Pendidikan inklusif bertujuan memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua siswa, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Namun, pelaksanaannya di sekolah dasar sering kali menghadapi tantangan struktural, sosial, dan sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi kepala sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif di sekolah dasar, khususnya dalam menghadapi keterbatasan akses bagi siswa berkebutuhan khusus. Pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus digunakan untuk mendalami praktik kepemimpinan di SDN Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, serta dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman (reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan). Kepala sekolah menjalankan strategi yang mencakup asesmen kebutuhan, pengorganisasian tim informal, pelatihan guru, kerja sama eksternal, serta evaluasi formatif. Tantangan utama meliputi keterbatasan dana, fasilitas aksesibilitas, dan resistensi sosial. Kepemimpinan kepala sekolah yang inovatif dan kolaboratif menjadi kunci dalam keberhasilan awal implementasi pendidikan inklusif. Diperlukan dukungan kebijakan, pelatihan guru, dan penguatan literasi sosial untuk keberlanjutan program.