitigasi, sistem informasi, “simbaran”. Disaster Mitigation Management use Information Technology in CiamisAbstractWest Java is one of region with susceptible disaster. Ciamis is an area that has a fairly high level of vulnerability to natural disasters as landslides and floods based mapping globally from 2012 to 2029. However, disaster management has not handled optimally. Handling of victims in the disaster condition is not handled properly due to lack of coordination, health services data is inadequate, causing no casualties from the disaster Settlement. Using of information systems in disaster management is indispensable, especially for health services aspects. The study purpose is establishment of health information systems, especially in disaster management in Ciamis to facilitate the coordination of the handling of victims starting from the disaster site, evacuation and transportation of victims to the health service that is highly depend on the condition of the victim, facilities and infrastructure of health facilities, logistics required, distance and time to the health service, and human resources in the health service. The research method applied research, using a geographic information system (GIS) software ArcGIS. The results of this study is the formation of a prototype health information system in Ciamis, named “Information System Disaster Padjadjaran (SIMBARAN)” contains the elements necessary health during disasters include the nearest health service in the vicinity of the incident, the human resources available, the proposition infrastructure, responsible program and a referral system to facilitate the coordination of the handling of victims who might be expected to decrease the death toll from the disaster or other accident scene. This study being recommended for each district in West Java has a Disaster Information System model because West Java region that is susceptible to disaster events.Keywords: Information systems, health aspects, mitigation, “simbaran”.
Kualitas Hidup Pasien Pasca Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK) Ida Rosidawati; Kusman Ibrahim; Aan Nuraeni
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1048.578 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.238

Abstract

Penyakit Jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab utama dan pertama angka kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Angka kematian akibat PJK yang semakin meningkat perlu mendapatkan perhatian khusus. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan tindakan Bedah Pintas Arteri Koroner (BPAK) yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pasien pasca BPAK mengalami perubahan dalam hal bio-psiko-sosio-spiritual yang dapat memengaruhi kualitas hidup. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup selama ini masih umum dan mengacu pada budaya dan pelayanan kesehatan di luar negeri, padahal kualitas hidup dipengaruhi oleh budaya setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplor kualitas hidup pasien pasca BPAK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan jumlah partisipan sebanyak 6 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara semi terstruktur yang mengacu pada intrumen Short Form36. Analisa data menggunakan content analysis. Hasil Penelitian yaitu secara fisik semua partisipan masih merasakan nyeri di bekas luka operasi seperti kesemutan dan baal, tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-harinya. Secara emosional semua partisipan mengungkapkan rasa bahagia karena sudah terbebas dari penyakitnya, walaupun tidak sembuh secara total tetapi semua partisipan menerima keadaan dirinya. Secara Sosial semua partisipan mengungkapkan bahwa dukungan keluarga dan dukungan orang sekitar sangat dibutuhkan. Bentuk spiritualitas pada penelitian ini adalah partisipan merasa lebih dekat dengan Tuhan dan lebih mensyukuri keadaannya sekarang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat aspek baru yang didapatkan dari hasil penelitian ini yaitu pentingnya spiritualitas dalam kualitas hidup partisipan. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam proses asuhan keperawatan.Kata kunci:Bedah Pintas Arteri Koroner, Kualitas Hidup,Short Form36.Quality of Life among Patients with Post Coronary Artery Bypass SurgeryAbstractCoronary Artery Diseases (CAD) remains one of the major problems lead to a high mortality rate in many countries including Indonesia. Thus, treatment such as coronary artery bypass surgery is considered as a common treatment to reduce the fatal risks. However, post-surgical problems may arise which can diminish the patient’s quality of life regardless cultural and contextual causal factors. This descriptive qualitative study aimed to explore the quality of life among patients undergone the coronary artery bypass surgery in Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung. Data were collected using an individual semi-structured interview following the Short Form 36 instrument (SF-36) with six participants were recruited. Content analysis was employed to analysis the transcribed data. Findings revealed that all participants have experienced pain, numbness and tingling sensations particularly on the surgical sites without the presence of any daily activity living disturbances. They expressed more positive emotional feelings because of having freedom from their illness. The presence of strong social supports given by families and relatives has motivated the patients to face their recovery phase. In addition, participants expressed the need to have spiritual care which can help them to feel getting closer to the Lord and being more grateful for whatever situations they may have at the moment. Findings have further emphasised the importance of spirituality in the achievement of good quality of life among the participants. The result is expected to contribute to the improvement of best quality of post-operative nursing care plan. Keywords: Coronary Arterial By-Passed Surgery, post-operative care, quality of life, spirituality.
Pengkajian Nyeri pada Pasien Kritis dengan Menggunakan Critical Pain Observation Tool(CPOT) di Intensive Care Unit(ICU) Ayu Prawesti Priambodo; Kusman Ibrahim; Nursiswati N
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 2 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.731 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i2.239

