p-Index From 2020 - 2025
7.288
P-Index
This Author published in this journals
All Journal HAYATI Journal of Biosciences Jurnal Akuakultur Indonesia ACTA VETERINARIA INDONESIANA Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Hemera Zoa Media Veteriner Forum Pasca Sarjana Jurnal Sain Veteriner Buletin Peternakan SAINS MEDIKA : JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Jurnal Veteriner Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology JURNAL ANATOMI FISIOLOGI Jurnal Ilmu Ternak Proceedings of Annual International Conference Syiah Kuala University - Life Sciences & Engineering Chapter Majalah Kedokteran Bandung Jurnal Ilmu Ternak Veteriner JITRO (Jurnal Ilmiah dan Teknologi Peternakan Tropis) INDONESIAN JOURNAL OF PHARMACY BERITA BIOLOGI ZOO INDONESIA Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Omni-Akuatika Animal Production : Indonesian Journal of Animal Production Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Buletin Ilmu Makanan Ternak Proceeding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Indonesian Aquaculture Journal Jurnal Riset Akuakultur Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Sciences) ARSHI Veterinary Letters Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) JFIOnline Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia Journal of Aquaculture and Fish Health Majalah Farmasetika Zoo Indonesia Jurnal Kedokteran Hewan Jurnal Veteriner dan Biomedis Current Biomedicine Journal of Fisheries & Marine Jurnal Kefarmasian Indonesia Jurnal Agripet Animal Production
Claim Missing Document
Check
Articles

Tingkat Aktivitas Sel Endokrin Penghasil Folikel Stimulating Hormon (FSH) Terkait Pemberian Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia JACK) Pratomo, Hurip; Supriatna, Iman; Winarto, Adi; Manalu, Wasmen
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 2, NOMOR 1, FEBRUARI 2012
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v2i1.3715

Abstract

Pasak bumi is popular as an aphrodisiac. Traditionally, pasak bumi infusion is used to increase libido and duration of erection. The research was focused on: Activity level of FSH cells after three days of pasak bumi treatment. The research was carried out by evaluation using immunohistochemistry method via antibody anti FSH staining. The result of the research showed that a dosage of 18 mg/200 g body weight (bw) orally of pasak bumi maintained certain endoceine positive cells e.g. FSH production cells and were found stabile in the third days. Pasak bumi serves a stabilizer for intracellular levels of FSH in the anterior hipophysis/pituatary.
The Potential Uses of Curcumin and PMSG Hormones to Increase Egg Production of Muscovy Ducks through Increasing Estradiol Concentrations and Shortening Laying Rest Period Dwi Gunadi; Rukmiasih Rukmiasih; Wasmen Manalu
ANIMAL PRODUCTION Vol. 23 No. 2 (2021)
Publisher : Faculty of Animal Science, Jenderal Soedirman University in associate with the Animal Scientist Society of Indonesia (ISPI) and the Indonesian Association of Nutrition and Feed Science (AINI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jap.2021.23.2.98

Abstract

The aim of this research was to study the effects of curcumin administration, injection of PMSG hormone, and the combination of curcumin supplementation and PMSG injection on the physiological parameters and performance of female Muscovy ducks. The objects of this research were 40 young female Muscovy ducks, aged 24 weeks, subjected to treatments: control (P1), curcumin supplementation at a dose of 24 mg/100 g feed (P2), intramuscular injection of PMSG hormone at a dose of 0.015 mL/hen (P3), and the combination of curcumin and PMSG (P4). The results showed that the treatment gave nonsignificant improvements in Muscovy duck performances, including feed consumption, egg production, and the day of laying period and molting period. Treatment gave a significant increase in serum estradiol concentration at molting period after treatment. This study concluded that the treatment provides no significant improvement in the performance of female Muscovy ducks because the genetic diversity of Indonesian ducks remains high.
Iklim Mikro dan Respon Fisiologis Sapi Pesisir di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi Sumatera Barat Yetmaneli Yetmaneli; B. P. Purwanto; Rudi Priyanto; Wasmen Manalu
Jurnal Agripet Vol 20, No 2 (2020): Volume 20, No. 2, Oktober 2020
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v20i2.16017

