Claim Missing Document
Check
Articles

PROFIL LEMAK PLASMA DAN NILAI HEMATOLOGI TIKUS SPRAGUE DAWLEY DENGAN SUPLEMENTASI AMIDA MINYAK IKAN Sitti Wajizah; Komang G. Wiryawan; Wasmen Manalu; Dwi Setyaningsih
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.556

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas amida minyak ikan dalam menurunkan konsentrasi kolesterol dan trigliserida plasma dan pengaruhnya terhadap nilai hematologi darah. Tiga puluh lima ekor tikus jantan, galur Sprague Dawley, umur 7 minggu dibagi secara acak ke dalam lima kelompok perlakuan. Kelompok kontrol (A) mendapat ransum semi purified yang mengandung 8% minyak jagung. Kelompok perlakuan masing-masing disuplementasi 4,5% minyak ikan (B), 3% minyak ikan+1,5% amida (C), 1,5% minyak ikan+3% amida (D), dan 4,5% amida (E). Ransum perlakuan diberikan selama 6 minggu. Pada akhir penelitian dilakukan pengambilan sampel darah untuk menganalisis nilai hematologi dan profil lemak plasma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi amida minyak ikan dapat mempertahankan jumlah eritrosit dan Hb, namun nilai hematokrit mulai menurun pada suplementasi amida 3% (D), dibandingkan suplementasi minyak ikan (B) dan suplementasi amida 1,5% (C). Jumlah leukosit pada kelompok yang mendapat suplementasi 4,5% amida (E) secara nyata (P0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diberi minyak ikan (B). Suplementasi amida minyak ikan tidak berpengaruh terhadap konsentrasi kolesterol total dan HDL plasma, namun pada suplementasi 3% amida mulai meningkatkan konsentrasi trigliserida dan LDL plasma secara nyata (P0,05). Disimpulkan bahwa suplementasi amida sebesar 3% mulai memperlihatkan pengaruh negatif terhadap nilai hematologi dan profil lemak plasma.
Efektivitas Minyak Kemiri (Aleurites moluccana L.) sebagai Penumbuh Rambut pada Tikus (Rattus norvegicus) Nabila Martha Ludi Miftahurahma; Andriyanto; Wasmen Manalu; Abdul Zahid Ilyas
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.65-71.

Abstract

Rambut memiliki fungsi proteksi dan fungsi estetika sebagai penunjang penampilan. Rambut rontok merupakan masalah yang banyak dijumpai dan mengakibatkan kebotakan. Kebotakan dapat dicegah dengan produk sintetis maupun herbal, namun produk sintetis dapat menimbulkan efek samping. Minyak kemiri mampu menjadi alternatif pengobatan karena terbuat dari bahan alam dan aman digunakan. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas minyak kemiri sebagai penumbuh rambut. Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok kontrol tanpa pengolesan (A), kelompok dengan pengolesan sekali sehari (B), kelompok dengan pengolesan dua kali sehari (C), dan kelompok dengan pengolesan tiga kali sehari (D). Panjang rambut diukur dan uji iritasi dilakukan pada hari ke-6, 9, 12, dan 15 setiap hari secara topikal pada bagian punggung tikus yang telah dicukur. Hasil penelitian menujukkan bahwa minyak kemiri memiliki efektivitas sebagai penumbuh rambut. Uji efektivitas minyak kemiri sebagai penumbuh rambut secara statistik memperlihatkan pertumbuhan rambut yang lebih cepat dibandingkan kontrol pada frekuensi pengolesan tiga kali sehari dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan pengolesan satu kali dan dua kali sehari. Uji iritasi menunjukkan tidak terdapat iritasi pada punggung tikus.
PENGARUH SUPLEMENTASI TRIPTOFAN MELALUI PAKAN TERHADAP KANIBALISME DAN KONSENTRASI HORMON STEROID BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) Benny Heltonika; Agus Oman Sudrajat; Muhammad Zairin Junior; Widanarni Widanarni; Muhammad Agus Suprayudi; Wasmen Manalu; Yani Hadiroseyani
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 3 (2022): (September) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.17.3.2022.133-144

