p-Index From 2020 - 2025
18.313
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Jurnal Ilmu Lingkungan Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Publikasi Pendidikan JURNAL ANALISIS KEBIJAKAN KEHUTANAN Widyagogik : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Naturalis : Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Sosio Konsepsia Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKN Jurnal Moral Kemasyarakatan Jurnal Pertahanan : Media Informasi tentang Kajian dan Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism dan Integrity JCES (Journal of Character Education Society) JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Etika Demokrasi Jurnal Basicedu Journal on Education Waskita: Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan Karakter Journal of Civic Education Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Jurnal Masyarakat dan Budaya Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Academy of Education Journal International Journal for Educational and Vocational Studies ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Jurnal Teknologi Informasi dan Pendidikan Jurnal Absis : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Jurnal Civic Hukum IJECA (International Journal of Education and Curriculum Application) Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Jurnal Pengabdian UNDIKMA Jurnal Kewarganegaraan Jurnal Borneo Akcaya : Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik Jurnal Pendidikan PKn Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara Hasana Journal Proyeksi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum Jurnal Basicedu QISTINA: Jurnal Multidisiplin Indonesia International Journal of Religion Education and Law Aurelia: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Indonesia Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia Digulis: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Claim Missing Document
Check
Articles

Efektivitas Pendidikan Anti Korupsi Untuk Meminimalisir Tindak Pelanggaran Hak Asasi Manusia Jagad Aditya Dewantara; Syamsuri Syamsuri; Efriani Efriani; Nida Sausan; Iga Fiolita Sari; Deviana Ariska; Annisa Tri Wulandari; Mitha Fransiska
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.225 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3107

Abstract

AbstrakSejak era reformasi, telah dibentuk berbagai lembaga antikorupsi yang berperan besar pada pencegahan serta pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu, kejahatan korupsi merupakan jenis kejahatan dengan dampak yang luar biasa melakukan praktik kejahatan korupsi sama artinya dengan melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Untuk mengoptimalkan upaya pemberantasan korupsi diperlukan adanya regenerasi hukum serta pendekatan budaya yakni melalui pendidikan anti korupsi yang berguna sebagai wadah pembentuk moral generasi muda. Metode pada riset ini menerapkan pendekatan hukum normatif dengan proses pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Program pendidikan anti korupsi yang telah di tetapkan ini memiliki tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang sama yang terpadu serta terbimbimbing guna menghentikan kerugian negara akibat tidakan korupsi. Disisi lain, pendidikan anti korupsi juga efektif untuk diimplementasikan dalam rangka membentuk moralitas anak bangsa serta menjadi langkah pencegahan dini bagi tindak kejahatan lanjut dari korupsi yakni pelanggan hak asasi manusia.Kata Kunci : Korupsi, pendidikan anti korupsi, pelanggaran HAM AbstractSince the reform era, anti-corruption institutions have been established that have a major role in preventing and eradicating corruption in Indonesia. In addition, the crime of corruption is a type of crime with an extraordinary impact, committing a crime of corruption is tantamount to committing a violation of human rights. To optimize efforts to eradicate corruption, it is necessary to have legal regeneration and a cultural approach, namely through anti-corruption education which is useful as a forum for forming the morale of the younger generation. The method in this study uses a normative legal approach with the data collection process using a literature study. This anti-corruption education program that has been established has the aim of providing the same knowledge and understanding that is integrated and guided in order to reduce state losses due to acts of corruption. On the other hand, anti-corruption education is also effective to be implemented in order to shape the morality of the nation's children as well as an early prevention step for further crimes of corruption, namely human rights customers.Keywords: Corruption, anti-corruption education, human rights violations
Mengedepankan Karakter Budaya Untuk Membangun Warga Negara yang Nasionalis Jagad Aditya Dewantara; Syamsuri Syamsuri; Efriani Efriani; Aldian Tomia; Jopani Novia; Ocha Ardania; Victorianus Marterik Arjon; Wilhelmina Tasya
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.755 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3108