Abstract

ABSTRAK. Penelitian bertujuan melihat potensi iklim mikro dan respon fisiologis sapi Pesisir yang dipelihara di dataran rendah (Kota Padang (0-300 m dpl )) dan dataran tinggi (BPTU Padang Mengatas ( 600 m dpl)) Sumatera Barat. Materi yang digunakan dalam penelitian ini 8 ekor sapi Pesisir, variabel yang diukur terdiri dari 2 aspek yaitu lingkungan abiotik dan aspek fisiologis sapi Pesisir. Aspek lingkungan abiotik berupa suhu lingkungan (Ta), kelembapan udara (RH) serta Temperature Humidity Index (THI). Variabel fisiologis sapi meliputi suhu rektal (Tr), suhu kulit (Ts), frekuensi pernapasan (RR) dan denyut jantung (HR). Tr dan TS digunakan menghitung suhu tubuh sapi (Tb). Tr dan RR digunakan menghitung Heat Tolerance Coefficient (HTC). Uji beda (t-test) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi iklim dan respon fisiologis sapi Pesisir di dataran rendah dan tinggi Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan potensi iklim di dataran rendah adalah rerata suhu lingkungan 29,96C, rerata kelembapan 64,22%, rerata THI 79,96 sedangkan potensi iklim di dataran tinggi adalah rerata suhu lingkungan 25,42C, rerata kelembapan 69,48%, rerata THI 74,3. Rerata daya tahan panas sapi di dataran rendah 1,78 dan dataran tinggi 1,82. Kesimpulan penelitian menunjukkan potensi iklim dataran rendah untuk pemeliharaan sapi termasuk zona cekaman panas sedangkan dataran tinggi dalam cekaman ringan. Kondisi fisiologis sapi Pesisir di dataran rendah yang berbeda dengan sapi yang di dataran tinggi adalah suhu rektal, suhu kulit, suhu tubuh dan denyut jantung sedangkan frekuensi pernapasan didapatkan sama di kedua dataran. Daya tahan panas sapi Pesisir cukup baik ditemui di kedua dataran Sumatera Barat.(Microclimate and physiological responses of Pesisir cattle at lowland and highland of West Sumatra) ABSTRACT. This research aimed to investigate the potential of microclimate and physiological responses of Pesisir cattle that are maintained in lowland (Padang City (0-300 m asl)) and highland (Padang Mengatas BPTU ( 600 m asl)) in West Sumatra. The experimental animals were 8 pesisir cattle. The measured variables were abiotic environment and physiological responses of Pesisir cattle. Abiotic environmental measures were ambient temperature (Ta), humidity (RH) and Temperature Humidity Index (THI). Physiological variables were rectal temperature (Tr), skin temperature (Ts), respiratory rate (RR), and heart rate (HR). Tr and Ts were used to determine body temperature (Tb). Tr and RR are variables for calculating Heat Tolerance Coefficient (HTC). To determine whether there are differences in climatic conditions and physiological values in the two regions, the data were analyzed using a t-test. The results showed that climate potential in the lowlands was the average Ta 29.96 C, the average Rh 64.22% with an average THI 79.96 while the potential climate in the highlands was the average Ta 25.42C, the average Rh 69, 48% with a mean THI of 74.3. The average HTC of cattle in the lowlands is 1.78 and the highlands is 1.82. The conclusion showed the climate potential of lowland for raising beef cattle includes heat stress zones, while the highlands there was mild stress. The physiological conditions of Pesisir cattle in the lowlands different from the highlands are Tr, Ts, Tb, and HR while RR is found the same in both plains. HTC of Pesisir cattle is good in both plains of West Sumatera.
Respon Fisiologis dan Penyusutan Bobot Badan Domba Lokal Jantan terhadap Transportasi dengan Posisi Berbeda dalam Kendaraan Lendrawati Lendrawati; Rudi Priyanto; Mohamad Yamin; Anuraga Jayanegara; Wasmen Manalu; Desrial Desrial
Jurnal Agripet Vol 19, No 2 (2019): Volume 19, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v19i2.14877