Abstract

Perilaku kanibal pada benih ikan baung (Hemibagrus nemurus) menjadi permasalahan pada pembenihannya. Salah satu pendekatan yang sudah dilakukan untuk mengendalikan kanibalisme pada ikan adalah pemberian triptofan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh triptofan terhadap kejadian kanibalisme dan kandungan konsentrasi hormon steroid pada benih ikan baung. Panjang awal benih yang digunakan adalah 4,98±0,1 cm yang dipelihara di dalam akuarium berkapasitas 20 L dengan kepadatan 3 ekor per L.  Selama penelitian, benih ikan baung diberi pakan komersial (40% protein) yang disuplementasi triptofan dengan konsentrasi berbeda, yaitu tanpa suplementasi triptofan (A), suplementasi triptofan 0,25% (B), suplementasi triptofan 0,50% (C), suplementasi triptofan 0,75% (D), dan suplementasi triptofan 1% (E). Setiap perlakuan terdiri dari tiga kali ulangan. Pakan diberikan empat kali sehari secara satiasi. Parameter yang diamati adalah tipe kanibal, indeks kanibal, kematian normal, sintasan, performa pertumbuhan serta konsentrasi hormon (estradiol, testosteron, dan kortisol). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan yang diperkaya triptofan memberikan penurunan kejadian kanibal dan peningkatan sintasan benih ikan baung. Pemberian triptofan juga menurunkan kandungan estradiol tubuh, dan penurunan ini ada kaitannya dengan penurunan kejadian kanibalisme. Performa pertumbuhan benih ikan baung meningkat dengan pemberian pakan yang ditambahkan triptofan.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi 0,50–0,75% triptofan pada pakan efektif menurunkan kejadian kanibalisme pada benih ikan baung.The cannibal behavior of Asian redtail catfish (Hemibagrus nemurus) is a problem in the hatchery. One approach that has been used to control cannibalism in fish is the use of tryptophan. This study aimed to determine the effect of tryptophan on the incidence of cannibalism and the content of steroid hormones in Asian redtail catfish juveniles. The study was conducted using the fish with a body length of 4.98±0.14 cm reared in aquariums with a water volume of 20 L with a density of 3 fish per L. Fish were given commercial feed (40% protein) supplemented with tryptophan with different concentrations, namely without tryptophan supplementation (A), tryptophan supplementation 0.25% (B), tryptophan supplementation 0.5% (C), tryptophan supplementation 0.75% (D), and tryptophan supplementation 1% (E). Each treatment consisted of three replications. Feed were given four times a day at satiation level. Parameters observed were cannibal type, cannibal index, normal mortality, survival rate, growth performance, and hormone concentration (estradiol, testosterone, and cortisol). The results showed that giving tryptophan through feed decreased the incidence of cannibalism and increased the survival of Asian redtail catfish juveniles. The addition of tryptophan to the feed decreased the concentration of estradiol in the body of fish and it is associated with a decrease in the incidence of cannibalism, thereby improving survival.  Furthermore, the supplementation of tryptophan also increased growth performance. The results of this study showed that supplementation of 0.50-0.75% tryptophan in feed was effective in reducing the incidence of cannibals in Asian redtail catfish juveniles.
THE GENE EXPRESSION OF ADAM17 AS A GENETIC MARKER OF ALZHEIMER DISEASES IN THE BRAIN OF LONG-TAILED MACAQUES (Macaca fascicularis) Lis Rosmanah; Karin katina Hasya; Uus Saepuloh; Wasmen Manalu; Adi Winarto; Etih Sudarnika; Huda Shalahudin Darusman
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 17, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v17i3.31014

Abstract

This study aims to identify the expression of the a disintegrin and metalloproteinase 17 (ADAM17) gene as a marker of Alzheimer's disease in long-tailed macaques (Macaca fascicularis). This study used six brain samples (hippocampus and cortex regions) of long-tailed macaques which was divided into two groups consisting of aged long-tailed macaques and adult long-tailed macaques. The expression of ADAM17 gene was determined by comparing the relative quantification values between the two age groups, and brain regions consisting of the hippocampus and cortex regions. The results of data analysis showed no significant difference in the expression of ADAM17 gene between brain regions and between age groups of long-tailed macaques. However, numerically the results showed a lower expression of ADAM17 gene in the hippocampus region of aged macaques. Lower expression of ADAM17 gene could be a marker of old animals indicating the stages of Alzheimer's disease.
Expression of APP, CDK5, and AKT1 Gene Related to Alzheimer Disease in Brain of Long-tailed Macaques Lis Rosmanah; Uus Saepuloh; Sela Septima Mariya; Irma Herawati Suparto; Wasmen Manalu; Adi Winarto; Huda Shalahudin Darusman
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 31 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.31.1.145-152

