Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerimaan teknologi telekonferensi terhadap kepuasan pengguna di berbagai institusi. Meskipun teknologi ini diharapkan dapat mempermudah komunikasi jarak jauh, sering kali ditemukan keluhan terkait kompleksitas penggunaan dan efektivitasnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Technology Acceptance Model (TAM), yang mengukur persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan (perceived ease of use) teknologi telekonferensi. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada pengguna layanan telekonferensi dan dianalisis menggunakan regresi linier untuk menentukan hubungan antara variabel. Hasil analisis menunjukkan bahwa baik persepsi kegunaan maupun kemudahan penggunaan berpengaruh signifikan terhadap sikap pengguna dalam menerima teknologi ini. Selain itu, ditemukan bahwa faktor kenyamanan dan dukungan teknis juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kepuasan pengguna. Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan peningkatan fitur antarmuka yang lebih intuitif serta pelatihan bagi pengguna untuk memaksimalkan pemanfaatan layanan telekonferensi. Kesimpulannya, meskipun teknologi telekonferensi memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi komunikasi, keberhasilannya sangat bergantung pada persepsi pengguna terhadap kegunaan dan kemudahan penggunaannya.