Abstract

Penggunaan alat ukur pengkajian nyeri yang sistematik dan terstandar pada pasien kritis yang tidak mampu untuk melaporkan rasa nyeri adalah suatu hal yang perlu diperhatikan. Behavioural pain scales(BPS) adalah alat ukur yang lebih dini dan banyak digunakan di area keperawatan kritis. Critical pain observation tools(CPOT) adalah alat yang dikembangkan menggunakan unsur-unsur rasa nyeri yang ada pada beberapa alat ukur pengkajian nyeri, termasuk BPS, namun CPOT belum banyak dikenal dan digunakan. Tujuan penelitian adalah melihat kesesuaian alat ukur CPOT dengan alat ukur BPS. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan Crosssectional dengan sampel pasien GICU (General Intensive Care Unit) dengan penurunan kesadaran dan menggunakan ventilasi mekanik sebanyak 48 pasien. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Pengkajian dilakukan dengan observasi skala nyeri menggunakan BPS dan CPOT pada saat pasien kondisi istirahat dan positioninguntuk melihat keandalan alat ukur nyeri. Hasil uji beda dan korelasi pada hasil pengukuran nyeri pada BPS dan CPOT adalah bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa BPS dan CPOT dapat mengukur perbedaan intensitas nyeri saat istirahat dengan saat positioning. Hasil uji kesesuaian (kappa) pengukuran BPS dengan CPOT memiliki nilai kesesuaian yang bermakna, dengan nilai kesesuaian (kappa) BPS-CPOT pada kondisi istirahat sebesar 0,937, sedangkan nilai kesesuaian (Kappa)BPS-CPOT pada kondisi positioning sebesar 0,265. BPS dan CPOT adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam menilai rasa sakit dan meningkatkan manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT lebih mudah digunakan dan aplikatif karena memiliki definisi operasional yang jelas. Kata kunci : Behavioural pain scale, Critical pain observation tool, pasien kritis.Pain Assessment among Critically Ill Patients using the Critical Pain Observation Tool (CPOT) in the Intensive Care Unit AbstractA systematic and standardised tool to assess pain experienced by critically ill patients has been previously highlighted. The BPS is the common tool used in the intensive care setting which can be used. But, the Critical Pain Observation Tool (COPT) has not been used extensively in the hospital. Thus, the efficacy of this tool needs to be examined. This descriptive observational study aimed to find an agreement of CPOT with BPS using a cross-sectional method recruited 48 participants with consecutive sampling technique. Pain assessment was performed during a resting and positioning period to check the agreement of the tools. Data was analysed using Cohen’s Kappa index analysis. Findings demonstrated a significance difference of pain intensity measured by BPS and CPOT during the period of resting (κ = 0.937) and positioning (κ = 0.265). Thus, BPS and CPOT are reliable scales to measure pain intensity. It is expected that those tools can help nurses to improve pain management for critically ill patients. However, CPOT is considered more applicable and user-friendly compared to the BPS.Keywords: Behavioral Pain Scale, Critical Pain Observation Tool, critical nursing care
Pengaruh Foot Massage terhadap Parameter Hemodinamik Non Invasif pada Pasien di General Intensive Care Unit Anita Setyawati; Kusman Ibrahim; Titin Mulyati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 4 No. 3 (2016): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.36 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v4i3.291

