p-Index From 2020 - 2025
11.198
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teknoin Jurnal Akuntansi AKUNESA Rekayasa Teknik Sipil Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jurnal Adabiyah Jurnal Optimasi Sistem Industri Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen (JABM) E-Journal Journal of Health (JoH) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer MODELING: Jurnal Program Studi PGMI JEPA (Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis) Journal Of Nursing Practice Pendas : Jurnah Ilmiah Pendidikan Dasar Manajer Pendidikan: Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Educan : Jurnal Pendidikan Islam PHILOSOPHICA Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya JURNAL SAINTIS COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education) Jurisprudensi: Jurnal Ilmu Syariah, Perundang-undangan, Ekonomi Islam Otentik's : Jurnal Hukum Kenotariatan JSAI (Journal Scientific and Applied Informatics) The Indonesian Journal of Social Studies Jurnal BELAINDIKA (Pembelajaran dan Inovasi Pendidikan) KIDDO: Jurnal pendidikan Islam Anak Usia Dini Bima Loka: Journal of Physical Education IAIC Transactions on Sustainable Digital Innovation (ITSDI) Jurnal Kewarganegaraan IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Al-Ubudiyah: Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, dan Budaya Jurnal Kolaboratif Sains Journal of Public Health Education BERKAT: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Collegium Studiosum Journal International Journal Software Engineering and Computer Science (IJSECS) SIGMA: Information Technology Journal Jurnal Teknoif Teknik Informatika Institut Teknologi Padang Journal Transformation of Mandalika Journal Indonesia Law and Policy Review (JILPR) Indonesian Journal Of Educational Research and Review Jurnal Gramaswara: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Curtina Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Kariman: Jurnal Pendidikan Keislaman DIKTUM: JURNAL SYARIAH DAN HUKUM Journal of Research and Publication Innovation Sewagati MAJAPAHIT POLICY ISJOUST Journal of Mandalika Literature Hukum dan Demokrasi (HD) Indonesian Journal of Science, Technology, and Humanities Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial & Hukum Jurnal Pelita Pengabdian SAINTEK Jipmor: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Humaniora Media of Computer Science Journal of Advanced Research in Social Sciences and Humanities Journal of Multidimensional Management Pawitra Komunika: Jurnal Komunikasi dan Sosial Humaniora
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Rekayasa Teknik Sipil

PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU PADA BALOK KAYU LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI BERDASARKAN PENYUSUNAN LAMINASI UNBALANCED TERHADAP KUAT LENTUR DWINANDA RAMADHAN, YOGI; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pemanfaatan teknologi perekatan laminasi pada balok kayu sebagai bahan baku konstruksi sudah lama dipergunakan tetapi perkembangannya tidak sepesat teknologi beton dan baja. Balok kayu laminasi merupakan salah satu hasil dari rekayasa yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas kayu serta menjawab kebutuhan dimensi dan panjang bentang kayu struktural. Berdasarkan penyusunan laminanya terbagi menjadi 2 yaitu penyusunan Balanced dan Unbalanced. Penelitian menerapkan teknologi laminasi dengan memanfaatkan kayu sengon dan kayu meranti berupa balok laminasi (Glued Laminated Timber) yang bertujan untuk mengetahui pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) terhadap kuat lentur balok laminasi. Balok laminasi pada penelitian ini menggunakan 3 lapis kayu dengan susunan Meranti?Sengon-Meranti. Benda uji pada penelitian ini adalah balok berdimensi b= 4cm, h= 6cm, dan l= 100cm dengan 5 variasi ketebalan laminasi kayu sebagai berikut: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm-2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), dan LE (3cm-2cm-1cm). Hasil penelitian didapatkan bahwa pengaruh penyusunan tidak seimbang (Unbalanced) ditinjau dari kuat lentur dan lendutannya, semakin besar ketidakseimbangan ketebalan antar lapisan laminasi mengakibatkan berkurangnya kuat lentur yang terjadi pada balok laminasi tersebut