Claim Missing Document
Check
Articles

Pengembangan Modul Konseling Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) bagi Bidan Ferina Ferina; Benny Hasan Purwara; Elsa Pudji Setiawati; Hadi Susiarno; Muniroh Abdurrahman; Hadyana Sukandar
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 29 No 1 (2019)
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mpk.v29i1.384

Abstract

Abstract The participation of IUD contraception has not reached a satisfactory rate. The factor that caused this because acceptors did not receive side-effects, fears of sexual intercourse disorders and the risk of malignancy. Lack of information through counseling causes this problems. It caused the ability of midwives to do counseling is still low. The counseling guide available on the form of Family Planning Decision Making Tools (ABPK) with the form of structured counseling has not been able to encourage midwives to conduct counseling properly. Too many ABPK sheets make it difficult for midwives to apply counseling practices. The aim of this study was to develop a IUD counseling module. The research design used was exploratory qualitative with a narrative approach. Samples were selected by purposive sampling, consisting of two counseling experts, three obstetricians experts, three experts from midwifery person from an Indonesian language expert, eight midwives practitioners and eight women of reproductive age. Data was collected by in-depth interviews of experts. Data were processed through the stages of transcription, reduction, coding, categorization to form a theme. The theme obtained was then developed into a draft module with a narrative literature review approach to produce a draft module for IUD counseling. The validity test of qualitative data was carried out by triangulation through midwife group discussions, discussion groups of fertile age women, and expert judgement in April to July 2017. The results of this study are a prototype of the IUD counseling module that can be applied as a guide for midwives because this module does not only contain how the technique of counseling, what will be conveyed in counseling and what distinguishes it from the previous module, in this module there is preparation that strengthens an important midwife to carry out counseling. Abstrak Keikutsertaan kontrasepsi Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) hingga saat ini belum memuaskan. Faktor yang menyebabkan diantaranya akseptor tidak menerima efek samping, khawatir gangguan hubungan seksual, dan risiko keganasan. Informasi melalui konseling yang kurang berkualitas menyebabkan masalah tersebut. Hal ini terjadi karena kemampuan bidan melakukan konseling masih rendah. Panduan konseling berupa Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK) dengan bentuk konseling terstrukur belum mampu mendorong bidan melakukan konseling dengan baik. Lembar ABPK yang terlalu banyak menyulitkan bidan untuk konseling. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul konseling AKDR. Desain penelitian ini adalah exploratory qualitative dengan pendekatan naratif. Sampel dipilih dengan purposive sampling, terdiri dari 2 pakar konseling, 3 pakar Keluarga Berencana (KB)-dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 3 pakar bidan, 1 pakar bahasa Indonesia, 8 praktisi bidan dan 8 Wanita Usia Subur (WUS). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan penjelasan yang memadai dari pakar. Data diolah melalui tahap transkripsi, reduksi, koding, kategorisasi hingga terbentuk tema. Tema yang diperoleh kemudian dikembangkan menjadi draf modul dengan pendekatan narrative literature review hingga dihasilkan draf modul konseling AKDR. Uji keabsahan data kualitatif dilakukan dengan triangulasi melalui diskusi kelompok bidan, diskusi kelompok WUS, dan expert judgement pada bulan April-Juli 2017. Hasil penelitian ini berupa prototipe modul konseling AKDR yang dapat diterapkan untuk menjadi panduan bagi bidan karena modul ini tidak hanya berisi bagaimana teknik konseling, informasi yang disampaikan dalam konseling dan yang membedakan dengan modul sebelumnya, dalam modul ini terdapat persiapan yang menguatkan seorang bidan penting melaksanakan konseling.
Effect of Integrated Antenatal Care Training on Midwife Service Quality Improvement Melsa Sagita Imaniar; Hadi Susiarno; Adhi Pribadi; Herry Herman; Dida Akhmad Gurnida; Hadyana Sukandar
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.705 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i2.3457

