Abstract: The implementation of this PkM was carried out for ± 9 months in several stages, starting with observation and ending with a business feasibility analysis. This activity is held through a partnership program with village-owned enterprises (BUMDes) Borong Pa'la'la and several residents who own ponds. Tilapia cultivation in this PkM uses tarpaulin pond media (biofloc). The results of the business feasibility analysis provide evidence that there are four cost components (other than land) namely tarpaulin, seeds, fish feed, equipment and electricity costs which in total cost required for the cultivation period for four months, which is Rp. 2,560,000, - / 214 kg. (1500 tails) which are cultivated can generate sales in the range of Rp.26.000,- for each kilogram, thus generating Rp. 5.226.000,- which is obtained from 201 kg x Rp. 26.000,-. The results of tilapia cultivation carried out by villagers, BUMDes and service groups have been proven to provide additional income for residents, amounting to Rp. 2,666,000, - (Rp. 666,500, - / month). This result is relatively small if it is used as an economic support for the villagers, but can be used as an additional income for the residents so that the residents through the results of this PkM are given recommendations only as additional income that is oriented towards utilizing vacant land owned by the villagersKeywords: borong pa'la'la; business feasibility; cultivation; tilapiaAbstrak: Pelaksanaan PkM ini di laksanakan selama ± 9 bulan dalam beberapa tahapan, yang dimulai dengan observasi dan diakhiri dengan analisis kelayakan usaha. Kegiatan ini diselenggarakan melalui program kemitraan dengan badan usaha milik desa (BUMDes) Borong Pa’la’la dan beberapa warga pemilik kolam. Budidaya ikan nila dalam PkM ini menggunakan media kolam terpal (bioflok). Hasil analisis kelayakan usaha memberikan bukti jika terdapat empat komponen biaya (selain lahan) yaitu terpal, bibit, pakan ikan, peralatan dan biaya listrik yang secara keseluruhan biaya yang dbutuhkan untuk masa budidaya selama empat bulan yaitu sebesar Rp.2.560.000,- / 214 kg. (1500 ekor) yang dibudidayakan dapat menghasilkan penjualan pada kisaran harga Rp.26.000,- untuk setiap kilogramnya, sehingga menghasilkan Rp 5.226.000,- yang diperoleh dari 201 kg x Rp. 26.000,-. Hasil budidaya ikan nila yang dilakukan warga desa, BUMDes dan kelompok pengabdi terbukti dapat memberikan pendapatan tambahan warga, sebesar Rp.2,666.000,- (Rp.666.500,-/bulan). Hasil ini tergolong kecil jika digunakan sebagai penopang ekonomi warga desa, namun dapat digunakan sebagai tambahan pendapatan warga sehingga kepada warga melalui hasil PkM ini diberikan rekomendasi hanya sebagai pendapatan tambahan yang berorientasi untuk memanfaatan lahan kosong yang dimiliki warga desa.Kata kunci: borong pa’la’la; budi daya; ikan nila; kelayakan usaha