serta balok laminasi dengan penebalan pada bagian bawah menjadi lebih getas dan kaku dibandingkan dengan variasi dengan penebalan pada bagian atas. Dari hasil pengujian didapatkan ketebalan untuk mendapatkan kuat lentur yang optimal jika ditinjau dari beban layan adalah variasi LA (1cm-2cm-3cm) sedangkan jika ditinjau dari beban maksimalnya adalah penyusunan pada variasi LC (2cm-2cm-2cm) dengan kuat lentur sebesar 614.68 kg/cm², nilai kuat lentur tersebut lebih baik dan tidak lebih getas dari semua variasi lainnya. Kata Kunci: Balok Laminasi, Laminasi Kayu Unbalanced, Kuat Lentur Balok Laminasi Abstract The utilization of laminated gluing technology on wood beams as construction materials have long been used but the progress is not as much as concrete and steel technology. Laminated wood beams is one of the results of the engineering to improve the quality of wood and answer the needs of the dimensions and length of structural wood. Based on the layout of lamination that is divided into 2 layouts are Balanced and Unbalanced layout. This research apply laminated technology by using Sengon wood and Meranti wood in the form of laminated beams (Glued Laminated Timber) which has been applied to find out the effect of unbalanced lamination to bending strength laminated beams. Laminated beams in this research using 3 layers of wood with Meranti?Sengon-Meranti compotition. The semple on this research is a beam with dimension B = 4cm, H = 6cm, and L = 100cm with 5 thickness variations of wood laminate as follows: LA (1cm-2cm-3cm), LB (1,5cm-2cm -2,5cm), LC (2cm-2cm-2cm), LD (2,5cm-2cm-1,5cm), and LE (3cm-2cm-1cm). The results of this research are the effects of unbalanced layout reviewed from bending strength and deflection, The higher unbalanced thickness among the layers causes reducement in bending strength that happens in glued laminated beams, also with the thickening at the bottom side of the glued laminated beams becomes more rigid and brittle than variatoions of thickening at the top side. The more balanced thickness among wood layers that resulted in laminated beams being more strong to bending strength. From the results of the research are the effects of thickness to get an optimal bending strength if based on service load is LA (1cm-2cm-3cm) meanwhile if based on maximal load is the variation of LC (2cm-2cm-2cm) with a result of bending strength test of 614.68 kg/cm ². That value of bending strength is better and not more ducked than all other variations. Keywords: Laminated Beam, Unbalanced Laminated Timber , Bending Strength of Laminated Beam.
ANALISIS OPTIMALISASI TINGGI FOKUS (F) PELENGKUNG PADA PERENCANAAN JEMBATAN LENGKUNG TIPE LANTAI ATAS (ARCH BRIDGE DECK TYPE) ZAINI, MOCH.; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Batang lengkung merupakan bagian dari struktur yang paling penting sekali karena seluruh beban di sepanjang beban jembatan dipikul olehnya. Tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui pengaruh tinggi fokus (f) pelengkung terhadap kekuatan pilar pada perencanaan jembatan lengkung tipe lantai atas (Arch Bridge Deck Type) dan dapat mengetahui tinggi optimal jembatan pelengkung. Penelitian ini membahas desain jembatan pelengkung beton. Kemudian memodelkannya menjadi tiga model jembatan dengan tinggi fokus (f) yang berbeda-beda (10 m ? 12 m) untuk memperoleh hasil yang optimal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian simulasi dengan bantuan program CSI Bridge untuk memperoleh gaya dalam berupa aksial, momen, dan deformasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditinjau dari pilar dengan dimensi yang sama menunjukan bahwa tinggi fokus (f) mempengaruhi nilai aksial dan momen yang terjadi, sampai dengan 12 m. Semakin tinggi fokus (f) kemampuan aksial dan momen yang terjadi semakin efektif. Optimalisasi tinggi fokus (f) pada pilar tercapai pada model jembatan III dengan tinggi fokus (f) 12 m atau 1/5 L. Kata Kunci: jembatan pelengkung beton, tinggi fokus (f)The bridge in general is a construction that serves to connect the two parts of the road that is cut off by the obstacles such as deep valleys, river channels, lakes, irrigation channels, times, railroads, highways that are not in plane and other. The arch is the most important part of the structure because all loads along the bridge load are borne by it. The purpose of this research is to know the influence of high focus (f) curve of pillar strength in the planning of arch bridge upstrairs type (Arch Bridge Deck Type) and can know the optimal height of the bridge of the arch. This study discusses the design of concrete arch bridge. Then model it into three different types of bridge (f) (10 m ? 