Kehamilan risiko tinggi pada primigravida saat ini masih menjadi kasus terbanyak Kabupaten Bangka dan salah satu faktor penyumbang angka kematian ibu di Indonesia. Menurut data World Health Organizatian (WHO) (2020) bahwa Angka Kematian Ibu sebanyak 295.000 kematian di dunia. Meniliki data Puskesmas Kenanga tahun 2019 risiko tinggi primigravida sebanyak 58 kasus. Pada tahun 2020 risiko tinggi primigravida meningkat sebanyak 73 kasus. Berdasarkan data tahun 2021 sebanyak 66 kasus mengalami penurunan serta berlanjut di tahun 2022 risiko tinggi primigravida sebanyak 54 kasus. Metode penelitian menggunakan Case Control dengan sampel penelitian berjumlah 100 ibu primigravida yang terdiri dari ibu hamil primigravida berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, dengan perincian sebanyak 50 orang (kasus) dan kontrol 50 orang dengan perbandingan pergan 1:1. Instrumen yang digunakan terdiri dari data sekunder dari kohort ibu dan variabel independen (kunjungan ANC, kepatuhan kosumsi tablet Fe dan Kekurangan gizi kronik (KEK) dan variabel dependen (kehamilan risiko tinggi pada primigravida). Pengolahan data secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% ). Hasil Penelitian menemukan faktor - faktor yang berhubungan dengan kejadian kehamilan risiko tinggi pada primigravida diwilayah puskesmas kenanga tahun 2022 adalah kunjungan ANC kepatuhan kosumsi tablet Fe Kekurangan gizi kronik Dalam menentukan program-program untuk mendukung penurunan angka kematian ibu salah satunya melalui deteksi dini kehamilan risiko tinggi pada primigravida. Penyusunan rencana kegiatan akan lebih baik jika melakukan revisi program lama dengan memasukan kegiatan yang baru untuk meningkatkan pelayanan kepada ibu hamil di wialaayah kerjanya.