Abstract

AbstrakBanyaknya permaslahan-permasalahan yang terjadi pada bangsa indonesia, hal itu hampir semuanya bersumber dari rendahnya moral dan ahlak masyarakat hingga pemimpin negara, banyak sekali jenis pendidikan pada bangsa indonesia namun kebanyakan pendidikan tersebut hanyalah mengajarkan intelektual saja, namun pendidikan yang paling penting untuk mengatasi semua permasalahan yang terdapat dalam bangsa kita ini adalah pendidikan karakter, disini pendidikan karakter lah yang menjadi peran utama untuk membangun karakter bangsa yang mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih maju karena salah satu tujuan dari pendidikan karakter ialah membentuk bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja sama atau bergotong rotong. Keteladanan dan kedisiplinan adalah beberapa contoh hal yang sangat penting untuk di tekankan dalam pendidikan karakter.Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kdisiplinan, Keteladanan AbstractThe many problems that occur in the Indonesian nation are almost all sourced from low morals and morals of the community to state leaders, there are many types of education in the Indonesian nation but most of this education only teaches intellectuals, but education is the most important to overcome all problems contained in our nation is character education, here character education is the main role to build national character that is able to bring Indonesia to a more advanced direction because one of the goals of character education is to form a nation that is strong, noble, moral, tolerant. , cooperate or work together. Exemplary and discipline are some examples of things that are very important to emphasize in character education.Keywords: Character Education, Discipline, Exemplary
Analisis Rasionalisasi Ritual Adat Mappacci Pada Masyarakat Etnis Bugis di Desa Jeruju Besar Munandar Munandar; Imran Imran; Iwan Ramadhan; Jagad Aditya Dewantara
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.473 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3145

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: rasionalisasi mappacci pada masyarakat etnis Bugis di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, rasionalisasi fungsi mappacci, dan rasionalisasi makna mappacci pada masyarakat etnis Bugis di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Data diambil dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil wawancara dan observasi dengan 5 informan dibagi menjadi informan kunci dan informan pendukung. Data diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi mendalam serta menggunakan dokumen yang relevan dengan penelitian. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa rasionalisasi mappacci tradisional di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap memiliki beberapa prosesi, yaitu kedua mempelai yang duduk di atas lamming, membaca Al-barzanji dan Khatamul Qur'an, memasang pacci (daun pacar), dan membaca doa. -doa untuk ucapan selamat dan makan bersama rasionalisasi fungsi mappacci meliputi pedoman perilaku, kontrol sosial, dan identitas kelompok masyarakat Bugis di Desa Jeruju Besar, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya rasionalisasi makna mappacci tradisional meliputi aspek agama, budaya dan pendidikan.Kata Kunci: Rasionalisasi, Mappacci, Etnis Bugis AbstractThis research was conducted in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency. The purpose of this research is to find out: the rationalization of the mappacci in the Bugis ethnic community in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District, the rationalization of the function of the mappacci, and the rationalization of the meaning of the mappacci in the Bugis ethnic community in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District. The research approach used is qualitative research using descriptive methods. Data were taken using observation, interview, and documentation methods. The results of interviews and observations with 5 informants were divided into key informants and supporting informants. The data were obtained using interview and in-depth observation techniques and using documents relevant to the research. From the results of the study it was found that the rationalization of the traditional mappacci in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District had several processions, namely the bride and groom sitting on a lamming, reading Al-barzanji and Khatamul Qur'an, installing pacci (henna leaves), and reading prayers. -prayers for congratulations and eat together rationalization of the function of the mappacci includes behavioral guidelines, social control, and group identity of the Bugis community in Jeruju Besar Village, Sungai Kakap District, Kubu Raya Regency rationalization of the meaning of the traditional mappacci includes aspects of religion, culture and education.Keyword: Rasionalisasi, Mappacci, Etnis Bugis
Analisis Rasionalisasi Nilai-Nilai Mitos Tradisi Bepapas Pada Masyarakat Melayu Sambas di Desa Tempapan Hulu Kabupaten Sambas Rino Rino; Imran Imran; Iwan Ramadhan; Jagad Aditya Dewantara
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1050.54 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3162

