p-Index From 2020 - 2025
14.426
P-Index
This Author published in this journals
All Journal DiH : Jurnal Ilmu Hukum Jurnal Panorama Hukum NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Pepatudzu : Media Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan Pena Justisia: Media Komunikasi dan Kajian Hukum Rechtsregel : Jurnal Ilmu Hukum Jurnal el-Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan dan Pranata Sosial Jurnal Cahaya Mandalika Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Jurnal hukum IUS PUBLICUM Collegium Studiosum Journal Jurnal Communitarian Journal Evidence Of Law POLICY, LAW, NOTARY AND REGULATORY ISSUES (POLRI) Begawan Abioso JUDGE: Jurnal Hukum Innovative: Journal Of Social Science Research Research Horizon Journal of Progressive Law and Legal Studies Mutiara: Multidiciplinary Scientifict Journal Birokrasi: Jurnal Ilmu Hukum dan Tata Negara Kultura: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Socius: Social Sciences Research Journal Journal Customary Law Journal of Contemporary Law Studies Indonesian Journal of Law and Justice Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Journal of Innovative and Creativity Media Hukum Indonesia (MHI) Jurnal Batavia Journal Social Sciences and Humanioran Review Retorika: Jurnal Komunikasi, Sosial dan Ilmu Politik Rechtsvinding International Journal of Education, Vocational and Social Science Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan SIYASI: Jurnal Trias Politica J-CEKI Siber International Journal of Advanced Law LANCAH Jurnal Inovasi dan Tren Journal of Political and Governance Studies
Claim Missing Document
Check
Articles

Dinamika Ratifikasi Konvensi Jenewa di Indonesia (The Dynamics of The Ratification of Geneva Convention In Indonesia) Damareka, Muhammad Darrell; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines the dynamics of Indonesia’s ratification of the Geneva Conventions in relation to the development of human rights (HAM). Since the national movement era, the spirit of human rights recognition had emerged, later reinforced through Indonesia's ratification of the 1949 Geneva Conventions and the Additional Protocols in 1958. However, implementation at the national level has encountered obstacles, including slow legal harmonization and limited understanding of humanitarian law principles among state actors. The study employs a normative juridical method through a literature-based approach, focusing on developments from pre-independence to the reform era. Findings reveal that Indonesia’s cautious stance toward international obligations, institutional disagreements, and political dynamics have significantly influenced both the ratification process and its execution. The research recommends strengthening national legal frameworks and enhancing institutional capacity through training to ensure effective implementation of the Geneva Conventions' principle
Perbandingan Pemidanaan Pidana umum dengan Pidana Militer dalam Sistem Peradilan Indonesia Maharani, Aulia Cantika; Panjaitan, Rachel Netanya; Ramadhan, Nawal Athaillah; Ledewedjo, Jessica Leonita Anabel; Mawene, Marcha Jeanne; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 2 (2025): June
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15716231

Abstract

Indonesia merupakan negara hukum yang semua landasannya harus memiliki hukum yang jelas dan sesuai dengan konstitusi Indonesia. Indonesia memiliki banyak peradilan seperti peradilan pidana dan peradilan militer yang dimana dua peradilan ini berjalan beriringan. Peradilan pidana sebagai sumber utama yang mengatur segala bentuk perbuatan rakyat Indonesia, sedangkan peradilan militer merupakan peraturan perundang-undangan yang mengatur serta mengikat bagi anggota Tentara Nasional Indonesia. Hukum pidana dengan hukum militer memiliki keterkaitan yang linier, namun terdapat perbedaan dalam pemidanaannya antara hukum pidana dan  hukum militer karena dalam hukum militer memiliki aturan yang lebih dikhususkan bagi Tentara Nasional Indonesia. Bagi Tentara Nasional Indonesia yang melakukan tindakan pelanggaran pidana maka ia juga akan dikenakan pemidanaan militer. Penelitian ini akan membahas tentang perbedaan pidana pokok dalam pidana umum dan pidana militer dan bagaimana pengaturan serta pelaksanaan pemidanaan pada kedua pemidanaan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pemberatan pemidanaan antara hukum pidana umum dengan hukum pidana militer bagi Tentara Nasional Indonesia.