12 m) in different bridges to achieve optimal results. This research is a type of simulation research with the help of CSI Bridge program to obtain axial style, moment, and deformation. The results showed that viewed from the pillar with the same dimensions showed that the focal height (f) affects axial values and moment that occur, up to 12 m. The heigher the focus (f) the axial ability and the more effective the moment. The optimilization of the focal height (f) on the pillar was achieved on bridge III model with focal height (f) 12 m or 1/5 L. Keywords: concrete curve bridge, focal height (f)
PENGARUH VARIASI PANJANG SAMBUNGAN PADA SAMBUNGAN BALOK KAYU BIBIR MIRING BERKAIT TERHADAP KUAT LENTUR FAUZI ANDRIANSYAH, MUHAMMAD; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sambungan merupakan titik terlemah dalam sambungan kayu khususnya yang masih berupa sambungan konvensional, dimana faktor aman yang digunakan masih cukup tinggi sehingga mengakibatkan kurang hematnya pemakaian kayu. Jenis sambungan kayu bibir miring berkait merupakan sambungan yang banyak di aplikasikan seperti untuk balok (gording) dan kuda-kuda, dimana akan lebih banyak menerima gaya lentur maupun gaya tarik. Panjang sambungan kayu bibir miring berkait memiliki standar panjang sambungan sebesar 2,5h ? 3h. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panjang efektif sambungan bibir miring berkait balok kayu meranti dan perilaku kerusakan dalam pengujian lentur, dengan acuan sifat fisik dan sifat mekanik kayu meranti. Pengujian lentur menggunakan model 2 tumpuan sendi-rol dengan beban terpusat ditengah bentang. Balok berdimensi 4/6 cm panjang 150 cm dengan 5 variasi panjang sambungan diantaranya: 2h, 2,5h, 2,75h, 3h dan 3,5h pada tengah bentang. Hasil penelitian menunjukkan sambungan paling baik adalah variasi panjang sambungan 2,75h dengan kuat lentur 647,06 kg/cm2, diikuti dengan variasi panjang sambungan 2,5h dan 3h dengan kuat lentur 630,47 kg/cm2, sedangkan variasi panjang sambungan 2h dan 3,5h memiliki kuat lentur terendah sebesar 580,69 kg/cm2. Rata-rata perilaku runtuh yang terjadi adalah kerusakan geser, semakin panjang sambungan kerusakan mengarah pada kerusakan lentur. Kata Kunci: Sambungan Bibir Miring Berkait, Panjang Sambungan, Perilaku Lentur. Abstract Connection was the weakest point in wood structures especially that still was conventional connection, while safety factor that was used still high enough resulting in less efficient use of wood. Angle-notched with hooked connection type was a wood connection that were widely applied such as beams (roof beam) and truss frame, which about received bending force and tensile force. Length of angle-notched with hooked connection type has a standard length within 2,5h ? 3h. The purpose of this research was to determine which the effective length of angle-notched with hooked connection type of meranti wood and behavior damaged on bending load experiment, with reference to the physical and mechanical properties of meranti wood. Bending load experiment was used 2 foothold pins and roller with one loaded will applied on the middle of the beams. The beams has measurement 4/6 cm and long 150 cm with has 5 length connection variations type among them: 2h, 2,5h, 2,75h, 3h and 3,5h in the middle of the beams. The result of the research showed the best connection bas variation in connection length of 2,75h with bending strength value about 647,06 kg/cm2 followed by variation in connection length of 2,5h and 3h type about 630,47 kg/cm2, while variations in connection length of 2h and 3,5h had the lowest bending strength value about 580,69 kg/cm2. The average of behavior damaged of the beams was shear damaged, if getting longer applied of the connection, the behavior damaged is aim to bending damaged. Keywords: Angle-Notched with Hooked Connection, Length Connection, Bending Load.