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosesi, fungsi, dan makna rasionalisasi nilai-nilai mitos tradisi bepapas pada masyarakat Melayu Sambas di Desa Tempapan Hulu, Kabupaten Sambas. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Alat pengumpulan data adalah panduan observasi, panduan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah reduksi data, penyajian data, penarikan dan verifikasi kesimpulan, pengujian validitas data adalah ekstensi observasi, dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi dalam tradisi bepapa Melayu Sambas di Desa Tempapan Hulu dibagi menjadi 3, yaitu proses awal, proses inti dan proses akhir. Proses awalnya adalah menyiapkan daun tertentu, kemudian diikat dan disatukan, setelah itu dimasukkan ke dalam air tepung beras yang telah dicampur dengan kasai langgir. Proses intinya adalah daun dipukuli sampai ke bagian-bagian tertentu dari tubuh seseorang dengan mulai membaca basmalah. Proses terakhir adalah membaca doa ucapan selamat, dan akhirnya makan jamuan makan. Fungsi tradisi bepapas terdiri dari beberapa fungsi seperti memperkuat hubungan persahabatan, membiasakan diri menghormati tamu, menumbuhkan sikap murah hati, menjaga nilai-nilai tradisional, sebagai sarana dakwah dalam nilai-nilai Islam, mengajarkan tentang ungkapan syukur, dan membiasakan diri hidup bersih. Makna tradisi bepapas terdapat pada alat dan bahan yang digunakan, seperti daun njuang, daun mentibar, daun mbali, air menolak bala bantuan, tepung beras (kasai), seribu daun, dan batok kelapa. Segala sesuatu yang terkandung dalam tradisi bepapas, baik dalam prosesi, fungsi, maupun maknanya, memiliki rasionalisasi mitos yang dapat diterima dengan akal dan dianggap logis oleh masyarakat umumKata Kunci: Rasionalisasi Mitos, Tradisi Bepapas, Melayu Sambas AbstractThis research aims to determine the procession, function, and meaning of the rationalization of the mythical values of the bepapas tradition in the Sambas Malay community in Tempapan Hulu Village, Sambas Regency. The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques used observation, interview, and documentation techniques. The data collection tools are observation guides, interview guides, and documentation. The data analysis techniques are data reduction, data presentation, conclusion drawing and verification, data validity testing was observation extension, and triangulation. The results showed that the procession in the Sambas Malay bepapas tradition in Tempapan Hulu Village was divided into 3, which are the initial process, the core process and the final process. The initial process is to prepare certain leaves, then they are tied and put together, after that they are put in rice flour water that has been mixed with kasai langgir. The core process is that the leaves are beaten to certain parts of a person's body by starting to read basmalah. The final process is reading a congratulatory prayer, and finally eating a banquet. The function of the bepapas tradition consists of several functions such as strengthening friendship relations, getting used to respecting guests, fostering a generous attitude, maintaining traditional values, as a means of da'wah in Islamic values, teaching about expressions of gratitude, and getting used to living clean. The meaning of the bepapas tradition is contained in the tools and materials used, such as njuang leaves, mentibar leaves, mbali leaves, water rejects reinforcements, rice flour (kasai), thousand leaves, and coconut shells. Everything contained in the bepapas tradition, both in its procession, function, and meaning, has a mythical rationalization that can be accepted by reason and is considered logical by the general publicKeywords: Rationalization of Myths, Bepapas Tradition, Malay Sambas
Pengaruh Pemberian Penguatan Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS di SMP Islamiyah Pontianak Edi Iskandar; Sri Buwono; Hadi Wiyono; Aminuyati Aminuyati; Jagad Aditya Dewantara
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.954 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3198