Dilema Hukum Humaniter dan Peran Hukum Militer Dalam Menjaga Kedaulatan Negara Serta Melindungi Warga Sipil Mawene, Marcha Jeanne; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 2 (2025): June
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research examines the tension between the application of international humanitarian law and the legal needs of the military in maintaining state sovereignty during armed conflict. Using normative juridical methods, the study analyses the legal framework governing military action and the protection of civilians in conflict situations. The research focuses on three issues: the effectiveness of applying humanitarian law without compromising military strategies to safeguard sovereignty; obstacles in ensuring civilian protection and solutions from humanitarian law; and synergies between military law and humanitarian law without compromising operational effectiveness. The results show that the dilemma between military and humanitarian interests can be harmonised through proper interpretation of the principles of proportionality, distinction, and precaution, as well as the development of military doctrine that  integrates humanitarian values. The research concludes that strengthening compliance mechanisms, humanitarian law training for military personnel, and improving rules of engagement are crucial steps to balance military imperatives with humanitarian protection in contemporary armed conflicts.
Kedudukan Hukum Internasional Dalam Negara Dengan Sistem Hukum Nasional (The Position Of International Law In A Country With A National Legal System ) Triadi, Irwan; Suwarsoyo, Namira Azzahra; Rahmadhany, Vania Zachra; Hantoro, Charissa Aulia; Salsabila, Marsha Isnaini; Melati, Sekar
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 2 (2025): June
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Globalization has cut the boundaries between national law and international law which are increasingly expanding in their role that increasingly influences the national legal systems of each country, including Indonesia as a country with a mixed legal system. This article examines the position of international law against countries with national legal systems in their integrity to maintain state sovereignty with obligations in the context of international law. In this study, the normative juridical method is used, namely the type of legal research that looks at primary and secondary legal materials such as laws, court decisions, international agreements, and doctrines and opinions of experts, where international agreements in their mechanisms must be ratified before they apply to the national legal system. Although Article 11 of the 1945 Constitution is the constitutional basis, there is no definite mechanism that regulates this integration, thus creating legal uncertainty. Strengthening regulations and harmonization are needed so that international law can be applied effectively without ignoring the sovereignty and values of Pancasila
Analisis Peran Hukum Internasional Dalam Mencegah Perdagangan Manusia Di Indonesia Arafah, Rasya; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15683889

Abstract

Perdagangan manusia merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia yang masih menjadi tantangan global, termasuk di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana peran hukum internasional berkontribusi dalam upaya pencegahan perdagangan manusia di Indonesia. Pendekatan normatif digunakan dengan mengkaji berbagai instrumen hukum internasional seperti Protokol Palermo, Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisir Transnasional, serta peran organisasi internasional seperti UNODC dan IOM. Penelitian ini menemukan bahwa Indonesia telah mengadopsi sejumlah instrumen internasional ke dalam peraturan nasional, seperti Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Meskipun demikian, implementasi di tingkat lokal masih menghadapi tantangan seperti lemahnya penegakan hukum, keterbatasan sumber daya, serta kurangnya koordinasi antar lembaga. Hasil kajian ini menegaskan pentingnya sinergi antara instrumen hukum internasional dan mekanisme nasional, serta perlunya peningkatan kapasitas institusi untuk memperkuat upaya pencegahan perdagangan manusia secara berkelanjutan di Indonesia.