PENGARUH LETAK BIBIR BERKAIT KAYU PADA SAMBUNGAN BALOK KAYU BIBIR MIRING BERKAIT TERHADAP KUAT LENTUR KUSWOYO, ERIK; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSambungan merupakan titik terlemah dalam sambungan kayu khususnya yang masih berupa sambungan konvensional. Jenis sambungan kayu bibir miring berkait merupakan sambungan yang banyak di aplikasikan seperti untuk balok (gording) dan kuda-kuda, dimana akan lebih banyak menerima gaya lentur maupun gaya tarik. Letak bibir berkait atau takikan sambungan standarnya ada di tengah panjang sambungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui letak bibir berkait efektif pada sambungan bibir miring berkait balok kayu meranti dan perilaku kerusakan dalam pengujian lentur, dengan acuan sifat fisik dan sifat mekanik kayu meranti. Pengujian lentur menggunakan model 2 tumpuan sendi-rol dengan beban terpusat ditengah bentang. Balok berdimensi 4/6 cm panjang 150 cm dengan 5 variasi panjang sambungan diantaranya meliputi proporsi tinggi posisi takikan 50% dari h balok, tinggi posisi takikan 45% dari h balok, tinggi posisi takikan 40% dari h balok, tinggi posisi takikan 35% dari h balok dan tinggi posisi takikan 30% dari h balok dengan sudut sambungan yang sama.Hasil penelitian menunjukkan sambungan paling efektif secara kekuatan lentur adalah posisi takikan pada tinggi takikan 50% dari h balok dengan kuat lentur 597,29 kg/cm2 dan lendutan sepanjang 65,47 mm. Kerusakan yang terjadi pada variasi sambungan kayu paling banyak terjadi kerusakan geser karena adanya proporsi dari tegangan geser terhadap tegangan geser karakteristik yang lebih besar dibandingkan proporsi tegangan lentur terhadap tegangan lentur dari karakteristik kayu pada sambungan. Kerusakan lentur balok hanya terjadi pada benda uji pada tinggi takikan 50% dari h balok.Kata Kunci: : Sambungan Bibir Miring Berkait, Letak Bibir Berkait Kayu, Perilaku Lentur.AbstractConnection was the weakest point in wood structures especially that still was conventional connection. Angle-edge with hooked connection type was a wood connection that were widely applied such as beams (roof beam) and truss frame, which about received bending force and tensile force. Position of wood hook with hooked connection type has a standard on the middle of connection. The purpose of this research was to determine which the effective position of wood hook with hooked connection type of meranti wood and behavior damaged on bending load experiment, with reference to the physical and mechanical properties of meranti wood. Bending load experiment was used model of 2 foothold pins and roller with one loaded will applied on the middle of the beams. The beams has measurement 4/6 cm and long 150 cm with has 5 wood hook position on connection variations type among : proportion of height wood hook position 50% from height of beam, proportion of height wood hook position 45% from height of beam, proportion of height wood hook position 40% from height of beam, proportion of height wood hook position 35% from height of beam, proportion of height wood hook position 30% from height of beam with same angle for every variations conection.The result of the research showed the best connection was variation of proportion of height wood hook position 50% from height of beam with bending strength value about 597,29 kg/cm2 and have deflection number 65,47 mm. The average of behavior damaged of the beams was shear damaged because proportion of shear stress beam to shear stress characteristic wood more higher than proportion of bending stress beam to bending stress characteristic wood on connection. Bending stress damaged just happened to variation of proportion of height wood hook position 50% from height of beam.. Keywords: Angle-Edge with Hooked Connection, Position of Wook Hood Conection, Bending Collapse Analysis.