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi respon fisiologis dan penyusutan bobot badan domba lokal jantan terhadap transportasi dengan posisi yang berbeda pada kendaraan. Penelitian ini menggunakan 10 ekor domba lokal jantan yang berumur 8-10 bulan dengan rataan bobot badan 16,11 2,27 kg. Penelitian ini menggunkan Rancangan Acak Lengkap dua faktor dengan 5 ulangan. Faktor pertama adalah: posisi domba di kendaraan terdiri dari: posisi berdiri dan berbaring. Faktor kedua adalah waktu pengambilan sampel yaitu: sebelum dan setelah transportasi. Semua domba perlakuan diangkut dalam satu mobil Pick up selama 8 jam perjalanan dengan tingkat kepadatan yang sama yaitu 0,27 m2/ekor. Data bobot badan, suhu rektal, laju respirasi, denyut nadi, hormon kortisol, glukosa, kreatinin, hemoglobin dan hematokrit dikumpulkan sebelum dan setelah transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata (P0,05) antara posisi domba dikendaraan dengan waktu pengambilan sampel pada semua parameter (kecuali denyut nadi). Penempatan domba dengan posisi berdiri dan berbaring selama 8 jam transportasi memperlihatkan respon yang sama terhadap penyusutan bobot badan, suhu rektal, laju pernapasan, hormon kortisol, konsentrasi glukosa, kreatinin, hemoglobin dan hematokrit. Kesimpulan penelitian ini adalah penempatan dengan posisi berdiri dan berbaring di kendaraan selama 8 jam transportasi memperlihatkan respon fisiologis dan penyusutan bobot badan yang sama pada domba lokal jantan.(Physiological responses and body weight loss of male local sheep during transportation with different position on the vehicle)ABSTRACT. The aim of this study was to evaluate the physiological responses and body weight loss of males local sheep to transportation with different positions on the vehicle. Ten males sheep with 16.112.27 kg of body weight and 8-10 months in aged were used in this study. Completely Randomized Design with two factors was used in this study. The first factor was positions on the vehicle (standing and lying down) and the second factors was sampling times (before and after transportation). All of sheep were transported in one Pick up (Mitsubishi L 300) for 8 hours with similar of density level of 0,27 m2/head. Data on body weight, rectal temperature, respiration rate, pulse, cortisol, glucose, creatinine, hemoglobin and hematocrit were collected before and after transportation. Results showed there was no significant interaction (P 0.05) between the position of the sheep in the vehicle with the time of sampling in all parameters (except pulse rate). Placing of sheep with standing and lying down position for 8 hours of transportation showed the same responses for body weight loss, rectal temperature, respiratory rate, cortisol level, glucose concentration, creatinine, hemoglobin and hematocrit. Based on those findings, it can be concluded that standing and lying position in the vehicle for 8 hours of transportation shows the similar effect on the physiological responses and body weight loss of local male sheeps.
Pengujian Toksisitas Akut Lethal Dose 50 (LD50) Infusa Ikan Nomei (Harpodon nehereus) dengan Menggunakan Mencit (Mus musculus) sebagai Hewan Uji Adnyane, I Ketut Mudite; yuri, Nurasmi yuri; I Ketut Mudite; Andriyanto; Wasmen Manalu
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 12 No. 3 (2024): November 2024
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.12.3.187-193

Abstract

Ikan Nomei (Harpodon nehereus) merupakan jenis ikan yang lembek dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk dapat dimanfaatkan secara luas. Penelitian bertujuan menguji toksisitas akut ekstrak infusa daging ikan nomei Harpodon nehereus pada mencit betina dengan menentukan nilai lethal dose 50 (LD50), mengamati pengaruhnya pada organ tubuh mencit, dan menghitung konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur DDY sebanyak 25 ekor dibagi secara acak ke dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (pemberian akuades) dan kelompok perlakuan pemberian infusa nomei masing-masing dengan dosis 5, 10, 15, dan 20 g/kg BB secara per oral. Parameter yang diamati meliputi mortalitas, respons fisiologis, gejala klinis, bobot badan, bobot absolut organ, dan bobot relatif organ. Nilai LD50 menunjukkan pemberian infusa ikan nomei pada mencit betina bersifat tidak toksik. Pemberian infusa nomei sampai dengan dosis 20 g/kg BB tidak menimbulkan gejala klinis yang bersifat patologis, perubahan makroanatomi organ, atau kematian. Pemberian infusa tidak menunjukkan efek yang signifikan pada peningkatan atau penurunan bobot badan. Berdasarkan penelitian, pemberian infusa ikan nomei sampai dengan dosis 20 g/kg BB bersifat tidak menimbulkan kelainan baik secara klinis atau kelainan pada organ mencit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infusa ikan nomei termasuk dalam golongan bahan yang diklasifikasikan dalam sediaan praktis tidak toksik (aman).
Growth and viability of juvenile humpback grouper (Cromileptes altivelis) supplemented with inorganic and organic selenium Hamzah, Muhaimin; Suprayudi, Muhammad Agus; Utomo, Nur Bambang Priyo; Manalu, Wasmen
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 11 No. 2 (2012): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1458.581 KB) | DOI: 10.19027/jai.11.141-152

