Anak yang menjalani kemoterapi sering mengalami masalah mukositis. Munculnya masalah gangguan integritas kulit mukositis akan berdampak anak menjadi sulit menelan dan nyeri sehingga dapat mengambat proses pengobatan kanker. Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan berkumur dengan larutan madu untuk mengatasi masalah keperawatan gangguan integritas kulit dalam asuhan keperawatan. Pelaksanaan studi kasus ini dilakukan dibulan Januari 2025, di Ruangan Anggrek RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan subjektif data partisipan. Kriteria inkluasi subjektif anak yang berusia 6-18 tahun yang mendapatkan kemoterapi dan tidak mendapatkan obat mukositis. Anak mampu berkumur dengan larutan madu. Alat yang digunakan dalam studi kasus ini adalah instrumen Oral Assessment Guide (OAG) dan larutan madu multiflora sebanyak 50 ml yang di berikan 1 kali sehari. Pemberian kumur madu dilakukan selama 3 hari yang dimulai sejak 1 hari sebelum kemoterapi hingga 1 hari setelah kemoterapi selesai. Hasil Pada kasus 1 sebelum dilakukan penerapan berkumur dengan larutan madu didapatkan nilai OAG 12, setelah dilakukan penerapan nilai OAG menjadi 8. Pada kasus 2 sebelum dilakukan penerapan berkumur dengan larutan madu didapatkan nilai OAG 14, setelah dilakukan penerapan nilai OAG menjadi 9. Kondisi pasien yang mendapatkan obat kemoterapi beresiko timbulnya mukositis dengan obat Etoposio dan obat Daunocin kemoterapi. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa terapi berkumur menggunakan larutan madu memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengurangi ketidaknyamanan pada membran mukosa oral anak yang menjalani kemoterapi.