PENGARUH JARAK ANTAR PAKU TERHADAP KUAT LENTUR BALOK KAYU LAMINASI-MEKANIK KAYU MERANTI DAN KAYU SENGON Bagus Aditya, Reza; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu (lamina) yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Selain menggunakan perekat, balok laminasi juga dapat menggunakan paku atau baut maupun kombinasi antara perekat antara perekat dengan baut atau paku sebagai penghubung antar laminannya. Balok jenis ini dikenal dengan balok laminasi mekanik. Kajian penggunaan paku sebagai bahan perekat pada balok laminasi kayu meranti dan kayu sengon pada dasarnya merupakan upaya untuk mengantisipasi masalah yang timbul pada balok laminasi jika menggunakan perekat lem, sehingga proses laminasi dapat terjadi dengan sempurna dan peningkatan sifat mekanik seperti kuat lentur dan modulus elastisitas bisa tercapai serta dapat menjadi pertimbangan untuk merekomendasikan penggunaan balok laminasi kayu meranti dan kayu sengon sebagai bahan baku alternatif yang ditinjau dari aspek teknologi dan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak paku terhadap kuat lentur balok kayu laminasi-mekanik kayu meranti dan kayu sengon. Metode pengujian lentur yang digunakan adalah ?one point landing dengan variasi jarak paku 10cm, 15cm, 20cm, 25cm, dan 30cm. Dimensi benda uji adalah 4cmx6cm dengan tebal masing-masing lamina adalah 2cm dengan panjang balok 150cm. Penyusunan lamina yang digunakan adalah pada daerah tekan dan tarik menggunakan kayu meranti sedangkan pada bagian tengah menggunakan kayu sengon. Hasil penelitian menunjukan bahwa jarak paku mempengaruhi kuat lentur balok laminasi. Pengaruh jarak paku pada balok laminasi menunjukan bahwa semakin panjang jarak paku yang digunakan maka semakin kecil kuat lenturnya. Kerusakan yang terjadi juga menunjukan bahwa semakin panjang jarak paku yang digunakan maka kerusakan yang terjadi semakin mengarah ke geser. Ditinjau dari kekuatan lentur jarak paku yang paling optimum digunakan adalah jarak paku 10cm dengan kuat lentur sebesar 618,75 kg/cm² karena pada jarak tersebut besaran kuat lentur mendekati kekuatan bahan dasar lapis terluar balok laminasi-mekanik yaitu kayu meranti sebesar 98%. Kata kunci : Balok Laminasi-Mekanik, Kuat lentur, Jarak Paku
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
PENGARUH VARIASI KETEBALAN LAPIS KAYU BALOK LAMINASI MERANTI-SENGON-MERANTI PADA PENYUSUNAN DENGAN KOMPOSISI BALANCED TERHADAP TEGANGAN LENTUR FIKRIYA, DLIYAUL; , SUPRAPTO
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok laminasi merupakan produk rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih lapisan kayu lamina yang saling direkat dalam arah serat longitudinal. Sumber daya alam berupa kayu sangat potensial untuk dipakai sebagai bahan bangunan. Kayu memiliki beberapa kelebihan antara lain: ringan, tahan terhadap gempa, mudah dalam pelaksanaannya. Penggunaan kayu sebagai bahan struktural diantaranya adalah untuk keperluan bahan bangunan rumah atau bangunan lain, pembuatan kuda-kuda, rangka jembatan hingga hanggar pesawat terbang. Untuk berbagai keperluan struktural tersebut dibutuhkan dimensi kayu yang cukup besar dengan bentang yang panjang. