Salah satu kondisi kronis yang cukup umum pada lansia adalah hipertensi. Penanganan hipertensi yang tidak efektif atau tidak terkontrol merupakan penyebab utama tingginya prevalensi komplikasi, dan hal ini sangat berkaitan dengan cara lansia mengelolanya. World Health Organization (2018) tahun 2019 sebanyak 1,45 Miliar penderita hipertensi, tahun 2020 sebanyak 1,63 Miliar, tahun 2021 sebanyak 2,1 Miliar dan terakhir data tahun 2022 sebanyak 2,17 Miliar. Peneliti melakukan survei pertama di Desa Leubu Mejid, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, dan mengumpulkan data dari 55 lansia penderita hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap lansia di Desa Leubu Mejid, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen terkait pengaturan tekanan darah. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik potong lintang. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 November sampai dengan 7 November 2024. Populasi penelitian adalah 55 lansia hipertensi di Desa Leubu Mejid, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen. Dari keseluruhan populasi diambil sampel sebanyak 55 orang. Program komputerisasi yang digunakan untuk pengolahan data adalah SPSS versi 2.0. Berdasarkan hasil uji univariat, lansia di Desa Leubu Mejid, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, Dua puluh orang, atau 36,4% dari total, memiliki tingkat keahlian yang rendah dan sebagian besar sikap berada pada kategori negatif (frekuensi 31 orang, 56,4%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, dengan ρ (0,000) < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa di Desa Leubu Mesjid, Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pengetahuan dan sikap lansia terhadap pengaturan tekanan darah. Agar hipertensi dapat terkendali, diharapkan akan semakin banyak ilmu pengetahuan dan informasi yang tersedia.