Abstract

Antenatal care (ANC) is the most effective strategy for preventing complications in pregnancy. However, the current quality of midwife antenatal care services is still considered low. One of the indicators used for assessing midwifery service quality is the technical competency indicator that includes history taking, physical examination, case management and follow up, examination recording, and effective information, communication, and education (IEC). This study aimed to measure the effect on integrated antenatal care training on the quality of midwife services. The design was a pre-test and post-test quasi-experimental study conducted in Manonjaya Public Health Center, Tasikmalaya district, from November to December 2017. Simple random sampling was applied to get 20 respondents for each intervention and control groups. The bivariate analyses used in this study were the paired t test and the Mann-Whitney test. Results showed an overall increase in service quality scores in the intervention and control groups by 5.5% and 0.86%, respectively, with a significant difference in the increase between the two groups (p<0.05). Therefore, there is a significant increase in the quality of midwife after implementing the integrated ANC module and training to midwives. PENGARUH PELATIHAN ANTENATAL CARE TERPADU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN BIDANAntenatal care (ANC) merupakan strategi pencegahan komplikasi dalam kehamilan paling efektif. Namun, kualitas pelayanan antenatal care bidan saat ini dinilai masih rendah. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan kebidanan adalah indikator kompetensi teknis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, penatalaksanaan dan tindak lanjut kasus, pencatatan pemeriksaan, serta komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh pelatihan antenatal care terpadu terhadap kualitas pelayanan bidan. Desain penelitian ini menggunakan pre-test and post-test quasi-experimental yang dilaksanakan di Puskesmas Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya dari November hingga Desember 2017. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling untuk mendapatkan 20 responden untuk tiap-tiap kelompok intervensi dan kontrol. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t berpasangan dan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan skor kualitas pelayanan secara keseluruhan pada kelompok intervensi dan kontrol sebesar 5,5% dan 0,86% masing-masing dengan perbedaan peningkatan yang signifikan antara kedua kelompok (p<0,05). Simpulan, terdapat peningkatan kualitas bidan yang signifikan setelah penerapan modul ANC terintegrasi dan pelatihan kepada bidan.
Eel Cookies Supplement and Incidence of Diarrhea in Children Aged 12–24 Months Nur Eva Aristina; Dedi Rachmadi; Dewi Marhaeni Diah Herawati; Hadi Susiarno; Dida Akhmad Gurnida; Deni Kurniadi Sunjaya
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3674.221 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v8i1.3885

Abstract

Diarrhea is one of the main causes of death in infants and toddlers in Indonesia. The Indonesian eel is a source of animal protein that contains high nutrients, including vitamin A and zinc, so it can be used to boost immunity. The objective of this study was to analyze the effect of eel cookies on the incidence of diarrhea in children. This was a double-blind randomized control trial (RCT) post-test study on 44 children aged 12–24 months at Garuda Public Health Center, Bandung city, who were selected using the simple random sampling method. The study was conducted for 2 months from January to February 2017. Data were analyzed using the Wilcoxon test. Results showed that there was an effect of eel cookies in reducing diarrhea incidence in toddlers (p<0.001), with no diarrhea condition seen among the toddlers among 18 children who had a history of diarrhea in the past and among 20 other children with no history of past diarrhea. In conclusion, eel cookies can reduce the incidence of diarrhea in children aged 12–24 months. Hence, it can be used as a functional food to improve child immunity as one of the efforts to prevent infectious diseases, especially diarrhea. SUPLEMENTASI COOKIES IKAN SIDAT TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12–24 BULANPenyakit diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan balita di Indonesia. Ikan sidat merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak mengandung vitamin A dan seng sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap kejadian diare pada balita. Desain penelitian dengan randomized controll trial (RCT) posttest group design dengan double blind. Subjek penelitian adalah balita usia 12–24 bulan di Puskesmas Garuda Kota Bandung sebanyak 44 responden. Penelitian dilakukan selama 2 bulan mulai Januari–Februari 2017. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap penurunan kejadian diare pada balita (p<0,001), yaitu tidak ada perubahan kondisi balita dari tidak diare menjadi diare, dan terdapat 18 balita yang pernah memiliki riwayat penyakit diare mengalami perubahan setelah diberikan perlakuan sehingga tidak mengalami diare, sedangkan 20 orang di antara yang tidak memiliki riwayat penyakit diare setelah mendapatkan perlakuan tetap tidak mengalami diare. Simpulan, terdapat pengaruh pemberian cookies ikan sidat terhadap penurunan kejadian diare pada balita usia 12–24 bulan. Oleh karena itu, cookies ikan sidat dapat digunakan sebagai makanan fungsional untuk meningkatkan imunitas anak sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi terutama diare.
Mixed Juice Consumption During Labor to the Mother's Blood Lactate Levels Rezah Andriani; Mieke Hemiawati Satari; Yudi Mulyana Hidayat; Farid Husin; Gaga Irawan Nugraha; Hadi Susiarno; Wisnu Cahyadi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.136 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i3.2907

