Ketidaksesuaian antara tarif INA-CBGs dan biaya riil layanan Hemodialisa menjadi tantangan besar bagi keberlanjutan layanan kesehatan di rumah sakit, termasuk di RS Bhayangkara TK III Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung unit cost layanan Hemodialisa secara akurat menggunakan pendekatan Activity-Based Costing (ABC), serta menyusun model penyesuaian tarif berdasarkan hasil perhitungan tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara, serta dokumentasi laporan keuangan dan aktivitas unit Hemodialisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit cost layanan Hemodialisa berdasarkan metode konvensional adalah Rp1.373.461, sedangkan setelah penerapan metode ABC dan skema kerja sama operasional (KSO), unit cost terkoreksi menjadi Rp782.929. Koreksi biaya ini didorong oleh alokasi biaya yang lebih efisien serta pengalihan beban bahan habis pakai ke mitra KSO. Perhitungan Recovery Rate Cost (RRC) juga menunjukkan peningkatan efisiensi, dari 64,3% menjadi 112,8%, yang menandakan bahwa tarif INA-CBGs telah mencukupi biaya aktual pasca penyesuaian. Penelitian ini menyimpulkan bahwa metode ABC memberikan gambaran biaya yang lebih akurat dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan strategis, penyesuaian tarif, dan peningkatan efisiensi layanan.