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kayu dengan dimensi yang diinginkan adalah dengan teknik laminasi. dalam pembuatan balok laminasi, penyusunan setiap lapisan dapat diatur sedemikian rupa sehingga bisa meningkatkan sifat-sifat kekuatan kayu yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi kayu isian (kayu Sengon) yang paling optimal terhadap tegangan balok laminasi. Penelitian ini dilakukan dengan membuat benda uji dengan tingkat penyusunan seimbang dimana lapisan atas dan bawah balok laminasi memiliki dimensi sama, yaitu menggunakan kayu Meranti dan kayu isian menggunakan kayu Sengon. Benda uji dibuat dengan variasi penambahan kayu isian Sengon setinggi 20%, 27%, 33%, 38 dan 42% dari tinggi balok dengan panjang bentang 90 cm, masing-masing variasi dibuat 3 benda uji. Pengujian lentur dilakukan dengan beban terpusat ditengan bentang balok yang didukung tumpuan sendi dan rol Selain data kuat lentur, lendutan benda uji juga diukur dengan meletakkan dial gauge pada masing-masing ¼, ½, dan ¾ bentang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tebal kayu isian Sengon maka kekuatan balok laminasi semakin tinggi yang digambarkan dengan beban yang diterima oleh balok semakin meningkat. Pada penambahan kayu isian Sengon setinggi 20% dan 27% dari total ketinggian balok laminasi, kekuatan lentur yang terjadi melebihi kekuatan lentur dari balok utuh kayu penyusun, baik kekuatan utuh Meranti maupun Sengon. Penambahan kayu isian Sengon setinggi 33% hingga 42% dari total ketinggian balok laminasi terjadi penurunan kekuatan lentur. Kekuatan lentur yang optimum adalah pada penyusunan dengan penambahan kayu isian Sengon kurang dari 27% dari total ketinggian balok laminasi. Lendutan yang terjadi pada masing-masing balok masih pada kondisi elastis grafik menunjukkan kondisi yang linier, dan pada saat balok sudah tidak elastis penambahan beban dan lendutan sudah tidak seimbang lagi, beban sudah tidak dapat bertambah lagi, namun lendutan masih terus bertambah sampai balok mengalami keruntuhan total, semakin tebal kayu isian sengon, maka lendutan yang terjadi semakin kecil, dan semakin besar kekakuan, begitu pula sebaliknya jika semakin besar kekakuan beban yang bisa diterima semakin besar. Seluruh variasi balok laminasi kerusakan awal dimulai dari rusaknya kayu Meranti pada sisi lapisan terluar, balok dengan penambahan isian Sengon 20%, 27%, 33% dan 38% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh lentur, sedangkan pada balok dengan penambahan isian Sengon 42% dari total ketinggian balok laminasi mengalami runtuh geser.Kata Kunci: Balok laminasi, Penyusunan seimbang, Tegangan lentur