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian penguatan terhadap motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPS di SMP Islamiyah Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bentuk korelasi. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 44 peserta didik yang terdiri dari kelas VII, VIII, dan IX yang sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang disebar kepada respoden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian penguatan pada pada pembelajaran IPS memperoleh persentase 47,30% tergolong dalam kategori kurang dan motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPS memperoleh persentase 60,55% tergolong dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis regresi tentang pengaruh pemberian penguatan terhadap motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPS di SMP Islamiyah Pontianak, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Artinya  dapat disimpulkan bahwa pemberian penguatan memberikan pengaruh pada motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran IPS di SMP Islamiyah Pontianak.Kata Kunci: Pemberian Penguatan, Motivasi Belajar, Peserta Didik, Pembelajaran IPS. AbstractThis study aims to determine the effect of providing reinforcement on students' learning motivation in social studies learning at SMP Islamiyah Pontianak, West Kalimantan. This study uses a quantitative approach in the form of correlation. The population in this study consisted of 44 students consisting of class VII, VIII, and IX as the research sample. The data collection technique used a questionnaire distributed to the respondents. The results showed that the provision of reinforcement in social studies learning obtained a percentage of 47.30% belonging to the less category and students' learning motivation in social studies learning obtained a percentage of 60.55% belonging to the sufficient category. Based on the results of the regression analysis on the effect of giving reinforcement on students' learning motivation in social studies learning at SMP Islamiyah Pontianak, it was obtained a significance value of 0.000 <0.05. This means that it can be concluded that the provision of reinforcement has an influence on students' learning motivation in social studies learning at SMP Islamiyah Pontianak.Keywords: Giving Reinforcement, Learning Motivation, Students, Social Studies Learning.
Akseptasi modernitas beragama Orang Dayak di Kampung Nyarumkop Donatianus BSE Praptantya; Diaz Restu Darmawan; Jagad Aditya Dewantara; Efriani Efriani; Agus Yuliono
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i2.22165

Abstract

Kampung Nyarumkop sebagai pusat persekolahan misi Gereja Katolik, telah merepresentasikan modernitas dalam kehidupan orang Dayak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aspek akseptasi, bentuk, dan pola akseptasi orang dayak terhadap agama mondial. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi budaya dengan prosedur etnografis. Selama 6 bulan kami melakukan observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur, terhadap fenomena akseptasi agama mondial yakni Agama Katolik di tengah orang Dayak. Penelitian ini mengungkap akseptasi terhadap Agama Katolik oleh orang Dayak, terjadi karena terdapatnya domain psikologi, domain sosial dan domain budaya yang memiliki aspek keterbukaan terhadap hal-hal baru di luar diri mereka. Keterbukaan tiga domain ini mendorong orang Dayak di Kampung pada modernitas yang tampak dalam gejala global village dan Detradisionalisasi.   Nyarumkop village as the center of the Catholic Church's mission schooling has represented modernity in the life of the Dayak people. Thus, this study aimed to describe the aspects of the acceptance, form, and pattern of acceptance of the Dayak people towards the mondial religion. This research has used a cultural anthropological approach with ethnographic procedures. For six months we have conducted observations, in-depth interviews, and literature studies, on the phenomenon of acceptance of the mondial religion, namely Catholicism among the Dayak people. This research has revealed that the acceptance of Catholicism by the Dayak people occurs because of the psychological domain, social domain and cultural domain which have an aspect of openness to new things outside of themselves. The openness of these three domains has pushed the Dayak people in Kampung to modernity which can be seen in the symptoms of global village and detraditionalization.
IMPLEMENTASI SIKAP NASIONALISME TERHADAP ETIKA BERMEDIA SOSIAL Jagad Aditya Dewantara; Syamsuri Syamsuri; Efriani Efriani; Sulistyarini Sulistyarini; Afandi Afandi; Agustian Agustian; Rezha Noviandra; T Heru Nurgiansah
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 2 Edisi Desember 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i2.4030

Abstract

Belakangan ini kata Nasionalisme sudah tidak asing lagi dengar di telinga kita semua, karena pada dasarnya nasionalisme sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam kajian observasi dan dokumentasi yang meliputi kajian tentang nasionalisme, etika dan media sosial. Sumber kajian yang digunakan dalam penelitian ini berupa jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan buku referensi yang mendukung untuk mendapatkan berbagai informasi. Adapun dalam penelitian ini media sosial yang dapat dikaji, ialah Facebook, Instagram dan Tik Tok, karena ketiga platform tersebut sangat sering digunakan oleh generasi muda dan masyarakat umum dalam berinternet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan sikap nasionalisme pada masyarakat Indonesia di media sosial sudah cukup baik, namun hanya dibeberapa waktu tertentu sikap nasionalisme tersebut mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Hal ini disebabkan oleh adanya trend tertentu, seperti penyelenggaraan event internasional MotoGP di Mandalika. Sementara itu di berbagai platform seperti instagram, tiktok maupun facebook masih dijumpai rendahnya etika nasionalisme pada generasi muda dalam menggunakan internet.
Strategi Pengembangan Objek Pariwisata Hutan Albasia Iwan Ramadhan; Imran Imran; Haris Firmansyah; Efriani Efriani; Jagad Aditya Dewantara
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i3.908