Abstract

Kondisi hemodinamik yang tidak stabil merupakan kondisi yang biasa terjadi pada pasien di General IntensiveCare Unit (GICU). Hal ini dapat disebabkan karena stresor yang berasal dari aspek fisiologis, psikologis, maupunlingkungan. Saat ini terapi yang diberikan pada pasien di GICU didominasi oleh terapi farmakologi. Sementaraberdasarkan teori keperawatan holistik, asuhan perawatan pada pasien dapat dioptimalkan dengan terapikomplementer seperti foot massage. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadapparameter hemodinamik non invasif pada pasien di ruang GICU RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Rancanganpenelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan time series design. Jumlah sampelyang digunakan sebanyak 33 pasien dengan teknik consecutive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakanuji Friedman dan dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh footmassage secara signifikan terhadap penurunan MAP (p<0,001), penurunan denyut jantung (p=0,002), danpenurunan frekuensi pernafasan (p<0,001); namun tidak terdapat pengaruh foot massage secara signifikanterhadap peningkatan saturasi oksigen (p=0,150). Foot massage dapat menimbulkan aktivitas vasomotor dimedula. Aktivitas vasomotor ini dapat menurunkan resistensi perifer dan merangsang saraf parasimpatisuntuk menurunkan frekuensi jantung yang selanjutnya dapat meningkatkan curah jantung sehingga membuatpengiriman dan penggunaan oksigen oleh jaringan menjadi adekuat. Oleh karena itu, diharapkan perawat dapatmelakukan praktik foot massage terhadap pasien untuk melengkapi terapi farmakologi yang sudah diberikan.
Effect of Wound Care Using Robusta Coffee Powders on Diabetic Ulcer Healing Yeni Yeni Yulianti; Kusman Ibrahim; Titis Kurniawan
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 6 No. 1 (2018): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1444.564 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v6i1.412

Abstract

Diabetic Gangrene Ulcers are chronic wounds with proinflammatory wound environment caused by elevated levels of  TNF-α, which tends to occur in delay in wound healing, and infection susceptibility. This research aims to determine the effect of wound care using Robusta coffee powder as an adjuvant  to the healing of diabetic ulcers gangrene.32 patients were included in this Quasi-experiment with Pretest-Posttest Control Group Design approach and the sampling was done by consecutive sampling method at random. The object was divided into 2 groups, namely the intervention group and the control group performed on patients undergoing treatment in the surgical and inpatient wards, Regional public hospital, Sekarwangi. The intervention group received wound treatment with Robusta coffee powder while the control group received conventional wound treatment for 2 weeks, during which also has been done assessment of wound scores with wound assessment Bates Jensen at the time of pretest and posttest.            Characteristics of respondents between the intervention group and the homogeneous control did not differ significantly. The difference of mean score of pretest and posttest score in two groups with t test showed there was significant difference with p value <0,05, whereas for difference of mean score between group of intervention and control with independent t test showed there is difference significantly.            There is influence of wound care using Robusta coffee powder as adjuvant to healing diabetic ulcers gangrene in Regional public hospital, Sekarwangi, Sukabumi. Therefore, it is important for the hospital to consider wound care using Robusta coffee powder on diabetic ulcer gangrene wounds as it can accelerate wound healing.  Keywords: Robusta cofee, Wound healing, Diabetic ulcers, Wound assessment Bates Jensen
Hubungan antara Fatigue, Jumlah CD4, dan Kadar Hemoglobin pada Pasien yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) Kusman Ibrahim; Yusshy Kurnia H; Laili Rahayuwati; Baiq Emi Nurmalisa; Siti Ulfah Rifa’atul Fitri
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 5 No. 3 (2017): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1506.348 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v5i3.649