Abstract

Maternal nutritional needs aim to prevent fatigue marked by lactate accumulation. Mix juice is made for the needs of the mother's energy quickly and reduces the accumulation of lactate. The objective of this study was to find out the influence of mix juice during labor to the mother's blood lactate levels. This study used a randomized controlled trial pretest-posttest group design. This research was carried out at the Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar/PONED (Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care/BEONC) Puskesmas (Public Health Center) Garuda, Puter, Pagarsih, Padasuka, and Ibrahim Aji in Bandung city in March–April 2017. The population was all mothers who gave birth in Bandung. Sampling was carried out randomization, the number of samples of 60 people in treatment and control group. The treatment group received mix juice during labor, while the control group was free to eat and drink. The result was analyzed using comparative-numerical categorical analysis test, and the mean difference was analyzed using unpaired t test. The results showed the average increased in blood lactate levels in the treatment group (1.9 mmol/L) was lower than in the control group (4.0 mmol/L). Statistically, there was a significant difference in elevated blood lactate levels after intervention between the treatment and control group. Mothers who did not receive the mix juice in labor have a risk of elevated blood lactate levels 4 times higher than the mothers who received the mix juice. Conclusion, giving mix juice to the labor process affects the prevention of maternal blood lactate levels. KONSUMSI MINUMAN MIX JUICE PADA PERSALINAN UNTUK KADAR LAKTAT DARAH IBUKebutuhan nutrisi ibu bersalin bertujuan mencegah kelelahan yang ditandai dengan akumulasi laktat. Mix juice dibuat untuk memenuhi kebutuhan energi ibu bersalin secara cepat dan mengurangi penumpukan laktat. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemberian mix juice terhadap kadar laktat darah ibu. Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial pretest-posttest group. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Garuda, Puter, Pagarsih, Padasuka, dan Ibrahim Aji di Kota Bandung pada Maret–April 2017. Populasi penelitian adalah semua ibu yang akan melahirkan di Kota Bandung. Penarikan sampel dilakukan secara acak yang berjumlah 60 orang pada kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan mix juice selama persalinan, sedangkan kelompok kontrol dibebaskan untuk makan dan minum. Hasil dianalisis menggunakan uji analisis komparatif kategorik numerik dan perbedaan rerata dianalisis menggunakan uji t tidak berpasangan. Hasil penelitian didapatkan rerata kenaikan kadar laktat darah pada kelompok perlakuan (1,9 mmol/L) lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol (4,0 mmol/L). Secara statistik terdapat perbedaan bermakna dalam kenaikan kadar laktat darah setelah intervensi antara kelompok perlakuan dan kontrol. Ibu yang tidak mendapatkan mix juice pada persalinan memiliki risiko kenaikan kadar laktat darah 4 kali lebih tinggi dibanding dengan ibu yang mendapatkan mix juice pada persalinan. Simpulan, pemberian mix juice pada proses persalinan berpengaruh terhadap pencegahan peningkatan kadar laktat darah ibu.
Pengaruh Penerapan Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) terhadap Pengetahuan Ibu dan Aktivitas Fisik pada Anak Sekolah Dasar Nurul Auliya Kamila; Hadi Susiarno; Dida Akhmad Gurnida; Irvan Afriandi; Herry Garna; Tono Djuwantono
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.74 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v5i2.2367