Abstract

This study was conducted to determine the effects of inorganic selenium (sodium selenite) and organic selenium (selenomethionine) supplementation on growth and viability of juvenile humpback grouper (Cromileptes altivelis). The experiment was designed as a completely randomized design with eight treatments and three replications. The treatment being tested was source and dosages of selenium ie., inorganic selenium (sodium selenite) supplementation with dosages of 0.5, 1, 2, and 4 mg Se/kg diet and organic selenium (selenomethionine) with dosages of 1, 2, and 4 mg Se/kg diet. Another treatment was unsupplemented selenium. Juveniles humpback grouper at an initial average length of 6,39±0,41 cm and body weight of 4,49±0,65 g were reared in 90×40×35 cm3 aquaria and fed artificial diet (pellet) two times daily (08.00 and 16.00) at satiation. Fishes were reared for 40 days at a stocking density of 12 fish per aquarium on sea water with salinity of 30–31 ppt and temperature of 28–29 °C. The results of this study showed that the source of selenium supplementation (inorganic or organic) affected growth performance, glutathione peroxidase (GPx) enzyme activity, and blood profiles of the experimental fish. Generally, it was found that selenomethionine supplementation resulted in better fish performance than sodium selenite. In sodium selenite supplementation, survival declined with the increased dosages of Se in the diet, and the supplementation at dosage of 0,5 mg Se/kg diet showed a toxic effects. Histopatological test showed that there were damage in livers, kidneys, and intestines of fish supplemented with sodium selenite from 0.5 to 4 mg Se/kg diet. On the contrary, supplementation of selenomethionine up to 4 mg Se/kg did not show any signs of toxicity and the survival was on 86.11 to 97.22%. Feed efficiency, protein retention, lipid retention, and Se retention indicated that a dosage of 4 mg Se/kg selenomethionine supplementation was the best dosage.Keywords: selenium, viability, growth, Cromileptes altivelis, humpback grouper
Effect of moringa seed (Moringa oleifera Lam.) infusion on stamina performance in male mice Husna, Hanifati; Andriyanto, Andriyanto; Manalu, Wasmen; Mohamad, Kusdiantoro
Current Biomedicine Vol. 3 No. 2 (2025): July
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/currbiomed.3.2.67

Abstract

Background Individuals experience varying levels of fatigue and stamina. Moringa oleifera Lam. Seed extract relieves fatigue due to its high levels of antioxidants and glucosinolate glucomoringin, which reduces intracellular oxidative stress. Objectives This study aimed to determine the effectiveness of infusion of M. oleifera seed as a stamina stimulator in mice. Methods This experiment used 25 male mice divided into five groups (five mice in each group), consisting of M. oleifera seed infusion at doses of 0, 1, 3, and 5 g/kg BW as the negative control and treatment groups, and caffeine at a dose of 6.5 mg/kg BW as the positive control group. Stamina effectiveness was evaluated using a swimming endurance test that measured swimming duration and physiological parameters every 15 min for 2 h after administration. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by Tukey’s test. Results M. oleifera seed infusion at a dose of 3 g/kg BW had the shortest swimming duration difference (Δ) value, with no difference compared to the 5 g/kg BW and caffeine groups, but was significantly different (P<0.05) compared to the 0 and 1 g/kg BW groups. M. oleifera seed infusion at a dose of 3 g/kg BW also showed a lower delta value for body surface temperature and heartbeat rate compared to the negative control, and a lower delta value for the respiratory rate compared to the 5 g/kg BW group. Conclusion M. oleifera seed infusion potentially maintains stamina performance in mice at a dose of 3 g/kg BW.
Enhancement of Ovarian Development in Striped Catfish (Pangasianodon Hypophthalmus) Through Supplementation of Katuk Extract (Sauropus Androgenus), Turmeric Powder (Curcuma Longa), and Vitamin C Awaludin; Manalu, Wasmen; Andriyanto; Sudrajat, Agus Oman; Haryadi, Joni
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 13 No. 1 (2025): Maret 2025
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.13.1.22-29