Abstract

Amyloid plaques and Neurofibrillary Tangles (NFTs) are known to be key pathological features of Alzheimer disease. To gain a better understanding of this disease, studies were carried out on the Indonesian primates, the long-tailed macaques, using a spontaneous Alzheimer's disease model. Examining and identifying genetic markers involved in plaque formation and NFTs in long-tailed macaques is necessary to reveal their physiological processes. In this study, the expression of genes involved in the development of amyloid plaque (Amyloid Precursor Protein (APP)) and those that control the phosphorylation of tau protein (CDK5 and AKT1) was examined in the long-tailed macaque brain. This study showed that APP, CDK5, and AKT1 may potentially be developed as genetic markers of Alzheimer's disease. Long-tailed macaques exhibited the development of amyloid plaque in the aging brain based on the analysis of the gene expression profile of its biomarker. Furthermore, long-tailed macaques can be optimized for neurodegenerative models.
COMBINATION OF BASIL, TURMERIC AND BEAN SPROUTS TO HEMATOLOGY AND BIOCHEMISTRY OF FEMALE RAT BLOOD BEFORE PREGNANCY Andriyanto Andriyanto; Aulia Andi Mustika; Wasmen Manalu; Mawar Subangkit; Sharon Aurelia; Leliana Nugrahaning Widi; Hamdika Yendri Putra; Elpita Tarigan; Yusa Irarang
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 17, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v17i4.33189

Abstract

The purpose of the study was to examine the safety of combination of basil, turmeric and bean sprouts extract solution on the hematological parameters and blood biochemistry profile of rats. The combined ingredients used in the study were obtained from different places. A total of 15 rats were divided into 3 groups based on the treatment dose. Each group consisted of 5 rats. The rats in control group (K) did not given extract combination, while the rats in group KKT 1 % and KKT 5% received combination of basil, turmeric and bean sprouts extract at dose of 1% and 5%, respectively. Effectiveness and safety tests were carried out by evaluating the hematological and blood biochemical profiles of female rats. The data were analyzed using one-way analysis of variance (ANOVA). The results showed that the rats given combination of basil, turmeric and bean sprouts extract at a dose of 1% and, dose of 5% did not had significant different compared to control (P0.05), but tend to have positive effects in increasing  several blood components that play an important role in maintaining immunity during pregnancy. It can be concluded that the combination of basil, turmeric and bean sprouts at dose of 1% and 5% do not adversely affect hematology profile and blood biochemistry of rats. This indicates that the extract combination does not cause any toxicity effects on the rats.
Immersion Effect of Estradiol-17β on Cannibalism of Asian Redtail Catfish (Hemibagrus nemurus) Post Larvae Benny Heltonika; Agus Oman Sudrajat; Muhammad Junior Zairin; Widanarni Widanarni; Muhammad Agus Suprayudi; Wasmen Manalu; Yani Hadiroseyani
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 15 No. 1 (2023): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v15i1.38173

Abstract

Highlight Research The dose, duration of immersion, and time interval of immersion of the estradiol-17β affect the rate of cannibalism and increase the seed survival of Asian redtail catfish in low treatment in this research. Over optimum treatment increased the incidence of cannibalism at Asian redtail catfish and decrease growth performance. Treatment of estradiol-17β, give the ability of Asian redtail catfish to live on high density The treatment of estradiol-17β, has an effect on concentration plasma of body testosterone and cortisol   Abstract The cannibalistic behavior of Asian redtail catfish greatly hampers the supply of these fish seeds, invoking the need to be controlled. Estradiol is one of the hormones that has been known to reduce cannibalistic behavior on fish. This study aimed to evaluate the effect of estradiol-17β immersion on the incidence of cannibalism in the rearing of post larvae of Asian redtail catfish. Post larvae was treated with a combination of doses of estradiol hormone 0, 1, and 2 ppm and immersion time of two and four hours with immersion intervals of three and six days with a completely randomized design. Each treatment had a fish density of 10 fish L-1, with mean size individual length of 6.73 ± 0.73 mm (three days of age after hatched), with four replications. Fish were fed with tubifex up until satiation point and reared for 30 days. The results showed that the administration of the estradiol-17β through immersion with a dose of 1 ppm for two hours and interval of six days was able to reduce the level of cannibalism and increase the survivability. A further increase in dose, immersion time, and interval had the opposite effect. Estradiol-17β immersion with certain dose, duration, and interval affected the rate of cannibalism, growth rate, and survival. Estradiol-17β immersion at a dose of 1 ppm for two hours and six days interval was the best to reduce the level of cannibalism and normal mortality in post larvae of Asian redtail catfish.
Kadar Glukosa, Kolesterol dan Kadar Asam Urat Darah Puyuh pada Fase Starter, Grower, dan Layer La Jumadin; Aryani Sismin Satyaningtijas; Wasmen Manalu; Damiana Rita Ekastuti; Chairun Nisa; Mohamad Yogie Hendrawan; Yuvensius Yuvensius; Resi Milna
Jurnal Veteriner Vol 24 No 4 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.4.494