Eksistensi Hukum Militer dalam Menjamin Profesionalisme Tentara Nasional Indonesia Sianturi, Catherine Rosalina; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Military law is an important part of the national legal system that serves to ensure the professionalism of the Indonesian National Army through discipline, ethics, and distinctive internal law enforcement. The military legal system is regulated by Law No. 31/1997 on Military Justice to meet the different needs of military organizations and civil society, especially with regard to discipline enforcement, hierarchy, and preparedness. However, in its implementation, there are various challenges such as overlapping jurisdictions with the general courts, lack of transparency, and a military culture that opposes democratic principles. There is a need to formulate solutions to the existing structural and normative barriers. Military law reform is needed so that the system can be aligned with human rights and the rule of law, and so that Indonesian National Army remains neutral and integrity as a professional national defense tool
Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan Oleh Oknum Militer Di Wilayah Sipil Berdasarkan Kasus Penembakan Oleh Anggota TNI di Papua Zahra, Devyta Ardiyaning Azz; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The conflict involving the Rohingya ethnic group in Myanmar is a longstanding and complex issue, rooted in discrimination against their citizenship status and prolonged interethnic tensions. The enforcement of Myanmar’s 1982 Citizenship Law has led to the Rohingya losing official recognition as citizens, along with their fundamental rights. The Myanmar government regards them as illegal immigrants from Bangladesh, despite historical evidence indicating that the Rohingya have resided in the Arakan (now Rakhine) region long before the country's independence. This discrimination has been further exacerbated by the Burmanization policy implemented by the military regime, which restricts the Rohingya's rights in various aspects of life, such as education, employment, freedom of movement, land ownership, and family planning. The escalation of conflict in 2012 triggered a mass exodus to several countries, including Indonesia. Although Indonesia is not a party to the 1951 Refugee Convention, the country has shown humanitarian concern by providing temporary shelter for Rohingya refugees. Nevertheless, this reception has not always proceeded smoothly due to resistance from local communities, particularly in Aceh, influenced by past experiences and the spread of misinformation. This issue underscores the importance of international cooperation and a deeper understanding of refugee protection principles in order to uphold humanitarian values and maintain regional stability.
Implikasi Hukum Peluncuran Satelit oleh Swasta Dalam Kerangka Hukum Internasional Triadi, Irwan; Faidzuddin, Achmad
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 2 (2025): June
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In recent years, satellite launch activities by the private sector have increased significantly, especially by global companies such as SpaceX, OneWeb, and Amazon. This phenomenon marks a shift in the dominance of space exploration from states to private entities. However, this development raises complex legal issues, especially related to the principle of international responsibility as stipulated in the Outer Space Treaty 1967 and the Liability Convention 1972. This study aims to examine the legal implications arising from losses due to satellite launches by the private sector against states and third parties, and to analyze the effectiveness of the launching state's supervision in the context of international and national law. The Normative-Qualitative Approach to Satellite Launch Law is an analytical method used to understand and analyze the legal aspects of satellite launches. Through, this study found that although the launching state still bears absolute and fault-based responsibility for the activities of non-state entities, the oversight and law enforcement mechanisms are still weak and not yet adaptive to the development of the commercial space industry. The absence of strict sanctions, regulatory gaps, and limited international jurisdiction make the principle of international responsibility difficult to apply optimally. Therefore, it is necessary to update the legal framework, increase national capacity, and international cooperation to create fair, responsible, and sustainable space governance.