Abstract

Perkembangan ovarium ikan mempengaruhi kualitas anakan yang dihasilkan. Penelitian bertujuan mempercepat kematangan gonad ikan patin dengan suplemetasi ekstrak katuk (0,6 g/kg pakan), tepung kunyit (4,8 g/kg pakan), dan vitamin C (599 mg/kg pakan). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, 8 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu CON (Kontrol), SA (ekstrak katuk), TU (tepung kunyit), VC (vitamin C), SATU (ekstrak katuk dan tepung kunyit), SAVC (ekstrak katuk dan vitamin C), TUVC (tepung kunyit dan vitamin C), dan COM (ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C). Induk ikan dipelihara selama 2 bulan dengan pemberian pakan dosis 5% bobot tubuh. Parameter yang diamati adalah bobot induk, bobot gonad, gonadosomatik indeks (GSI), histologi ovarium, dan diameter oosit fase endogenous vitelogenesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C menghasilkan nilai GSI dan bobot gonad yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Perkembangan oosit dengan suplementasi ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C mencapai fase endogenous vitelogenesis, sedangkan pada perlakuan kontrol masih banyak oosit pada fase previtelogenesis. Ukuran oosit fase endogenous vitelogenesis tertinggi ditemukan pada perlakuan kombinasi (603.60±99.09 µm) dan terendah pada kontrol (412.60±39.76 µm). Dapat disimpulkan bahwa penambahan ekstrak katuk, tepung kunyit, dan vitamin C mampu mempercepat perkembangan dan kualitas oosit ikan patin.
K Kadar 17β-estradiol, Vitellogenin, dan Diameter Telur Selama Siklus Reproduksi Oreochromis niloticus Manalu, Wasmen; Andriyanto, Andriyanto; Sudrajat, Agus Oman; Kapelle, Imanuel Berly D.; Gunadi, Bambang; Mainassy, Meillisa Carlen
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 13 No. 2 (2025): Juli 2025
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.13.2.%p

Abstract

Estradiol, vitellogenin levels, and egg diameter are indicators of oocyte quality in aquaculture. This study evaluated the performance of 17β-estradiol (E2) and vitellogenin (Vtg) concentrations in eggs and oocyte diameter during the reproductive period of Oreochromis niloticus at the Fish Breeding Research Center, Sukamandi, Subang, West Java. Sixmonth- old female fish were fed a diet supplemented with varying doses of curcumin analog in the morning and evening for six weeks. The study used a completely randomized design with seven treatments and three replicates. E2 and Vtg concentrations in eggs were analyzed using the enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) Fish kit. The results indicated that the supplementation of curcumin analog in female broodfish of red tilapia increased the concentration of E2, which in turn stimulated Vtg synthesis in the liver, subsequently stored in developing follicles during gonadal maturation. The group supplemented with 2.4 mg of curcumin analog per 100 g of feed exhibited the highest concentrations of E2 (114.46 ng/mL) and egg Vtg (55.63 mg/mL). This study provides valuable insights for enhancing reproductive performance by incorporating curcumin analogs into the feed for commercial tilapia farming. 
Pemendekan waktu siklus estrus pada luwak Jawa (Paradoxurus hermaphroditus) terdeteksi melalui metode ulas vagina Zora, Nelda Fliza; Ulum, Mokhamad Fakhrul; Ekastuti, Damiana Rita; Tarigan, Ronald; Achmadi, Pudji; Bustaman, Isdoni; Santoso, Koekoeh; Maheshwari, Hera; Suprayogi, Agik; Manalu, Wasmen; Satyaningtijas, Aryani
ARSHI Veterinary Letters Vol. 7 No. 2 (2023): ARSHI Veterinary Letters - Mei 2023
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.7.2.35-36