Abstract

Puyuh dikenal sebagai penghasil protein hewani berupa telur dan daging yang sangat baik. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dasar beberapa parameter biokimiawi darah, yang meliputi kadar glukosa darah, kadar kolesterol darah, dan kadar asam urat darah serta bobot badan pada puyuh fase starter (umur 18 hari), grower (umur 25 hari), dan layer (umur 330 hari). Pengambilan darah dilakukan melalui rute intravena (vena brachialis) terhadap 120 ekor burung puyuh. Setiap fase terdiri atas 10 ekor puyuh. Hasil analisis statistika menunjukkan tidak ada pengaruh nyata antara fase dengan kadar glukosa darah puyuh, namun nilai kadar glukosa tertinggi terdapat pada fase starter. Kadar glukosa darah semakin menurun dengan semakin bertambahnya umur dan semakin bertambahnya bobot badan. Kadar kolesterol darah pada berbagai fase pemeliharaan/umur puyuh menunjukkan hasil berbeda nyata (p<0,05), nilai kolesterol darah tertinggi diperoleh pada fase layer. Kadar asam urat menunjukkan tidak terdapat pengaruh umur pemeliharaan (p>0,05). Kadar asam urat tertinggi terdapat pada puyuh fase grower. Simpulan penelitian ini adalah kadar glukosa darah dan kadar asam urat tidak menunjukkan perbedaan pada setiap umur pemeliharaan, sedangkan pada kadar kolesterol darah memberikan pengaruh yang nyata.
Uji Kombinasi Daun Bangun-Bangun (Coleus amboinicus Lour) dan Jahe Putih (Zingiber officinale) terhadap Kesehatan dan Keamanan Ayam Pedaging Andriyanto Andriyanto; Aulia Andi Mustika; Wasmen Manalu; Rindy Fazni Nengsih; Hamdika Yendri Putra; Silmy Kamila Widyanti; Leliana Nugrahaning Widi; Lina Noviyanti Sutardi
Jurnal Veteriner Vol 24 No 2 (2023)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19087/jveteriner.2023.24.2.164

Abstract

ABSTRAK Daging ayam merupakan salah satu produk asal ternak yang memiliki angka konsumsi cukup tinggi, karena mudah diperoleh, pertumbuhannya cepat, dan harganya lebih terjangkau dibandingkan dengan produk asal ternak besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian simplisia kombinasi daun bangun-bangun dan jahe putih (DBJP) terhadap performa ayam pedaging, terutama dalam hal kesehatan dan keamanannya. Sebanyak 60 ekor ayam pedaging day old chick strain Cobb dibagi menjadi empat kelompok perlakuan dengan 15 ulangan. Ayam percobaan diberi DBJP secara oral dengan dosis 0 (kontrol) dan dosis perlakuan dengan rasio DBJP 1:1 (62,5, 125, 187,5) mg/100 mL air minum. Pemberian simplisia DBJP dilakukan selama 28 hari melalui air minum yang dimulai pada hari ke-8 sampai dengan hari ke-35. Variabel penelitian yang diukur terdiri atas kesehatan (eritrogram, leukogram, rasio H/L), fungsi hati (SGPT, SGOT), dan fungsi ginjal (ureum, kreatinin). Pemberian simplisia DBJP pada semua dosis tidak menyebabkan perubahan pada profil darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian simplisia DBJP dengan rasio 1:1 melalui air minum dapat meningkatkan kesehatan dan aman digunakan pada ayam pedaging.
EFFECT OF A SUPPLEMENTED DIET WITH MELATONIN ON PERFORMANCE OF JAVAEN BARB Systomus orphoides (Valenciennes, 1842) JUVENILE Radona, Deni; Sudrajat, Agus Oman; Alimuddin, Alimuddin; Manalu, Wasmen; Carman, Odang; Dewi, Raden Roro Sri Pudji Sinarni
Indonesian Aquaculture Journal Vol 18, No 2 (2023): (December, 2023)
Publisher : Center for Fisheries Research, Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resource

