Robert Maynard Hutchins merupakan tokoh kunci dalam filsafat pendidikan perenialisme, yang menekankan pentingnya pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai abadi dan rasionalitas sebagai fondasi pembentukan karakter. Gagasan Hutchins berfokus pada pencapaian kebijaksanaan melalui pendidikan liberal yang menumbuhkan pemikiran kritis, moralitas, dan spiritualitas dalam diri peserta didik. Di era Society 5.0, era di mana teknologi digital terintegrasi ke dalam kehidupan manusia, pendidikan karakter menghadapi tantangan yang signifikan akibat pergeseran nilai, individualisme, dan dominasi teknologi dalam kehidupan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi dan penerapan prinsip-prinsip perenialisme Robert Maynard Hutchins dalam memperkuat pendidikan karakter dalam konteks era Society 5.0. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan kecenderungan induktif. Strategi penemuan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh melalui kajian pustaka terhadap karya-karya Hutchins, sumber-sumber tentang filsafat perenialisme, dan studi-studi kontemporer tentang pendidikan karakter dan Society 5.0. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitis, dengan menginterpretasikan relevansi konsep-konsep Hutchins dengan kebutuhan pendidikan terkini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran Hutchins tetap sangat relevan dalam mengembangkan pendidikan karakter yang berbasis pada kebenaran universal, kearifan moral, dan pembentukan manusia rasional di tengah kemajuan teknologi. Nilai-nilai perenialisme seperti rasionalitas, etika, dan pencarian kebenaran merupakan fondasi penting untuk membimbing peserta didik memanfaatkan teknologi secara bijak dan beradab. Kesimpulannya, penerapan prinsip-prinsip perenialisme Hutchins pada pendidikan di era Society 5.0 dapat menjadi landasan filosofis untuk membentuk karakter manusia yang tidak hanya cerdas digital, tetapi juga bermoral, humanis, dan berorientasi pada nilai-nilai abadi.