Studi Yuridis Terhadap Kewenangan Militer Dalam Penanganan Bencana Alam di Indonesia Lidowati, Alvina Maretia; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15585137

Abstract

Military comes from the word miles, meaning people who are ready or assigned to go to war. The military is a tool of the state that is assigned to go to war and defend the country. Legal politics in the current era or after the reform era states that those who commit general crimes must be subject to general justice. Therefore, in Indonesia itself, regulations are regulated regarding the formation of military justice in Indonesia. Referring to the country of Indonesia which is an agricultural country with a geographical area flanked by two continents and two oceans, Indonesia's position is very strategic because its territory is very potential. Although Indonesia has a potential area, Indonesia is very disadvantaged because it has a territory located in the ring of fire area. Thus, Indonesia becomes an area prone to natural disasters due to this. Therefore, the military also has a role to help overcome natural disasters because the military has the capacity in the form of the ability to carry out tasks which are in fact in emergency conditions with its command network down to the regional level. This is based on the fact that natural disaster management is not only the task of BNPB and BPBD according to the military, but this proves that the military can also help with problems related to natural disaster management
Peran Organisasi Internasional Dalam Memperkuat Pertahanan Siber Global Pada Negara Berkembang Damareka, Muhammad Darrell; Ilyas, Levi Christopher; Arafah, Rasya; Justicyo, Rifky; Triadi, Irwan
Media Hukum Indonesia (MHI) Vol 3, No 3 (2025): September
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa dampak besar terhadap transformasi global, termasuk dalam aspek keamanan siber. Negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan serius dalam membangun kapasitas pertahanan siber yang andal, akibat keterbatasan sumber daya, infrastruktur, serta regulasi yang belum harmonis. Dalam konteks ini, peran organisasi internasional menjadi sangat penting untuk membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan kesiapan dan ketahanan terhadap ancaman siber. Artikel ini membahas kontribusi organisasi internasional, khususnya International Telecommunication Union (ITU), dalam membangun kapasitas siber negara berkembang melalui kerja sama teknis, pelatihan sumber daya manusia, dan advokasi kebijakan keamanan siber. Melalui metode yuridis normatif dan studi pustaka, artikel ini menelusuri bagaimana ITU menjalankan perannya melalui berbagai inisiatif, seperti pengembangan broadband, pelatihan mitigasi kejahatan siber, serta kolaborasi dengan organisasi lain seperti IMPACT dan INTERPOL. Di sisi lain, Indonesia juga telah membentuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai langkah strategis untuk mengoordinasikan keamanan siber nasional. BSSN menerapkan strategi berdasarkan lima pilar Global Cybersecurity Index (GCI), yakni aspek hukum, teknis, organisasi, pengembangan kapasitas, dan kerja sama. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kolaborasi internasional menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem keamanan siber yang tangguh dan adaptif. Oleh karena itu, diperlukan sinergi berkelanjutan antara pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat guna meningkatkan daya saing digital negara berkembang di tengah tantangan dunia maya yang semakin kompleks.