Abstract

This study aims to determine the strategy in developing the Albasia Forest tourist attraction to attract tourists interest related to the Albasia tree forest tourism object. The method used in this study is a qualitative method with a descriptive form. The results of this study indicate the potential for developing albasia forest tourism objects by utilizing the natural beauty that already exists, conducting promotions through banners and social media with the help of the nature lover community, thus attracting interest, especially young people who want to experience camping in the wilderness. The location is not far from the city. In the development of Albasia forest tourism, there are also positive and negative impacts. The positive effects include increasing economic implications because it provides opportunities for local communities to sell and young people to manage albasia forest tourism so that young people have jobs. However, there are also negative impacts, such as some people disagree with constructing these tourist attractions. Still, the Albasia forest tourism manager can handle these problems appropriately.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi dalam mengembangan objek pariwisata hutan albasia sehingga mampu menarik wisatawan yang berkaitan dengan objek wisata hutan pohon Albasia. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan bentuk deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi dalam mengembangkan daya tarik wisata hutan Albasia ini dengan memanfaatkan keindahan alam yang sudah ada, melakukan promosi melalui banner dan sosial media dengan bantuan dari komunitas pecinta alam, sehingga menarik minat terutama pemuda-pemuda yang ingin merasakan berkemah di hutan yang lokasinya tidak jauh dari kota. Dalam pengembangan wisata hutan Albasia ini juga terdapat dampak positif maupun negatif. Dampak positif yang meliputi dampak ekonomi yang meningkat karena memberikan kesempatan para masyarakat sekitar untuk berjualan dan para anak muda untuk mengelola wisata hutan Albasia sehingga membuat para anak muda sekitar memiliki pekerjaan. Akan tetapi juga terdapat dampak negatif seperti ada beberapa masyarakat yang kurang setuju untuk dibangunnya tempat wisata tersebut namun permasalahan tersebut dapat diatasi dengan baik oleh pengelolal wisata hutan Albasia.
TOLERANSI PERGURUAN PENCAK SILAT UNTUK MEREDAM KONFLIK SOSIAL DI INDONESIA Indriani wuryandari; jagad aditya dewantara; sulistyarini sulistyarini; afandi afandi
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 9, No 2 (2022): Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v9i2.18330

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui toleransi yang terjalin antara perguruan pencak silat meliputi bentuk toleransi, upaya memperkuat toleransi, hambatan dan solusi memperkuat toleransi, serta dampak adanya toleransi di Desa Pinang Luar. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah ketua perguruan pencak silat Pagar Nusa, Persaudaraan Setia Hati Terate, IkSPI Kera Sakti, angota perguruan Pagar Nusa, PSHT, IkSPI Kera Sakti, kepala Desa pinang Luar, dan tokoh masyarakat di Desa Pinang Luar. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan melalui data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa toleransi antar perguruan pencak silat di Desa Pinang Luar terjalin sangat erat, dimana terdapat bentuk toleransi antar perguruan pencak silat yaitu adanya keterbukaan, menyadari adanya perbedaan dan persamaan, adanya sikap kritis serta adanya kemauan untuk saling memahami. Upaya-upaya dalam memperkuat toleransi antar perguruan pencak silat yaitu selalu menjunjung sikap hormat, memiliki rasa solidaritas, kegiatan atau dialog bersama, kesediaan individu untuk membaur, kontribusi aparatur pemerintahan, adanya rasa persaudaraan dan empati yang tinggi, serta kesukarelaan dalam mencegah konflik. Hambatan dalam memperkuat toleransi antar perguruan pencak silat yaitu waktu pelaksanan, fasilitas, dan pendanaan. Solusi dalam mengatasi hambatan yaitu berkordinasi dengan ketua perguruan, membuat alat penunjang latihan, dan iuran setiap pertemuan. Dampak adanya toleransi pencak silat dalam meredam konflik.  ABSTRACTThis study aims to determine the tolerance established between martial arts universities including forms of tolerance, efforts to strengthen tolerance, as well as obstacles and solutions to strengthen tolerance in   Pinang Luar Village.  The research method used is a case study with a qualitative approach.  The source of this research data is the head of the Pagar Nusa martial arts college, The Loyal Heart Terate Fraternity, IkSPI Kera Sakti, members of the Pagar Nusa college, PSHT, IkSPI Kera Sakti, village head   pinang Luar, and community leaders in Pinang Luar Village. Data are obtained through observation, interviews, and through secondary data. The results of this study show that tolerance between martial arts universities in Pinang Luar Village is very closely intertwined, where there is a form of tolerance between martial arts universities, namely openness, awareness of differences and similarities, critical attitudes and a willingness to understand each other. Efforts to strengthen tolerance between martial arts universities are always upholding respect, having a sense of solidarity, joint activities or dialogues, individual willingness to blend, the contribution of government officials, the existence of a high sense of brotherhood and empathy, and volunteerism in preventing conflicts.  Obstacles in strengthening tolerance between martial arts universities are implementation time, facilities, and funding. The solution in overcoming obstacles is to coordinate with the head of the college, make training support tools, and dues for each meeting.  Thereis no tolerance for martial arts in reducing conflicts.
Lio Tribe Transmigration Women's Rights and Justice: Feminism Perspectives, Patriarchy, and Gender Stereotypes Jagad Aditya Dewantara; Maria Rasti Tani; Rustiyarso Rustiyarso; Syamsuri Syamsuri; Afandi Afandi; Warneri Warneri
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 7, No 4 (2022): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v7i4.8882

