p-Index From 2020 - 2025
11.245
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin PSP Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut MEDIA KONSERVASI Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Jurnal Manajemen dan Agribisnis Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Buletin Ekonomi Perikanan ETIKONOMI Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) Economic Journal of Emerging Markets Jurnal Studi Pemerintahan JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Jurnal Ilmiah Informatika Komputer Prosiding KOMMIT Jurnal Agroteknotropika TRANSIENT: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Proceedings of KNASTIK TEKMAPRO Journal of Industrial Engineering and Management Jurnal Agro Ekonomi Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Forum Penelitian Agro Ekonomi JAM : Jurnal Aplikasi Manajemen ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) International conference on Information Technology and Business (ICITB) Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Jurnal Wilayah dan Lingkungan Jurnal Tataloka Jurnal Ekonomi Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Jurnal EMT KITA Jurnal Bina Praja Jurnal Penelitian Pendidikan IPA (JPPIPA) Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Jurnal Ekonomi dan Bisnis JEPA (Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis) Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Journal of Regional and Rural Development Planning IJEBD (International Journal Of Entrepreneurship And Business Development) JURNAL ATOMIK Jurnal Akuatiklestari Al-Madrasah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI JURNAL AGRIBISAINS JIMFE (Jurnal Ilmiah Manajemen Fakultas Ekonomi) Jurnal Kelautan Nasional EQIEN - JURNAL EKONOMI DAN BISNIS Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jambura Agribusiness Journal EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan) Jurnal Permukiman Journal of Primary Education Reformasi : Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PALAR (Pakuan Law review) Jusikom: Jurnal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prosiding Seminar Nasional Teknik Mesin Jurnal Keperawatan Malang (JKM) Al-Kharaj: Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah PUBLIKASI PENELITIAN TERAPAN DAN KEBIJAKAN Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Jurnal Agro Ekonomi Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Indonesian Journal of Applied Research (IJAR) Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Business Review and Case Studies Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Kontigensi: Jurnal Ilmiah Manajemen Multidiciplinary Output Research for Actual and International Issue (Morfai Journal) Al-Ihtirafiah ProBisnis : Jurnal Manajemen COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat International Journal of Multidisciplinary Research and Literature (IJOMRAL) East Asian Journal of Multidisciplinary Research (EAJMR) Indonesian Journal of Business Analytics (IJBA) Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah Makara Journal of Technology Chalim Journal of Teaching and Learning INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Journal Research of Social Science, Economics, and Management Indonesian Journal of Advanced Research (IJAR) Excelencia : Journal Of Islamic Education & Management Indonesian Journal of Agricultural, Resource and Environmental Economics Community: Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas dan Perjalanan Acta Solum Jurnal Ekonomi Pembangunan Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Academicus IJAE Andragogi Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Scientific Contribution Oil and Gas PROMOTIF: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Journal of Citizen Research and Development J-CEKI
Claim Missing Document
Check
Articles

KINERJA PRODUKTIVITAS DAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP )TAMBAK UDANG INDONESIA Ono Juarno; Rina Oktaviani; Akhmad Fauzi; Nunung Nuryartono
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2011): DESEMBER (2011)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.728 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v6i2.5770

Abstract

Kuantitas produksi udang tambak Indonesia meningkat signifikan dalam dua dekade terakhir, dari 97,2 ribu ton tahun 1989 menjadi 352 ribu ton tahun 2010, dengan puncaknya 409 ribu ton pada tahun 2008. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kinerja produktivitas tambak udang dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi TFP menggunakan pendekatan angka Indeks Tornqvist Theil. Hasil studi menunjukkan bahwa pertumbuhan udang tambak Indonesia periode 1989-2008 lebih karena pertumbuhan input/faktor produksi bukan karena pertumbuhan TFP. TFP berfluktuasi disebabkan belum berhasil diatasinya permasalahan penyakit. Hasil konfirmasi pada tingkat lapang menggunakan data primer dari 163 petak tambak menunjukkan bahwa serangan penyakit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap TFP. Intensifikasi, benur bersertifkat, dan lamanya pendidikan berkorelasi positif, akan tetapi kondisi riil Indonesia berbeda yaitu mayoritas tambak dikelola secara non intensif. Studi ini juga menunjukkan bahwa luas pengusahaan dan sistem kerjasama antara pembudidaya dengan lembaga pemasaran lainnya berpengaruh negatif terhadap TFP. Terkait dengan hal itu, pemerintah perlu memprioritaskan meningkatkan produktivitas dengan mengatasi serangan penyakit melalui penambahan anggaran riset bidang penyakit, penyediaan benur bermutu, peningkatan sumber daya manusia (SDM). Selain itu, diperlukan regulasi dalam hal pengaturan pola tanam dengan penggantian species yang dapat memutus rantai penyakit. Disamping itu, direkomendasikan agar mengurangi padat penebaran. Tittle: Productivity Performance and Factors Influencing to the Total Factor Productivity (TFP) of Indonesia Shrimp Cultured.Production of Indonesian shrimp cultured has experienced a remendeous growth during the last two decades with its peak performance at 409 metric tons in the year of 2008. The objective of this research was to analyze productivity performance of Indonesian shrimp cultured using the Tornqvist Theil Index and its determinants. Results showed that source of growth was mainly due to input gowth. TFP fluctuations were mainly because of disease outbreaks. Using field data comprises a total of 163 ponds confirm that disease outbreaks plays an important role in lowering TFP. Intensification, fry certification, and education halved a positive correlation with TFP. However, the Indonesian shrimp farmers in majority cultured the shrimps using traditional system. On the other hand, cooperation between farmers and other marketing institution and total pond area show a negative effects on achieving higher TFP. Therefore, the government could improve farmed shrimp productivity through increasing research budget on diseases, improving seed quality and human resources. The government should also put a priority regulation on changing cropping system accompanied by changing shrimp species cultured so that carrier agents of diseases can be broken. Apart from these, lowering stocking density was also suggested.
SURPLUS PRODUSEN PERIKANAN DEMERSAL DI PROVINSI JAWA BARAT DENGAN BERBAGAI NILAI DISCOUNT RATE Donny Orlando Wijayanto; Akhmad Fauzi; Luky Adrianto
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v16i2.9593