Abstract

Aktivitas fisik yang tidak cukup adalah 1 dari 10 faktor risiko utama kematian di seluruh dunia karena merupakan faktor risiko utama penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes melitus. Aplikasi Sayang ke Buah Hati (SEHATI) adalah media informatif yang merupakan panduan bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan dan panduan tentang aktivitas fisik yang benar pada anak usia sekolah dasar yang dikemas dalam bentuk animasi bergerak, warna menarik, dan sistem pengingat waktu/reminder. Dilakukan penelitian quasi experiment dengan pretest-postest with control group design untuk menganalisis pengaruh aplikasi SEHATI terhadap pengetahuan ibu dan aktivitas fisik pada anak usia sekolah dasar selama Januari 2017. Subjek penelitian ibu yang memiliki anak usia sekolah dasar berusia 8−12 tahun di SDIT Uchuwwatul Islam Kota Bandung sebanyak 60 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok intervensi menggunakan aplikasi SEHATI dan kelompok kontrol tidak diterapkan. Pengambilan sampel berdasar atas teknik proportionate stratified random sampling. Pengujian statistik menggunakan uji chi-square dengan kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan karakteristik responden pada kedua kelompok meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, dan paritas. Karakteristik ibu pada kelompok intervensi dan kontrol didominasi oleh usia 30−39 tahun, berpendidikan menengah (SMA, SMP), tidak bekerja, dan paritas multipara. Persentase peningkatan skor pengetahuan pada kelompok intervensi lebih baik daripada kelompok kontrol (25% vs 19%; p=0,001). Skor aktivitas fisik anak peningkatannya lebih baik pada kelompok intervensi (78% vs 61%; p=0,602). Simpulan, aplikasi SEHATI berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ibu dan aktivitas fisik anak usia sekolah dasar.THE EFFECT OF AFFECTIONATE TO BABY (SEHATI) APPLICATION ON MOTHER'S KNOWLEDGE AND PHYSICAL ACTIVITY IN PRIMARY SCHOOL AGE CHILDRENThe lack of physical activity is one of the 10 major risk factors of death in the world, it is major risk factors for non-communicable diseases such as cardiovascular diseases, cancer, and diabetes mellitus. Affectionate to Baby (SEHATI) application is informative media which is a guide for mothers in improving the knowledge and guidance on the correct physical activity in children of primary school age are packaged in the form of moving animations, exciting colors, and the system time reminder. A quasi experiment with pretest-posttest control group design was conducted to analyze the effect of the SEHATI application toward knowledge mother and physical activity in school age children during January 2017. The subjects of this research were 60 mothers who have primary school age children as well as those aged 8−12 years in SDIT Uchuwwatul Islam Bandung. The respondent were divided into two groups the intervention group and the control group. The sampling based on proportionate stratified random sampling. The statistical test using chi square test with the significance of test results is determined by the value of p<0.05. The results showed there were no differences in the characteristics of respondents in both groups, including age, education, occupation, and parity. Characteristics of mothers in the intervention and the control group was dominated by the age of 30−39, secondary education (high school, junior high school), not working, and parity multiparous. The percentage increase of knowledge score in the intervention group was better than the control group 25% vs 19%, p=0.001. Percentage increase of the children's physical activity score in the intervention group was better than the control group 78% vs 61%, p=0.602. Conclusion, SEHATI application is influential in increasing the knowledge of the mother and the physical activity of children of primary school age.
Stunting Determinant on Toddler Age of 12–24 Months in Singaparna Public Health Center Tasikmalaya Regency Erwina Sumartini; Dida Akhmad Gurnida; Eddy Fadlyana; Hadi Susiarno; Kusnandi Rusmil; Jusuf Sulaeman Effendi
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.562 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i3.3673