Co-Authors A. Suyatni Musrah Abdul Malik Abror, M. Riza Wahyu Alhadi Achmad Faisal, Achmad Achmad Faishal Adam, Hikmah Adwin ADI PURWANTO, SONY Aditya Rachmadi, Aditya Affan Ahmad Afif Hendri Putranto Agung Dwi Bahtiar El Rizaq Ahmad Fauzi Ahmad Hasan Afandi, Ahmad Hasan AHMAD HULAIMI, AHMAD Ahmad Turmudi Zy Ahyar AIDIN, LUTHFI Aji, Luthfi Priyanto AKBAR MAULANA Al-Aziz Erya Putra, Sultan Albubaroq, Hikmat Zakky Alhadi Saputra Ali Maksum Ali, Anees Janee Ali, Tanziil Aziizil Aminuddin Aminuddin Andi Reza Perdanakusuma, Andi Reza Andi Reza` Perdanakusuma Andik Adi Suryanto andriani, Selvi Anggunsari, Putri Angilia Herli Lutfiyani Arda, Darmi Ardi Ardi Nugroho Yulianto Ariesta, Rizky Chandra Arifin, Moh. Zainul Arijanto, Agus Ariningrum, Desrina Arkam, Rohmad Asfan Muqtadir Aulanni’am Avida Rizka Amalia Ayuningtyas, Sindy Tri Az Zahra Attabik, Adelia Azmen Kahar Bagus Aditya, Reza BAGUS RAMADHAN, ABHI Bambang Puji Mulyo Budi Raharjo, Lukman Darsini Dian Wijaya Diani Putri Kusumaningrum Dodit Ardiatma Dwi Cahya Astriya Nugraha DWINANDA RAMADHAN, YOGI Eko Wahyono, Eko Esti Junining Exacta, Arena Bintang Fahri Fadli Muhammad FAUZI ANDRIANSYAH, MUHAMMAD FIKRIYA, DLIYAUL Fitroh Amaluddin Hana Shofiyah Handala Simetris Harahap Hanifah Suci Ariani Harahap, Handala Simetris Hari Nugroho Hariri, Lalu Masrik HARIYATI Herawati Herawati, Henny Hikmah Muhaimin Hikmah Muhaimin Hutomo, Wahyu Rinto I Ketut Suada Iman Patu Rohman Irfan Syarief Arief Irfandi Irfandi Irfandi Irmayunita Isarianto Ismail Thoib Ismanto Ismiarta Aknuranda Iwan Ristanto Karina Imelda Karyatun, Subur Khairil Tamimi KUSWOYO, ERIK Laksono, Agus Edy Lawra, Rifqi Devi Leptohoeve Tobias Tunjan Lestari, Mathilda Sri Lidiawati Lukmiyati, Sri Lulu Nur Hidayah, Nindy Lumastri Ajeng Wijayanti M. Faizal Mahardika Mahardika, Dekha Isvan Mahatva Yoga Adi Pradana Mahka, Muh Fachrur Razy Marissa Maulidya, Annisiya Adelfia Menga, Maria Kurni Merry Rimadini Mochamad Soelton Moh Nawawi Moh. Zainul Arifin Mohammad Nurul Misbah Mudzanatun Muhamad Fatchan Muhammad Firdaus Muklis Mulat, Trimaya Cahya Mustopa, Deni Nadiah Nadiya Amaliya Nasihul Amin Nasution, Ali Napiah Noviani, faizah Nur Hidayat, Wahyu Nurul Fathia NURUL HIDAYAH Nurul Laila, Nurul Nurunnisa Perdana, Varyzto Arya Phassha, Syakhdan Khemal Prakoso, Adityo Dwi Pratama, Danny Linggar PUDJIJUNIARTO PUSPA DEWI, AMANDA Puspita Sari, Maria Putra, Sultan Maulana Ragil Putra, Tomy Kartika Rachmad Hidayat Rachman Shidarta Arisandi Rahmawati, Lili Ramdhani, Deddy Renaldy Bagag M Renanda Galuh Vitaloka Revaldo Dwi Riadi Ristivani Aisha Fitri, Aurellia Ro'is, Syamsuddin Roifany, Rizky Amalia Rubiyo Rudi Salman Rumanintya Lisaria Putri, Rumanintya Lisaria S. Guntoro Safitri Damayanti, Anis Saprudin Sarif Hidayat, Sarif Sarmini Satrio Hadi Wijoyo Setyawan, Romi Fajar Siti Sajaroh, Wiwi SLAMET SETIAWAN Sonny Indrajaya Soraiya Sri Rejeki Wahyu Pribadi Sri Waluyo Sriyono Subari, Andi Akbar Suci Ulamatullah, Tri Sugiarto, Jumat Azzam Suhada, Bahri Sulthani, Dinil Abrar Suprapto Suprapto Supriadi Suprianto Suprianto Suprobo Rini Syamsul Wahyu Tantin Teguh Putranto Totok Yulianto Tri Wahyuni, Agus Tubagus Ahmad Suhendar Wardani, Yaniah Wardiansyah Warlinda Eka Triastuti Widad, Sofwul Yahya, Annisa Lutfia Yahyasamdie, M. Adlant Nazhari Yanto Ramli Yofa Anggriani Utama Yudha Utama, Jeny Yudi Herliansyah Yuliasari, Iqma ZAINI, MOCH. Zulfikar, Muh. Reza Zumhari