Abstract

Keberadaan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di dalam tubuh secara terus menerus menyebabkan gangguan pada hampir semua sistem tubuh yang berdampak pada munculnya gejala kelelahan (fatigue). Fatigue banyak dilaporkan pada penderita HIV/AIDS dengan prevalensi berkisar antara 20% sampai 60%. Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara fatigue dengan jumlah CD4 dan kadar Hb pada pasien HIV/AIDS. Sebanyak 77 responden direkrut secara purposif di sebuah Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit di Kota Bandung. Fatigue diukur menggunakan kuesioner HIV Related Fatigue Score (HRFS). Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji pearson correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara fatigue dengan jumlah CD4 dalam darah (r = -.289, p< 0.05) dan kadar Hb (r = -.349, p< 0.05). Selain itu, kadar Hb memiliki hubungan yang bermakna dengan jumlah CD4 pada pasien HIV/AIDS (r = .360, p < .01). Hasil penelitian ini mengindikasikan perlunya monitoring kadar CD4 dan Hb secara berkala dan melakukan intervensi untuk mengatasi penurunan Hb dan CD4 sesegera mungkin sehingga dapat mencegah agar fatigue tidak berkelanjutan.Kata kunci: CD4, fatigue, hemoglobin, HIV/AIDS. The Correlation of Between Fatigue, CD4 Cell Count, and Hemoglobin Level among HIV/AIDS PatientsAbstractThe existence of Human Immunodeficiency Virus (HIV) in the body continuously causes disruption in almost all body systems that impact on the emergence of symptoms of fatigue. Fatigue was widely reported in HIV/AIDS patients with prevalence ranging from 20% to 60%. This study examined the relationship between fatigue and CD4 cell count and hemoglobin levels in HIV/AIDS patients. A total of 77 respondents were recruited purposively in Outpatient Clinic, General Hospital Bandung City. Fatigue was measured using the HIV Related Fatigue Score (HRFS) questionnaire. The collected data were analyzed using pearson correlation product moment. The results showed there were significant relationship between fatigue and CD4 count in blood (r = -.289, p< 0.05) and hemoglobin level (r = -.349, p< 0.05). In addition, CD4 had significantly correlation with Hb (r = .360, p < .01). The results of this study indicated that nurses or health care providers need to periodically monitor the CD4 and Hb levels and provide early intervention to manage the hemoglobin and CD4 cell count at optimum levels to prevent prolonging fatiguel.Keywords: CD4, fatigue, hemoglobin, HIV/AIDS.
Comparison of Central Venous Pressure (Cvp) Score among Patients on Mechanical Ventilator with Head of Bed (Hob) Elevation 30O; Neutral, Right, and Left Side Positions Setiyawan Setiyawan; Kusman Ibrahim; Titin Mulyati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1633.935 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v7i1.741

Abstract

Early mobilization is important for critical patients to improve cough reflexes, eliminate bronchial secretions, facilitate work of mucociliary drainage muscles, and to prevent associated pneumonia ventilators and pressure sores. However, at the same time the patient often experiences vital signs change due to fluctuating conditions. Central Venous Pressure (CVP) measurement is oftenly needed to monitor central circulatory system. Unfortunately, in the clinical setting, the patient’s position must be changed first in a 30o neutral head of bed (HoB) position rather than left or right side HoB position. This study aims to examine the differences in of CVP score among patients on mechanical ventilation at HoB position elevation 30o in a neutral, right side, and left side position. This quantitative comparative study involved 24 subjects who were recruited consecutively. Data were analyzed using ANOVA. The results showed that the mean CVP value at neutral HoB position elevation was 13.5 ± 3.96, right sight HoB elevation was 12.8 ± 4.16, and left side HoB elevation was 14.4 ± 4.17. There was a significant difference (p <0.05) among those three positions. Post hoc analysis test found the HoB position 30o neutral vs left side possition was higher and signifficantly difference with HoB elevation 30o neutral vs right side positions (p<0.05). This study suggested nurses need to consider the change of CVP values while changing patiens’ position of HoB elevation 30o neutral, right side, and left side positions. Athough there was statistically difference among three positions, in fact, the value difference was less than 1 cmH2O which clinically did not see any differences.
The Effect of the E-Patuh Application on HIV/Aids Patients’ Adherence in Consuming Antiretroviral Alfian Alfian; Kusman Ibrahim; Imas Rafiyah
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 7 No. 1 (2019): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1664.516 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v7i1.809

