Produksi pepaya di Indonesia menghadapi kendala penyakit antraknosa. Kombinasi biokontrol plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dan khamir antagonis Cryptococcus albidus berpotensi digunakan untuk mengendalikan penyakit antraknosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan PGPR yang terdiri dari bakteri Pseudomonas fluorescens dan Bacillus polymixa, khamir antagonis, dan kombinasinya terhadap penyakit antraknosa pepaya di lapang. Percobaan dilakukan di pertanaman pepaya Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan beberapa perlakuan: (P1) perlakuan PGPR di persemaian, (P2) perlakuan khamir antagonis Cryptococcus albidus setelah pepaya berbunga, (P3) kombinasi perlakuan (P1) dan (P2), serta (P4) penyemprotan fungisida dengan bahan aktif Mankozeb 80% setiap minggu. Percobaan disusun dengan rancangan acak kelompok 6 ulangan dengan 16 tanaman per kelompok perlakuan. Pengamatan pertumbuhan pepaya dan produksi buah dicatat dan dianalisis. Aplikasi PGPR, khamir dan dan kombinasinya signifikan menekan infeksi penyakit antraknosa di kondisi lapang dan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pepaya di lapangan. Selain itu, aplikasi kombinasi juga dapat meningkatkan daya perkecambahan benih pepaya. Kata kunci: agens hayati, pengendalian hayati, Colletotrichum sp., produksi buah, pertumbuhan tanaman