Indonesia sebagai negara kaya sumber daya alam memiliki tradisi jamu yang merupakan bagian penting dari warisan budaya dan pengobatan tradisional. Namun, dalam era modernisasi, tantangan muncul terutama dari generasi milenial yang lebih memilih produk dengan daya tarik estetik dan inovasi. Penurunan konsumsi jamu tradisional di kalangan milenial menjadi perhatian utama, sehingga inovasi seperti teknik infused diperkenalkan untuk meningkatkan daya saing jamu. Teknik infused menghasilkan jamu dengan rasa yang lebih ringan dan segar, lebih sesuai dengan preferensi konsumen muda.Pelatihan di Desa Sumberwaras melibatkan ibu-ibu PKK dalam pembuatan jamu infused dan strategi branding yang moderen. Program pemberdayaan ini mengadopsi pendekatan ABCD (Aset Based Community Development). Pengabdian terbagi menjadi empat tahap: 1) koordinasi dan kerjasama dengan mitra, 2) kegiatan pelatihan pembuatan jamu tradisional dengan teknis infused, 3) kegiatan pelatihan branding, 4) evaluasi kegiatan. Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan peserta dalam menciptakan produk jamu yang menarik dan relevan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta tentang manfaat jamu dan teknik branding, meskipun masih ada tantangan dalam menarik minat milenial dan meningkatkan rasa produk