Abstract

Luwak Jawa (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan salah satu hewan liar yang dapat dimanfaatkan sebagai penyeleksi biji kopi untuk menghasilkan kopi berkualitas dan bernilai ekonomis tinggi. Pemeliharaan yang tidak sesuai dapat memengaruhi kondisi fisiologis dan reproduksi luwak sehingga penting untuk diketahui sebagai dasar manajemen pemeliharaan dan kesehatan untuk optimalisasi produksi, pencegahan penyakit, dan konservasi luwak. Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui panjang waktu total siklus estrus dan waktu dari setiap fase estrus yaitu fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Luwak Jawa dari diperoleh dari pasar hewan sebanyak 2 ekor berjenis kelamin betina dengan bobot badan sekitar 4 kg diambil data ulas vagina selama 21 hari pada pagi dan sore hari. Sel epitel vagina diperiksa di bawah mikroskop dan dianalisa secara kuantitatif. Hasil pengamatan menunjukkan pemendekan siklus estrus dengan panjang total siklus estrus yaitu 121,5±7,5 jam (5 hari). Durasi waktu proestrus 12,0±0,0 jam, estrus 22,5±3,0 jam, metestrus 25,5±3,0 jam dan diestrus 61,5±3,0 jam.
Co-Authors - Hernawati . Safrida ., Chairul A Yani A.S. Satyaningtijas ABADI SUTISNA Abdul Zahid Adawiah . Ade Sunarma Ade Sunarma Adi Winanto Adi Winarto Adi Winarto Agik Suprayogi Agus Oman Sudrajat Agus Wahyana Anggara Agus Wahyana Anggara Agus Wahyana Anggara, Agus Wahyana Ahmad Subhan Ahmad Yani ahmad yani Aisjah Girindra Akhiruddin Maddu Alfred O. M. Dima Alifiana Fitrianingrum Almiahsari, Ashri Amrozi Andi Mu’nisa Andri Yanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto . Andriyanto A Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto Andriyanto, Andriyanto Andriyanto Anggraeni, Henny Endah Anita Esfandiari Anuraga Jayanegara Arief Boediono Aryani Satyaningtijas Aswani, Tuti Aulia Andi Mustik Aulia Andi Mustika Aulia Andri Mustika Aurelia, Sharon Awaludin Azam B. Zaidy B P Purwanto B. P. Purwanto Bagus Priyo Purwanto Bambang Gunadi Bambang Gunadi Bambang Gunadi Bambang Kiranadi Bambang Kiranadi BAMBANG KIRANADI Bambang Pontjo Priosoeryanto Benny Heltonika Bondan Achmadi Cece Sumantri Chairul - Chairul Chairul Chairun Nisa Chatarina Umbul Wahyuni Christina Clarice Leksono Cut Dara Dewi Damiana Rita Ekastuti Daniel Happy Putra Debby Jacqualine Jochebed Rayer Dedy D. Solihin Deni Noviana Deni Radona, Deni Desrial DEWI APRI ASTUTI Dewi Ratih Agung Priyono Dewi Ratih Agungpriyono Dewi Ratih Agungpriyono Dewi Ratih Agungpriyono Diah Nugrahani Pristihadi Diky Yuliansah Diky Yuliansah Dwi Gunadi Dwi Setyaningsih Dwi Utari Rahmiati Dyah Iswantini Edwin Ligia Sastra Ekowati Handharyani Elpita Tarigan Elpita Tarigan Elpita Tarigan Elpita Tarigan Erli Chandra Etih Sudarnika Evy Ayu Arida EVY AYU ARIDA Fachriyan H. Pasaribu Firda Agustin Firda Agustin Firda Agustin, Firda Fitra Aji Pamungkas Fitra Aji Pamungkas Fitra Aji Pamungkas Fitria Senja Murtiningrum Friska Mery Montolalu Gandasari, Ira Agustina Dewi Ganjar Maulana Nugraha Ganjar Maulana Nugraha HADI SUNARYO Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamdika Yendri Putra Hamny Sofyan Hasya, Karin katina Henni Syawal HERA MAHESHWARI Hera Maheswari, Hera Hernawati Hernawati Hesti Wahyuningsih Huda Shalahudin Darusman Hurip Pratomo Hurip Pratomo Husna, Hanifati I Ketut Mudite I Komang Gede Wiryawan Iman Hernaman Iman Supriatna