Abstract

His article discusses the rights and justice of transmigrated women from the Lio Tribe from a feminist perspective. The multicultural ethnic community environment requires the Lio ethnic transmigration community to mingle with the local community in Bhakti Jaya Village. The transmigration community of the Lio Tribe came and settled in Bhakti Jaya Village and continued to carry out the culture that was brought from their area of origin, giving rise to different opinions from each of the figures involved. The culture brought a marriage culture called belis. This research was conducted using an ethnographic methodology to reveal facts using observations, interviews, and documentation to collect data. The participants of this study amounted to nine people as research informants, seven people, and two local people. The study results revealed that the Lio Tribe succeeded in determining the form and number of belis by prioritizing the rights and justice that both partners must obtain. This result can also lead to household harmony for both partners, and therefore, for the transmigration community of the Lio Tribe, who are directly related to this traditional tradition, they must build good relations between the two families, both the bridal family and the inter-ethnic community. And this study shows the harmony between the Belis cultural tradition and the concept of feminism. Finally, this article provides participation to propose solutions to problems in preventing conflicts that may arise in the families involved in this traditional procession.
Co-Authors Adelia Salwa Afandi Afandi Agus Sugiarto Agus Sugiarto Agustian Agustian Agustinus, Edy Al Yuda Aldian Tomia Aldiansyah, Rifki Alexius Aan Amallia Putri Amallia Putri Aminuyati Amrazi Zakso Ana Fergina Andang Firmansyah Annesta, Dinda Annisa Tri Wulandari Antika, Yumi Antonia Ayutriana Arifiyanti, Fitria Ariya Winandar Ariyansyah, Irvan Arpannudin, Iqbal Asep Rudi Casmana Ashari Ashari Asmawati Asmawati Aurelia Yofita Ayu Andini Ayu Komalasari Ayu Wandira Azahra, Siva Devi Bambang Budi Utomo Bambang Budi Utomo Bistari Borneo, Zaky Ibrahim Zayn Cahyaningsih, Ade Cecep Darmawan Cecep Darmawan, Cecep Chorina, Malisa Christanto Syam Dahniar Th. Musa Daniel Daniel Dasim Budimansyah Dede Yas Putra Delvia Uliyanda Destiana Destiana Desvina Gita Resna Deviana Ariska Dewi Utami Diah Trismi Harjanti Diaz Restu Darmawan, Diaz Restu Dilla Tri Aprillia Dinda Dira Adetya Frisca Dwi Riyanti Dwi Riyanti Edi Iskandar Edwin Mirzachaerulsyah Edy Agustinus Efiani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Efriani Ega Nur Cahya Ega Nur Cahya Eka Safitri Emita Emita Emita, Emita Encep Syarief Nurdin, Encep Syarief Endang Maya Pratiwi Endang Purwaningsih Eri Yanti Nopi