ABSTRAKJumlah penderita autis dikota kendari meningkat tiap tahunnya, hal ini di karenakan kurangnya sosialisasi kepadamasyarakat mengenai ciri-ciri anak penderita autis, sehingga orang tua yang jika anaknya masih bayi dan menderita autis,orang tua tersebut tidak akan mengetahuinya dan membiarkan anaknya tanpa adanya pengobatan atau terapi. Menurut dataPusat Layanan Autis Center Sultra, tahun 2018 ada 217 anak penderita autis. Di Kota Kendari sendiri sudah ada sekolah(SLB) dan pusat terapi autis, namun sekolah dan tempat terapi belum memenuhi standar-standar ruang dan layanansebagaimana yang diatur dalam peraturan pemerintah. Dengan demikian, dibutuhkan tempat pendidikan, terapi, dan pusatinformasi mengenai penderita autis yang diharapkan dapat membantu masyarakat. Penelitian ini menggunakan metodekualitatif yaitu Data diambil dengan studi literatur, pengumpulan data, survey, wawancara dan studi banding. Datadikumpulkan sesuai tujuan penelitian. Penelitian di tujukan sebagai berikut: (1) Untuk mendapatkan lokasi dan tapak yangsesuai dengan standar-standar penderita autis; (2) Untuk mewujudkan bangunan yang nyaman dan aman bagi pederita autisdengan pendekatan arsitektur perilaku; (3) untuk mewujudkan pusat pendidikan dan terapi autis dalam bentuk fisik denganpendekatan arsitektur perilaku. Penerapan arsitektur perilaku pada pusat pendidikan dan terapi autis di aplikasikan lebihbanyak ke ruang dalam dan ruang luar. Pada ruang dalam di aplikasikan di ruang terapi, ruang kelas, dan ruang dokter sertapenggunaan perabot pada ruang tunggu. Sedangkan, pada ruang luar yaitu menyediakan permainan yang melatih motorik,penggunaan vegetasi dengan bunga yang berwarna, penggunaan grass blok, lebih banyak menggunakan penutup tanahrumput gaja mini, menyediakan tempat duduk dengan banyak vegetasi dan penambahan lapangan olahraga.Kata kunci : Arsitektur perilaku, pusat pendidikan dan terapi autisABSTRACTThe number of autism in Kendari city has increased every year, this is due to the lack of socialization about thecharacteristics of autism children to the public, so the parents whose baby autism won’t know and leave the childrenwithout treatments or therapies. According to the southeast Sulawesi autistic service center, in 2018 there were 217children with autism. in kendari itself, there are SLB and autistic therapy center but the classes and the therapies are notmeet the standard based on government regulation. Thus, schools, therapy center, and autistic information center arerequired to help people in need. This research using quantitative that is, data were collected through literature studies,data collection, surveys, interviews and comparative studies. Data is collected according to research objectives. Thisresearch is aimed as follows: (1) to obtained the appropriate location and place with the standard of autistic patient; (2) tocreate the comfortable and safe building for the autistic patient with behavioral architecture approach; (3) to create theeducation and autistic therapy center in physical form with behavioral architecture approach. The application ofbehavioral architecture in education and autistic therapy center will mostly applied in indoor and outdoor section. In theindoor applied in the therapy room, classroom, and doctor's room as well as the use of furniture in the waiting room.Whereas, in the outdoor that is providing games that train motorics, the use of vegetation with colored flowers, the use ofgrass blocks, more use of mini gaja grass cover, provide seating with lots of vegetation and the addition of sports fields.Keyword: Behavioral architecture, education and autistic therapy center