Abstract

Stunting is a physical growth failure condition signed by height based on age under −2SD. The research goal is knowing the dominant factor associated with stunting on toddler age of 12–24 months in the working area of Singaparna Public Health Center Tasikmalaya regency. The research applies to the cross-sectional design of gender, weight, exclusive breastfeeding history, completeness immunization, and clinically healthy variables, while case-control is for nutrition intake variable. The sample was a total sampling of 376 toddlers, then 30 for case and control group with the simple random method from December 2017 to February 2018. The instrument is a questionnaire, food frequency questionnaire (FFQ), and infantometer. Data analyzed in several ways; univariable, bivariable with chi-square, and multivariable with logistic regression. Research result shows stunting prevalence was 22.5%, next pertain factor of stunting are gender (POR=0.564, 95% CI=0.339–0.937, p value=0.011), exclusive breastfeeding giving history (POR=1.46, 95% CI=1.00–2.14, p value=0.046), and clinically health (POR=1.47, 95% CI=1.00–2.16, p value=0.044). Moreover, dominant factor were gender (OR=0.56, 95% CI=0.339–0.937, p value=0.027) and clinically health (OR=1.68, 95% CI=1.022–2.771, p value=0.041). Thus, gender and clinical health are stunting determinant factors. Children’s health should increase to create maximum growth. DETERMINAN STUNTING PADA ANAK USIA 12–24 BULAN DI PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYAStunting merupakan kondisi kegagalan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan tinggi badan menurut usia berada di bawah −2SD. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor determinan stunting pada anak usia 12–24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian menggunakan desain cross-sectional untuk variabel jenis kelamin, berat badan lahir, riwayat ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi, dan  sehat secara klinis, sedangkan desain case-control untuk variabel asupan nutrisi. Pengambilan sampel secara total sampling sejumlah 376 anak, selanjutnya diambil 30 anak untuk kelompok kasus dan kontrol dengan metode random sederhana periode Desember 2017 hingga Februari 2018. Instrumen menggunakan kuesioner, food frequency questionaire (FFQ), dan infantometer. Analisis data dilakukan secara univariabel, bivariabel dengan chi-square, dan multivariabel dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting sebesar 22,6%, faktor yang berhubungan dengan stunting di antaranya jenis kelamin (POR=0,564; IK95%=0,339–0,937; p=0,011), riwayat pemberian ASI eksklusif (POR=1,46; IK95%=1,00–2,14, p=0,046), dan sehat secara klinis (POR=1,47; IK95%=1,00–2,16; p=0,044). Faktor dominan yang berhubungan dengan stunting adalah jenis kelamin (OR=0,56; IK95%=0,339–0,937; p=0,027) dan sehat secara klinis (OR=1,68; IK95%=1,022–2,771; p=0,041). Jenis kelamin dan sehat secara klinis merupakan faktor determinan stunting. Kesehatan anak perlu ditingkatkan untuk menciptakan pertumbuhan anak yang maksimal.
Asuhan Nutrisi dan Stimulasi dengan Status Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Usia 12‒36 Bulan Erliana Ulfah; Sri Endah Rahayuningsih; Herry Herman; Hadi Susiarno; Dida Akhmad Gurnida; Uni Gamayani; Hadyana Sukandar
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2141.245 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v6i1.2323

Abstract

Asuhan nutrisi dan stimulasi yang kurang memadai pada masa awal kehidupan anak, terutama anak usia 1–3 tahun berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal. Pada usia tersebut anak tumbuh dan berkembang secara pesat. Peran orangtua dalam proses pengasuhan sangat penting, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar anak (asah, asuh, asih), salah satunya adalah asuhan nutrisi dan stimulasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan asuhan nutrisi dan stimulasi dengan status pertumbuhan dan perkembangan balita usia 12−36 bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan mixed method dengan strategi concurrent triangulation. Metode penelitian kuantitatif menggunakan strategi penelitian analitik cross sectional, penelitian kualitatif menggunakan strategi studi kasus. Subjek penelitian adalah 156 orang ibu dan balita usia 12–36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut. Pengambilan sampel kuantitatif dengan teknik proporsi, multistage, dan simple random sampling. Sampel kualitatif menggunakan teknik non-probability sampling dengan purposive sampling. Pengujian satatistik menggunakan uji chi-kuadrat dengan kemaknaan berdasar nilai p<0,05. Penelitian dilakukan periode 25 Januari−1 Februari 2017. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan karakteristik responden dengan asuhan nutrisi dan stimulasi, meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, paritas dan pengasuh, kecuali pekerjaan dan penghasilan, terdapat hubungan dengan asuhan nutrisi (p=0,048 dan p=0,01). Tidak terdapat hubungan asuhan nutrisi dengan status pertumbuhan balita (p=0,272) dan status perkembangan balita (p=0,919). Terdapat hubungan stimulasi dengan status perkembangan balita (p=0,027). NUTRITION CARE AND STIMULATION WITH GROWTH AND DEVELOPMENT TODDLERS AGES 12−36 MONTHSInadequate of nutrition care and stimulation in early childhood development, especially children aged 1−3 years, have an impact on growth and development are not optimal. At that age children grow and develop rapidly. The role of parents in the parenting process is very important, especially in meeting the basic needs of children (teaser, foster care, compassion), one of which is the care of nutrition and stimulation. The purpouse of research was to corelation of nutrition care and stimulation with growth status and development toddler ages 12−36 months. This study used a mixed method design with concurrent triangulation strategy. Quantitative research methods using cross sectional analytical research strategy, qualitative research using case study strategy. Subjects were 156 mothers and toddlers aged 12−36 months, in Community Health Center Cibatu Garut regency. Quantitative sampling technique proportions, with multistage sampling and simple random sampling, qualitative sample using non-probability sampling technique, with purposive sampling.  Chi-square test statistics with significance based on the value of p<0.05. This research done periode 25 January−1 February 2017. The results showed there was no correlation characteristics of respondents (age, education, occupation, income, parity and caregivers) with nutritional care and stimulation, but job and income relationship with the care of nutrition (p=0.048 and p=0.01). There was no correlation with the growth of nutritional care toddler (p=0.272) and the development of nutritional care toddler (p=0.919). There was a correlation with the stimulation of early childhood development (p=0.027).
HUBUNGAN KETENTUAN ANTARA PELAYANAN KELUARGA BERENCANA PASCASALIN DAN PASCAKEGUGURAN BERDASAR PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 146/HK-10/B5/2009 DENGAN ASAS KEMANUSIAAN Rima Nopiantini; Agnes Widanti; Hadi Susiarno
SOEPRA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.594 KB) | DOI: 10.24167/shk.v2i2.822