Irarang, Yusa Irfan Nurhidayat, Irfan Irma Herawati Suparto Irzaman, Irzaman Isdoni Bustaman Jakaria Jakaria Jihan Fadilah Rachman Nurullah Jola J.M.R. Londok Joni Haryadi, Joni Kapelle, Imanuel B. D. Kardiyo Praptokardiyo Kasiyati Kasiati Ketut Adnyane Mudite Kharisma Mardathilah Kharisma Mardathilah Kiranadi Bambang koekoeh santoso Koeswinarning Sigit Komang G. Wiryawan Komariah Komariah Komariah Krido Brahmo Putro Kusdiantoro Mohamad Kusumorini Nastiti Kusumorini Nastiti La Eddy La Jumadin Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Nugrahaning Widi Leliana Widi Leliana Widi Lendrawati Lendrawati Leo Sapelani Soinbala Lies Parede Lina Noviyanti Sutardi Lis Rosmanah Livana Dethris Rawung Lucia Johana Lambey M. Zairin Junior M.Y Sumaryadi Madyastuti, Rini Maneewong, Sattabongkoch Mardathilah, Kharisma Mas Yedi Sumaryadi Masriani . Meillisa Carlen Mainassy Mia Fitriana, And Mien Th. R. Lapian Mohamad Hasil Tamzil Mohamad Yamin Mohamad Yogie Hendrawan Mohammad Miftahurrohman Mokhamad Fakhrul Ulum, Mokhamad Muhaimin Hamzah MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI Muhammad Darjat Darulfalah Muhammad Darjat Darulfalah Muhammad Junior Zairin Muhammad Rizki Muhammad Zairin Jr Muhammad Zairin Jr. Murniaty Simorangkir Mustika, Aulia A. Nabila Martha Ludi Miftahurahma Nahrowi Nahrowi Nastiti Kusomorini Nastiti Kusomorini Nastiti Kusumorini Nastiti Kusumorini NASTITI KUSUMORINI NASTITI KUSUMORINI Ni Made Ria Isriyanthi Nur Bambang Priyo Utomo Nur Bambang Priyo Utomo Nurhidayat - Nurhidayat, Nurhidayat Odang Carman Ong Huey, Lynette Pollung Hasiholan Siagian PONIMAN PONIMAN Pudji Achmadi Purwantiningsih Sugita Putra, Hamdika Yendri Putut I. Pudjiono R G Sianturi Raden Roro Sri Pudji Sinarni Dewi Rahminiwati, Min Rarah Ratih Adjie Maheswari Resi Milna Revolson Mege Riasari Gail Sianturi Riasari Gail Sianturi Riasari Gail Sianturi Ridi Arif RIDWAN AFFANDI Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Rindy Fazni Nengsih Risna Anggraeni Ronny Rachman Noor Rosdianto, Aziiz Mardanarian Rosdianto, Aziiz Mardanarian Rosmanah, Lis Rudi Priyanto Rudi Priyanto Rudy Priyanto Rukmiasih Rukmiasih Ruqiah Ganda Putri Panjaitan Sabri Mustafa Safrida Safrida SATA YOSHIDA SRIE RAHAYU Sela Septima Mariya Sharon Aurellia Silmy Kamila Widyanti Silmy Kamila Widyanti Sitti Wajizah Sitti Wajizah Sri Catur Setyawatiningsih Sri Catur Setyawatiningsih Sri Nuryati Sri Subekti Subangkit, Mawar Suhendro, Ikhsan Sumiati Sumiati Sumiati Sumiati Sumiaty Aiba Sunarno . Sunarno s Sunarno s Supiyani, Atin Sutiastuti Wahyuwardani Sutiastuti Wahyuwardani SYAHRUN HAMDANI NASUTION Tarigan, Ronald TARUNI SRI PRAWAST MIEN KAOMINI ANY ARYANI DEDY DURYADI SOLIHIN TATI NURHAYATI Tiltje Andretha Ransaleleh TOHA SUTARDI Toto Toharmat Tri Budhi Murdiati Tri Budhi Murdiati Tuti Aswani Tutik Wresdiyati Umi Cahyaningsih Uus Saepuloh UUS SAEPULOH Wahyuni, Sri Wida Lesmanawati WIDANARNI WIDANARNI Widi, Leliana Nugrahaning wirahadikesuma, ikhwan Wirahadikesuma, Ikhwan Wirahadikesuma Wiranda G Piliang Wiranda G Piliang Wiranda G. Piliang Wiwin Winarsih Y. Hadiroseyani Yayuk Sri Rahayu Yendri, Hamdika Yetmaneli, Yetmaneli Yudha Trinoegraha Adiputra Yudha Trinoegraha Adiputra Yulia Yellita Yuliansah, Diky Yulvian Sani yuri, Nurasmi yuri Yusa Irarang Yusa Irarang Yusa Irarang Yusfiati Yusfiati Yuvensius Yuvensius Zora, Nelda Fliza Zulfa Zakiah