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/iaj.18.2.2023.115-122

Abstract

Javaen barb is a native fish in Indonesian inland water with economic value and the potential to be developed as cultured fish resources and ornamental commodities. In the development of aquaculture, there are still problems, such as the low adaptability of the larvae, so that their survival is also low. This study was conducted to evaluate the effect of melatonin supplementation on the productivity of Javaen barb fish juveniles in culture containers. This study was conducted experimentally using a completely randomized design consisting of four treatments with different doses of melatonin supplementation, i.e., A) control (without melatonin supplementation), B) 0.2 mg/100 g of feed, C) 0.4 mg/100 g feed, and D) 0.6 mg/100 g feed, each treatment was repeated three times. Javaen barb juveniles were kept in an aquarium measuring 30×36×60 cm with a water level of 40 cm, consisting of 12 units. Each aquarium was stocked with 150 individuals and given an aeration system with the same air pressure intensity. Feeding was carried out ad-libitum with a frequency of three times daily for 180 days of rearing. The results showed that melatonin supplementation of as much as 0.6 mg/100 g of feed was able to increase the growth of Javaen barb fish juvenile with the highest survival rate (81.33 ± 0.54 %) and feed conversion ratio (2.61 ± 0.14). Melatonin supplementation of 0.6 mg/100 g of feed had higher total leukocyte (3.41±0.73×104 cells/mm3) and hemoglobin (5.07±0.12 g%) values and provided the best production performance in Javaen barb juveniles.
Co-Authors - Hernawati . Safrida ., Chairul A Yani ABADI SUTISNA Abdul Zahid Adawiah . Ade Sunarma Ade Sunarma Adi Winanto Adi Winarto Adi Winarto Adi Winarto Agik Suprayogi Agus Oman Sudrajat Agus Wahyana Anggara Agus Wahyana Anggara Agus Wahyana Anggara, Agus Wahyana Ahmad Subhan Ahmad Yani ahmad yani Aisjah Girindra Alfred O. M. Dima Alifiana Fitrianingrum Amrozi Andi Mu’nisa Andri Yanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto . Andriyanto A Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Anita Esfandiari Anuraga Jayanegara Arief Boediono Aryani Satyaningtijas Aswani, Tuti Aulia Andi Mustik Aulia Andi Mustika Aulia Andri Mustika Awaludin Azam B. Zaidy B P Purwanto B. P. Purwanto Bagus Priyo Purwanto Bambang Gunadi Bambang Gunadi Bambang Gunadi Bambang Kiranadi Bambang Kiranadi BAMBANG KIRANADI Bambang Pontjo Priosoeryanto Benny Heltonika Bondan Achmadi Cece Sumantri Chairul - Chairul Chairul Chairun Nisa Christina Clarice Leksono Cut Dara Dewi Damiana Rita Ekastuti Debby Jacqualine Jochebed Rayer Dedy D. Solihin Deni Noviana Deni Radona, Deni Desrial DEWI APRI ASTUTI Dewi Ratih Agung Priyono Dewi Ratih Agungpriyono Dewi Ratih Agungpriyono Dewi Ratih Agungpriyono Diah Nugrahani Pristihadi Diky Yuliansah Diky Yuliansah Dwi Gunadi Dwi Setyaningsih Dwi Utari Rahmiati Dyah Iswantini Edwin Ligia Sastra Ekowati Handharyani Elpita Tarigan Elpita Tarigan Elpita Tarigan Elpita Tarigan Elpita Tarigan Erli Chandra Etih Sudarnika Evy Ayu Arida EVY AYU ARIDA Fachriyan H. Pasaribu Firda Agustin Firda Agustin Firda Agustin, Firda Fitra Aji Pamungkas Fitra Aji Pamungkas Fitra Aji Pamungkas Fitria Senja Murtiningrum Friska Mery Montolalu Ganjar Maulana Nugraha HADI SUNARYO Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamny Sofyan