Abstract

Pelayanan Keluarga Berencana merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan dan kesehatan. Salah satu Pelayanan ini diatur dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-10/B5/2009 yang perlu dipandang dari asas kemanusiaanya.Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Deskriptif dengan pendekatan Metode Penelitian Hukum Normatif. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder dalam bentuk Bahan Pustaka berupa buku dan jurnal. Bahan Pustaka yang digunakan berupa bahan hukum, yakni bahan hukum primer, sekunder dan tersier.Ketentuan Pelayanan Keluarga pascasalin dan pascakeguguran diatur oleh Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-10/B5/2009 tentang pedoman pelayanan keluarga berencana pascasalin dan pascakeguguran untuk kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. Asas Kemanusiaan yaitu asas yang berisi nilai-nilai kemanusiaan, nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat sehingga setiap manusia mendapatkan pengakuan, perlakukan dan penghargaan sesuai harkat kemanusiaan..Hasil penelitian hubungan antara Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-10/B5/2009 tentang pedoman pelayanan keluarga berencana pascasalin dan pascakeguguran untuk kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dan keamanan dalam pelayanan kepada pasien pascasalin dan pascakeguguran dengan asas kemanusiaan yaitu jika ditentukan Peraturan Kepala BKKBN Nomor 146/HK-10/B5/2009 tentang pedoman pelayanan keluarga berencana pascasalin dan pascakeguguran untuk kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak maka tidak dapat memenuhi asas Kemanusiaan
TANGGUNGJAWAB BIDAN TERKAIT KEGAGALAN DALAM PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DITINJAU DARI SEGI HUKUM PERDATA Betty Sumiati; Yanti Fristikawati; Hadi Susiarno
SOEPRA Vol 3, No 2: Desember 2017
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.229 KB) | DOI: 10.24167/shk.v3i2.778

Abstract

Ketentuan hak dan tanggung jawab profesi disusun oleh IBI menjadi sebuah kode etik Bidan yang harus ditaati oleh seluruh Bidan di Indonesia tanpa terkecuali.begitu juga dengan standar pelayanan dan standar praktik yang ditetapkan oleh kompetensi Bidan dan Kepmenkes Tentang Standar Profesi,. Peraturan Menteri Nomor 1464 Tahun 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.Kasus kegagalan kontrasepsi khususnya AKDR memang sudah banyak terjadi dimanapun dan kapanpun. berbagai kemungkinan terhadap bahaya kegagalan yang di alami dengan pasien merupakan salah satu efek dari kb. Meskipun hingga saat ini belum ada tuntutan baik pidana maupun perdata terhadap petugas kesehatan, dan Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap tenaga kesehatan,karena kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Penelitian ini merupakan penelitian hukum dengan metode pendekatan yuridis normatif dan spesifikasi deskriptif analitis. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder dibidang hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. dan Analisis terhadap data menggunakan metode normatif kualitatif.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ketentuan mengenai tenaga kesehatan berdasarkan atribusi Pasal 21 ayat (3) UU Kesehatan seharusnya diatur didalam Undang-Undang. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan tentang tenaga kesehatan yang ada saat ini telah memperoleh perlindungan hukum secara represif maupun preventif. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa Bidan tidak memiliki kedudukan hukum yang setara dengan profesinya, antara batas kewenangan dengan tanggung jawab yang dimiliki oleh Bidan. Sehingga berdasarkan hasil penelitian perlu adanya ketentuan dan kepastian hukum untuk tenaga kesehatan berupa Undang-Undang berikut dengan peraturan pelaksana lainnya yang sesuai. Serta perlu adanya Undang-Undang Kebidanan dan penyesuaian terhadap peraturan pelaksana pengelola yang mengatur tentang Bidan khususnya tentang standar profesi/kompetensi dalam mejalankan kewenangan dalam melaksanakan tugas profesinya
LAPORAN KASUS: Eksensefali sebagai Salah Satu Komplikasi Amniotic Band Syndrome Dewi Maharsita Sri Prajanta Putri; Hadi Susiarno; Budi Handono
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 1 Nomor 1 Maret 2018
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.578 KB) | DOI: 10.24198/obgynia.v1n1.18