Abstract

Medication adherence is behavior that refers to client obeys in following a medication, and makes lifestyle changes in accordance of recommendations from health care providers. Antiretroviral adherence is paramount for HIV/AIDS patients. The effects were often a problem in antiretroviral treatment and toxicity and often be the reason for replacing or stopping antiretroviral treatment. This study aimed to determine the “E-Patuh” Applications effect on antiretroviral adherence in patients Of HIV/AIDS In West Java. The research design was a quasi-experimental with nonequivalent control group design. The location of this research was in RSUD Kota Bandung and in RSUD Kota Banjar. The respondents was selected without randomization and used purposive sampling technique. Respondents in this study were 30 respondents. Data were obtained using self-report questionnaires. The intervention group was monitored a 30-day android-based E-Patuh application and monitored on an E-Patuh website and then measured adherence value with self-report. Data were analyzed using SPSS 22 with chi-square test. The results showed a significant difference between adherence value before and after application of E-Patuh in the intervention group with (p <0.05) with obtained p value = 0,006. The results of this study prove a positive effect on the using of E-Patuh applications against ARV medication adherence in the intervention group with the support system of the E-Patuh application. The used of E-Patuh is helpful in improving ARV adherence in HIV/AIDS patients. The features contained in E-Patuh were directly reminiscent of the timing of taking medication for PWLH. E-Patuh should be consideration for PLHIV and health care providers in hospitals to improve ARV adherence to reduce mortality rates in people living with HIV.
Co-Authors Aan Nur&#039;aini Aan Nuraeni Aan Nur’aeni Aan Nur’aini Aat Sriati Aat Sriati Abdul Rahman Alfian Alfian Amelia, Iftikar Salma Amelia, Vira Amirah, Shakira ANA IKHSAN HIDAYATULLOH Andri Nugraha, Andri Anita Setyawati Aria Nurahman Hendra Kusuma Arlette Suzy Puspa Pertiwi Asadul Islam Astilia, Astilia Ayu Prawesti Priambodo Baiq Emi Nurmalisa Cabanes, Ria C Cahyo Nugroho, Cahyo Cecep Eli Kosasih Christina Listha Citra Windani Mambang Sari Derison Marsinova Bakara Desy Indra Yani Dian Adiningsih Didi Kurniawan Dwi Pudjonarko Dyah Setyorini Dyah Setyorini Earlyana Octavia limbong Ermiati Ermiati Etika Emaliyawati Etika Emliyawati Eva Nurlaela Faizal Idrus Fauziyyah, Raden Nabilah Putri Fera Imelia Agustin Gina Nurdina Habsyah Saparidah Agustina Hadi Nasbey Hana Rizmadewi Agustina Hardhono Susanto Harmita, Devi Hartiah Haroen Harun, Hasniatisari Harun, Hasniatisari Harun, Hasniatisari Harwadi, Hendra Hasanah, Ulung Hayaty, Helmi Helmi Hayaty Hendra Harwadi Heri Budiawan Herliani, Yusshy Kurnia HIDAYATULLOH, ANA IKHSAN Ida Maryati Ida Rosidawati Ida Widaningsih Ihda Al Adawiyah Mz Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Ikeu Nurhidayah Imas Rafiyah Indriono Hadi Inriyana, Ria Iqbal Pramukti Ita Vusfita Iyus Yosep Jabareen, Raifa Jain, Oktavia Nur Azizah Jayalangkara Tanra Kesumawati, Rianti Kombong, Rita La Rangki La Rangki La Rangki Laili Rahayuwati Lia Meilianingsih Lilin Rosyanti Lilis Lismayanti Lilis Lismayanti Lilis Mamuroh limbong, Earlyana Octavia Lin, Chung-Ying Luthfi, Wazirul Made Yos Kresnayana Mamat Lukman, Mamat Maria komariah Maria Komariah Maulana, Sidik Maziyya, Nur Meidiana Dwidiyanti Meilita Enggune Meita Dhamayanti Mochammad Hatta Mustari Aji, Nandang Nia Kurniasih Nita Arisanti Novi Malisa, Novi Nur Chayati Nur Maziyya Nursiswati Nursiswati Oktavia Nur Azizah Jain Olivia, Claudia Pramukti, S.Kp., MsC, Iqbal Purwo Suwignyo Raden Nabilah Putri Fauziyyah Raden Nabilah Putri Fauziyyah Raden Nabilah Putri Fauziyyah Rahmah, Tira Nur Rahmi Muthia Raini Diah Susanti Ramadani, Regina Cahya Restuning Widiasih Ria Bandiara Ria Inriyana Riri Amalina Riri Amalina Ristina Mirwanti, Ristina Rudi Kurniawan Rudi Wisaksana Rudi Wisaksana Sandra Pebrianti Saritessa, Nining Septian Andriyani, Septian Setiyawan Setiyawan siti romadoni Siti Ulfah Rifa’atul Fitri Slamet Riyanto Sri Elis Rohaeti Sri Hartati Pratiwi Sri Hendrawati Sri Hendrawati Sri Hendrawati SRI WULANDARI Stevani Basry Suryani Suryani Titin Mulyati Titin Sutini, Titin Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Titis Kurniawan Tuti Anggriani Utama Tuti Pahria Untung Sujianto Upit Pitriani Urip Rahayu Urip Rahayu Urip Rahayu, Urip Veny Hadju Waluya, Ady Waluya, Jajang Ganjar Widaningsih, Ida Windiramadhan, Alvian Pristy Witdiawati Witdiawati Witdiawati Witdiawati, Witdiawati Witdiawati, Witidiawati Yanny Trisyani Yeni Yulianti Yovita Hartantri Yusshy Kurnia H Yusshy Kurnia Herliani Yusshy Kurnia Herliani Zahara Farhan