Eling Fannisa Safarini Fazli Rachman Fikri Nizar Zulkifli Firda Islamaya Farhan Firmansyah, Haris Fitria Arifiyanti Fransisca Yesianti Fransiska, Meliya Galuh Intan Gladis Herazati Hadi Wiyono Halida Halida Hasanah, Rizky Hayati Hayati Hayyu Angreni Hemri Yansa Heni Kuswati Henny Muldia Herlan Herlan Herlinda Herlinda Hermawan, Yudi Hesky Septiawan Hesti Wulandari Husni Syahrudin Idrus Affandi Iga Fiolita Sari Ilham Fajar Suhendar Imran Imran Indah Listyaningrum Indriani wuryandari Ineke Laili Ramadhini Ita Rahmadia Iwan Ramadhan Jawanti, Ardita Putri Melisa Jopani Novia Juliana Juliani, Aisya Jumarni Jumarni Jumarni Jumarni Kadarisma, Gida Khabibatul Fatkhi Kornelia Tantri Yulia Kurita Ayunina La Ode Topo Jers Lifa, Milianti Malisa Chorina Maria Fransiska Apriyani Maria Rasti Tani Maria Ulfa Maria Ulfah Maria Ulfah Mashudi Mashudi Meitriana Mezi Meliya Fransiska Mezi, Meitriana Milianti Lifa Mita Harniawati Mitha Fransiska Mohtar, Tarmila Muhamad Supriadi Muhammad Fachrurrozi Bafadal Muhammad Jailani Muhammad Mona Adha Mulyadi, Dian Muhammad Johan Johor Munandar Munandar Najib, Agus Mohammad Natalia Itut Nida Sausan Niko Juliansyah Nina Ayuni Nindiya Norianda Nining Ismiyani Nur Sutari Nuraini Asriati Nuraini Astriati Nurgiansah, T Heru Nurul Cahya Ocha Ardania Okiri Peter Ochieng Okiri Peter Ochieng Okta Putri Okti Hartati Panzi, Urai Paskaria Erni Kurniati Pawennari Hijjang Poppy Setiawati Nurisnaeny Praptantya, Donatianus BSE Purnama, Shilmy Putri Meiensi Putri Puspitasari Putri Sapitri Putri Tipa Anasi Putri Wardani Raeinady, Vhiasyah Rahyunika Azzahra Rani Rani Rantika Wulandari Raymond Kelvin Nando Raymond Kelvin Nando Reni Rupita Rezha Noviandra Rino Rino Risa Ardiyanti Rohmad Widodo Rohyadi Andika Chandra Rokiaske Rokiaske Rukaya Rukaya Rum Rosyid Rustiyarso Rustiyarso Sahrul Layali Sari, Maya Novita Seli Indriani Shalihhin Affandi Sherley Chintya Sihaloho, Nahot Tua Parlindungan Sinta putri Siti Masitoh Kartikawati Siti Puji Lestariningsih Soeharto Soeharto Sri Buwono . Sudagung, Aditya Darmawan Sulanda, Sulanda Sulistyarini, Sulistyarini Suriaman Suriaman Suriyanisa Suriyanisa Syafitri, Desy Syamsuri Syamsuri Syarifudin Tippe Syifa Nur Qolbiana Syofianti, Resti T Heru Nurgiansah T Heru Nurgiansah Tarmila Mohtar Thomy Sastra Atmaja Tri Widiyastuti Uray Lia Wahyuni Vhiasyah Raeinady Victorianus Marterik Arjon Viktorianus Marterik Arjon Vincent Obedly Wisely Viza Juliansyah Wahyudi Wahyudi Wanda Kurnia Warneri . Wibowo Heru Prasetiyo Wilhelmina Tasya Winda Sartika Sari Witarsa Witarsa Yadi Ruyadi Yansa, Hemri Yudhistira Oscar Olendo Yulia Ningsih Yuline, Yuline Yuliono, Agus Yumi Antika Yumiantika Yuniar Anggraini Yunus, Dadang Yustinus Jacob E. F Zakarias Aria Widyatama Putra Zenifer Kristianita Tarigas