Abstract

AbstrakAmniotic band syndrome(ABS) merupakan kelainan non genetik dengan spektrum luas dari  konstriksi dan amputasi sederhana pada jari ekstremitas hingga kelainan kraniofasial mayor hingga defek visera bahkan kematian. Beberapa laporan kasus menyebut anensefali merupakan contoh defek kraniofasial yang dihubungkan dengan ABS. Sonografi membantu diagnosis eksensefali sebagai kondisi peralihan menuju kondisi terminal anensefali sebagai kondisi yang lebih sering ditemukan yaitu kondisi otak janin sudah habis teresorbsi oleh cairan serebrospinal. Fetus dengan eksensefali tidak dapat bertahan hidup, sebagian besar berakhir dengan abortus, intrauterine fetal death dan stillbirth sehingga jika terdeteksi perlu dipertimbangkan untuk dilakukan terminasi kehamilan. Berdasar laporan kasus persalinan spontan Bracht di kamar bersalin RS Hasan Sadikin pada 1 Desember 2016, Ny RA 33 tahun, G3P1A1 gravida 30-31 minggu, letak sungsang, eksensefali, anemia. Pada laporan kasus ini ditemukan membran amniotik berfusi dengan kranium bayi dan absennya tulang tengkorak pada tempat perlekatan membran amnion.  Eksensefali pada kasus ini diperkirakan diawali oleh residu selaput korion berupa jaringan fibrosa yang membentang cavum korionik dan menekan kranium sehingga migrasi membran neurokranium tergganggu dan berakhir dengan akalvaria. Ekstremitas yang berkembang sempurna namun cacat pada beberapa segmen terutama tempat perlekatan membran amnion dan kranium  sesuai letak kejadian cincin konstriksi mendukung teori Torpin. Kata kunci: amniotic band syndrome; acrania Exencephaly as One of Amniotic Band Syndrome ComplicationAbstractAmniotic Band Syndrome includes a spectrum of non-genetic anomalies, varying from simple digital band constriction to major craniofacial and visceral defects, and even fetal death. Anencephaly represents the most common neural tube defect. Sonographic as well as pathologic evidence points to a close link between exencephaly (also frequently referred to as “acrania”) and anencephaly. It has been proposed that the brain tissue of exencephalics may gradually degenerate due to the exposure to amniotic fluid in combination with mechanical trauma. ABS is an aetiological factor in exencephaly. Appropriate counselling for affected families needs to be given after prenatal diagnosis. Based on medical report Mrs RA 33 years old , G3P1A1 30-31 weeks of pregnancy, breech presentation, exencephaly, anemia that delivered her baby on Delivery Room Hasan Sadikin General Hospital at December 1,2016.Amniotic membrane found  fused with fetal cranium and on its attachment found that the cranium was absent (acrania) In the case reported here, the amniotic membrane was well fused to the scalp, and skull bones were absent on the site of attachment of the amniotic membrane. This case supports Torpin’s hypothesis of early amnion rupture, with failure of the cranial bones to develop at the site of attachment of the amniotic band as “early amnion disruption sequence.”. The fibrous strands would entangle and entrapped the fetal head, resulting in faulty migration of the membranous neurocranium which leads to exencephaly on this case. Keywords: Amniotic band syndrome; exencephaly