Henni Syawal HERA MAHESHWARI Hera Maheswari, Hera Hernawati Hernawati Hesti Wahyuningsih Huda Shalahudin Darusman Hurip Pratomo Hurip Pratomo Husna, Hanifati I Ketut Mudite I Komang Gede Wiryawan Iman Hernaman Iman Supriatna Ira Agustina Dewi Gandasari Irfan Nurhidayat Irma Herawati Suparto Irzaman, Irzaman Isdoni Bustaman Jakaria Jakaria Jihan Fadilah Rachman Nurullah Jola J.M.R. Londok Joni Haryadi, Joni Kapelle, Imanuel B. D. Kardiyo Praptokardiyo Karin katina Hasya Kasiyati Kasiati Kharisma Mardathilah Kharisma Mardathilah Kiranadi Bambang koekoeh santoso Koekoeh Santoso Koekoeh Santoso Koeswinarning Sigit Komariah Komariah Komariah Krido Brahmo Putro Kusdiantoro Mohamad Kusumorini Nastiti La Eddy La Jumadin Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Widi Leliana Widi Lendrawati Lendrawati Leo Sapelani Soinbala Lies Parede Lina Noviyanti Sutardi Lis Rosmanah Lis Rosmanah Livana Dethris Rawung Lucia Johana Lambey Lynette Ong Huey M. Zairin Junior M.Y Sumaryadi Mas Yedi Sumaryadi Masriani . Meillisa Carlen Mainassy Mien Th. R. Lapian Mohamad Hasil Tamzil Mohamad Yamin Mohamad Yogie Hendrawan Mohammad Miftahurrohman Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muhaimin Hamzah MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Darjat Darulfalah Muhammad Junior Zairin Muhammad Zairin Jr Muhammad Zairin Jr. Muhammad Zairin Junior Murniaty Simorangkir Nabila Martha Ludi Miftahurahma Nahrowi Nahrowi Nastiti Kusomorini Nastiti Kusumorini Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI NASTITI KUSUMORINI Nelda Fliza Zora Ni Made Ria Isriyanthi Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurhidayat - Nurhidayat, Nurhidayat Odang Carman Pollung Hasiholan Siagian PONIMAN PONIMAN Pudji Achmadi Purwantiningsih Sugita Putut I. Pudjiono R G Sianturi Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi Rahminiwati, Min Rarah Ratih Adjie Maheswari Resi Milna Revolson Mege Riasari Gail Sianturi Riasari Gail Sianturi Riasari Gail Sianturi Ridi Arif RIDWAN AFFANDI Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Risna Anggraeni Ronald Tarigan Ronald Tarigan Ronald Tarigan Ronny Rachman Noor Rosdianto, Aziiz Mardanarian Rosdianto, Aziiz Mardanarian Rudi Priyanto Rudi Priyanto Rudy Priyanto Rukmiasih Rukmiasih Ruqiah Ganda Putri Panjaitan Sabri Mustafa Safrida Safrida SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Sattabongkoch Maneewong Sela Septima Mariya Sharon Aurelia Sharon Aurelia Sharon Aurellia Silmy Kamila Widyanti Silmy Kamila Widyanti Sitti Wajizah Sri Catur Setyawatiningsih Sri Catur Setyawatiningsih Sri Nuryati Sri Subekti Subangkit, Mawar Suhendro, Ikhsan Sumiati Sumiati Sumiati Sumiati Sumiaty Aiba Sunarno . Sunarno s Sunarno Sunarno Sutiastuti Wahyuwardani Sutiastuti Wahyuwardani SYAHRUN HAMDANI NASUTION TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN TATI NURHAYATI Tiltje Andretha Ransaleleh TOHA SUTARDI Toto Toharmat Tri Budhi Murdiati Tri Budhi Murdiati Tuti Aswani Tutik Wresdiyati Umi Cahyaningsih Uus Saepuloh Wahyuni, Sri Wida Lesmanawati Widanarni Widanarni WIDANARNI WIDANARNI Wiranda G Piliang Wiranda G Piliang Wiranda G. Piliang Wiwin Winarsih Y. Hadiroseyani Yayuk Sri Rahayu Yetmaneli, Yetmaneli Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yulia Yellita Yulvian Sani yuri, Nurasmi yuri Yusa Irarang Yusa Irarang Yusa Irarang Yusa Irarang Yusa Irarang Yusfiati Yusfiati Yuvensius Yuvensius Zulfa Zakiah