Co-Authors A, Annisa Adam Ramadhan Adam, Chelsea Kairadinda Adilla Putri, Sefrina Linda Afdhali, Dino Rizka Agus Ridwan Aini, Hanifah Qurrotu al anshari, Muhammad Faqih Ali, Jovansyah ali, yusuf Alwan Davis Apriansyah, Mohammad Amanda, Nur Septiana Andreas Ramadhani, Renald Anshari, Muhammad Faqih Al Arafah, Rasya Ardian, Muhammad Fadhil Arfah, Azizah Aria, Muhammad Gustaf Ariapramuda, Cassis Aritonang, Christian Daniel Athallah, Rafli Akmal Audra, Rasyanda Aulia Adek Putri, Nabila Az Zanubiya, Siti Syafa Azra, Muhammad Arya Azzahra, Novita Fitria Butar Butar, Frans Samuel Junero C, Chatrine Cahyono, Marsha Putri Damareka, Muhammad Darrell Danardono Darmawan, Abqary Faraz Darsono Darsono Darsono, Leandra Aurelrio Putra Dewi Rosalina, Maria Dewo Dharmawan, Nugroho Dhaniswara, Puandita Douglas, Jaury Elvira, Olga Fadhila, Rasya Aika Faidzuddin, Achmad Fattah, Akhmad Kautsar Febrian Rizky Akbar Febrian, Fazl Mawla Fiandie, Ursula Jacqueline Firda Amalia Fitriani, Maulida Furqon, Abdil Azizul Gubawan, Endy Hadi, Ilman Hafizar, Achmad Hafizhah, Nur Raima Haikal, Raka Hamdi, Muhammad Naufal Razzan Hantoro, Charissa Aulia Harahap, Aura Nasya Madhani Hariati, Retno Hasanah Pane, Khofifah Hia, Imelda Indah Putri Hudaya, Chintya Rachma Huurun Salma, Athifa Ikwanto, Mahia Albar Ilyas, Levi Christopher Indah, Reviana Mutiara Irawan Irawan IRVANDI, IRVANDI Istimeisyah, Dian Joe, Cleo Patricia Joseph, Michael Geovani Joseph, Michael Giovanni Julio, Christopher Elia Julius, Tambok Justicyo, Rifky Kaban, Divany Harbina Emzilena Karimah, Nabila Kasih, Osihanna Meita Kayla Sidabutar, Jesamine Margareth Khairunnisa, Nasywa Khoiril Anam, Ahmad Kumor, Muhammad Setyo Damar Kumoro, Muhammad Damar Setyo Ledewedjo, Jessica Leonita Anabel Lewerissa, Samuel Suiq Lidowati, Alvina Maretia Limbong, Albert S. Liztha Maharani, Nabilah Lodewijk Peter, Daniel Lubis, Rachel Lubis, William Haposan Lufthi, Al Daffa Naufal Maaruf, Nefrisa Maharani, Aulia Cantika MALA HAYATI, MALA Manggala, Bayu Suryadi Maniari, Elsa Maretia Lidowati, Alvina Maryanto - Mawene, Marcha Jeanne Melati, Sekar Nabilla, Anissa Nafis, Abdul Haris Naibaho, Aldhy Wicaksana Nasir, Tomi Khoyron Nathaniella, Angelica Naufal Nabil, Tamam Naufaldho, Faiz Nur Pratama, Daya Oktaviani, Eka Putri Paksi, Arif Pujawangsa Pangaribuan, Kevin Angelo Panjaitan, Rachel Netanya Paradita, Silvi Aryana Paramesti, Nirwasita Zada Pardomuan, Jaury Douglas Parluhutan Sagala Parulian, Hendra Pradana, David Pratama, Daya Nur Pratistita, Made Wipra Priambodo, Rio Prihantono, Pradipta Priyantoro, Lucky Pujo Widodo, Pujo Purba, Diana Febri Nauli Purnama, Ismarini Della Puspitasari, Isti Putra Syawal Al Mahdi, Muhammad Putra, Gilang Putri, Keshia Annisa Rahardi, Andriyan Rahayu, Cantika Tresna Rahmadhany, Vania Zachra Rahman, Hafizh Aulia Rahman, Naila Kamila Ramadhan, Nawal Athaillah Ramelan, Michael Sanrio Rangoraja, Amudi Panigori Rasya, Harlin Sabrinda Reyhan, Maulana Arfidata Rifky Trihandoko, Ronaldindo Rilya, Muhammad Avin Athalla Rizka Afdhali, Dino Rizkisyah, Renofadli Rizky Akbar, Febrian Rizky, Gerry Putra Roring, Edward Benedictus Rosmaida, Erviyanti Rubianti, Vaganti Safa Sukma Ruli Agustin, Ruli Safira, Ishma Salsabila, Marsha Isnaini Satino Satino Setyawibawa, Rachmat Sianturi, Catherine Rosalina Siregar, Adhito Martogi Natanael Situmorang, Christian Immanuel Sofyan Sauri, Sofyan Sukendro, Achmed Sukrisno, Adi Sulaeman, Akhfa Kamilla Sumertha KY, I Gede Supadmo, Darto Suwarno, Panji Suwarsoyo, Namira Azzahra Syahputra, Rifky Justicyo Syahuri, Taufiqqrohman Syahuri Syaid, Ishma Safira Syalsabila, Khairunisa Syauqina, Naumy Syihab, M. Alvin Tambunan, Joy Catherine Carina Tampubolon , Imagrace Triamorita Tampubolon, Imagrace Triamorita Tampubolon, Vernandito Sudharta Raftua Tarmizi, Rasyid Taufiqurrohman Syahuri Uksan, Arifuddin Wadi, Raines Wahdah, Azzhara Nikita Wicaksono Adi, Satrio Yarly, Erfina Zahra Ajrina, Denanda Zahra, Devyta Ardiyaning Azz Zahratu, Nazwa Salsabila Zaki, Akmal Zevanya, Cristella Zybila, Agista