Co-Authors Abdurrahman, Muniroh Adepoju, Victor Abiola Adepoju, Viktor Abiola Adhi Pribadi Adnani, Qorinah Estiningtyas Sakiah Agnes Widanti Akhmad Yogi Pramatirta, Akhmad Yogi Anita Deborah Anwar Anita Rachmawati Aprianti, Nurul Azmi Ari indra Susanti Arief S. Kartasasmita Aruani, Septi Ashifa, Ade Nurul Aw Wan Yi Azis, Muhammad Alamsyah Aziz, Muhammad Alamsyah Benny Hasan Purwara Betty Sumiati Birgitta M. Dewayani Budi Handono Budi Handono Chandrawila, Willa Dadan Susandi Dany Hilmanto Darlina Darlina Dedi Rachmadi Deni Kurniadi Sunjaya Dewi Andariya Ningsih Dewi Maharsita Sri Prajanta Putri Dewi Marhaeni Diah Herawati Dian Tjahyadi Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dilistia Lestari Dinan S. Bratakoesoema Diru, Inggrid Agatha Dodi Suardi Eddy Fadlyana Elsa Pudji Setiawati Elsa Pudji Setiawati Elsa Pudji Setiawati Elsa Pudji Setiawati Endang Sutedja Erliana Ulfah Erwina Sumartini Estiningtyas Sakilah Adnani, Qorinah Farid Husin Farid Husin Farid Husin Fazira, Frisca Ferina Ferina Ferina Ferina Ferina, Ferina Fernandez, Veronica Firman Fuad Wirakusumah Fitriah, Iin Prima Gaga Irawan Nugraha Gurnida, Dida Gustomo Panantro Hadina Hadina, Hadina Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hadyana Sukandar Hakim, Dzulfikar Djalil Lukman Handayani, Hilda Hani Oktafiani Hanom Husni Syam Henni Djuhaeni Herbawani, Lindya Okti Herman Susanto Herry Garna Herry Herman Herry Herman Heryawan, Iwan Hidayat, Dini Husin, Farid Idaningsih, Ayu Ira Nufus Khaerani Irvan Afriandi James Thimoty Johanes C. Mose Joni Minulyo Jusuf S Effendi Jusuf S Effendi Jusuf S. Effendi Jusuf Sulaeman Effendi Jusuf Sulaeman Effendi Karita Aulia Tama Krisnadi, Sofie Krisnadi, Sofie Riyani Kusnandi Rusmil Kusrini, Prima Kusteja, Nadya Fauzia Kusumaningrum, Hesti Lisdha Yantie Listriyati, Linda M. Rizkar Arev Sukarsa Madjid, Tita Husnitawati Maharani, Fadiah Mardiani Mangun Marhaeni D. H, Dewi Martasari, Bellia Loranthifolia Meita Dhamayanti Melani, Margareta Melsa Sagita Imaniar Mieke Hemiawati Satari Mieke Hemiawati Satari Mira Dyani Dewi Muniroh Abdurrahman Muniroh Abdurrahman Nadhiati Awlia Nasution Nafiani, Elvira Nita Arisanti Nita Arisanti Nita Arisanti Niu, Flora Novitasari, Anis Nugrahani, Annisa Dewi Nur Eva Aristina Nurfitriyani, Ela Nurihsan, Achmad Juntika Nurlina Juniar Nurul Auliya Kamila Octaviani, Dhita Aulia Oki Suwarsa Oktarina Sri Iriani Panantro, Gustomo Passamula, Muhammad Hasan Polar Silumi Pramesti, Monica Ria Pramesty, Regitha Adit Prischilia Modesta Sueng Son Puspa Sari Qorinah Estiningtyas Sakilah Adnani R. M. Sonny Sasotya Rachmat Zulkarnain Rachmawati, Anita Rezah Andriani Ria Niari Nasution Rima Nopiantini Rochmawati Rochmawati Romy Ade Putra Ronny Lesmana Ruswana Anwar Ryandra Prakasa Sakilah Adnani, Qorinah Estiningtyas Saleha, Nurmukaromatis Santoso, Herman Budi Saputri, Nurwinda Sefita Aryuti Nirmala Septiana, Krisna Siska Setiawan . Setyorini Irianti Shelly Iskandar Siti Jubaedah Sofia, Norlaila Sofie R. Krisnadi Sonawati, Sonawati Sri Endah Rahayuningsih Sukmana, Diniati Sunarjati Sudigdoadi Supriyatin, Dedeh Syahbana, Chandra Garnida Tita Husnitawati Madjid Titania Titania Titania, Titania Tono Djuwantono Uni Gamayani Urbaningrum, Bambang Amelia Fajriati Vasra, Elita Vita Murniarti Vita Murniati Tarawan Vita Murniati Terawan Wejak, Gordianus Lelang Widjadjakusumah, Tony Windi Nurdiawan Wiryawan Permadi Yanti Fristikawati Yordian, Kendry Savira Yudi Mulyana Hidayat Yundari, Yundari Yuni Susanti Pratiwi, Yuni Susanti