Pembelajaran di perguruan tinggi idealnya melibatkan mahasiswa secara aktif, menjadikan mereka bukan hanya penerima materi, tetapi juga partisipan dalam pengembangan pemahaman dan analisis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi efektivitas pembuatan soal mandiri dan diskusi tertulis dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa di lingkungan pendidikan tinggi. Kuesioner dirancang untuk mengukur persepsi mahasiswa terhadap kedua pendekatan tersebut, serta bagaimana penerapannya mempengaruhi pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, di mana hasil kuesioner dianalisis dengan mengelompokkan respons berdasarkan tema-tema yang muncul, seperti kenyamanan, keterlibatan, dan peningkatan pemahaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang dilibatkan dalam pembuatan soal mandiri memiliki pemahaman materi yang lebih mendalam, karena mereka dilatih untuk menyusun pertanyaan yang relevan dan menantang. Diskusi tertulis, terutama melalui platform digital, juga terbukti efektif dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa yang cenderung pasif dalam diskusi lisan, sehingga memungkinkan terciptanya pembelajaran yang lebih inklusif. Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya diversifikasi pendekatan pembelajaran di era digital untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa generasi Z, yang cenderung lebih nyaman dengan pendekatan interaktif berbasis teknologi.