Abstract

Terdapat pandangan secara global mengenai status sebagai nelayan yang diidentikkan dengan kemiskinan, suatu pandangan yang sejalan dengan beberapa hasil penelitian di Indonesia. Produksi perikanan tangkap laut di Provinsi Jawa Barat relatif besar secara nasional. Produksi perikanan demersal berkontribusi sebesar 34,52% dari total produksi pada tahun 2017. Hasil produksi ini diperoleh dari aktivitas nelayan Provinsi Jawa Barat yang berada di WPP-712 dan di WPP-573. Tujuan pengelolaan perikanan, baik dari sisi ekonomi maupun dari sisi pemerintahan adalah untuk menyejahterakan pelaku usahanya. Indikator yang saat ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan nelayan adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN). Nilai tersebut untuk Provinsi Jawa Barat adalah 105,06 pada tahun 2014, dan 113,02 pada tahun 2017. Besaran tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan nelayan di Provinsi Jawa Barat adalah sejahtera. Di sisi lain, konsep NTN tidak menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan adalah biaya korbanan (opportunity cost), dan tidak mengakomodir konsep time value of money. Melihat kondisi ini maka pertanyaan yang ditimbulkan adalah apakah nelayan di Provinsi Jawa Barat masih sejahtera apabila dilihat melalui indikator lain selain NTN. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesejahteraan nelayan perikanan demersal di Provinsi Jawa Barat menggunakan Surplus Produsen sebagai alat ukurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara rata – rata, Surplus Produsen terbesar yang dialami nelayan yang berada di Laut Jawa adalah sebesar Rp3.897.109.483.225,20 pada discount rate 10%, dan nelayan di Samudra Hindia sebesar Rp104.452.115.805,11 pada discount rate 20%. Besaran discount rate tidak seiring dengan peningkatan Surplus Produsen. Perbandingan besaran Surplus Produsen dengan Angka Kemiskinan menunjukkan bahwa nelayan di Laut Jawa tidak dapat dikategorikan sebagai miskin, namun mereka yang berada di Samudra Hindia masih berada tepat di atas garis kemiskinan. Hal ini suatu hasil yang sedikit berbeda dibandingkan dengan angka NTN. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan variabel Surplus Produsen sebagai komplemen bagi Nilai Tukar Nelayan sebagai ukuran kesejahteraan nelayan.Title:  Producer Surplus Of Demersal Fisheries in West Java Province With Various Discount Rate ValuesThere is a global view of status as a fishers who is identified with poverty, a view that is in line with several research results in Indonesia. Marine capture fisheries production in West Java Province is nationally relatively large. Demersal fisheries production contributed 34.52% of total production in 2017. This production result was obtained from the activities of fishers in West Java Province of WPP-712 and in WPP-573. The purpose of fisheries management, both from an economic perspective and from a government perspective, is the welfare of business actors. The indicator currently used to measure fishers’s welfare is in terms of fishers term of trade index (NTN). The value for West Java Province was 105.06 in 2014, and 113.02 in 2017. This figure shows that overall fishers in West Java Province are prosperous. On the other hand, the NTN concept does not indicate that the costs incurred are opportunity costs, and does not accommodate the time value of money concept. Seeing this condition, the question raised is whether fishers in West Java Province are still prosperous when viewed through other indicators other than NTN. The purpose of this study was to analyze the welfare of demersal fishers in West Java Province using Producer Surplus as a measuring tool. Results show that on average, the largest producer surplus experienced by fishers in the Java Sea is Rp. 3,897,109,483,225.20 at a discount rate of 10%, and fishers in the Indian Ocean are Rp. 104,452.115,805.11 at a discount. 20% rate. The discount rate is not in line with the increase in Producer Surplus. Comparison of the Producer Surplus with the Poverty Figure shows that fishers in the Java Sea cannot be categorized as poor, but those in the Indian Ocean are still just above the poverty line. This is a slightly different result compared to the NTN figure. This study recommends the use of the Producer Surplus variable as a complement to the Fishers Exchange Rate as a measure of fishers’s welfare.
TOTAL FAKTOR PRODUKTIVITAS DAN INDEKS INSTABILITAS PERIKANAN TANGKAP: Kasus di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat Budi Wardono; Akhmad Fauzi; Achmad Fahrudin; Agus Heri Purnomo
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2015): Juni (2015)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (962.764 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v10i1.1246

Abstract

Perkembangan produksi perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pelabuhan Ratu secara total mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat pada periode 2002 sampai 2013. Peningkatan produksi hanya terjadi pada armada Kapal Motor (KM) dengan armada lebih 5 GT, sedangkan produksi ikan dari Perahu Motor Tempel (PMT) dengan armada kurang dari 5 GT mengalami penurunan tajam. Pada tahun 2013 share produksi ikan dari KM sebesar lebih 95 % sedangkan produksi ikan dari PMT kurang dari 5 %. Kondisi ini mengakibatkan ketidakseimbangan dalam alokasi sumber daya. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor produktivitas total dan indeks ketidakstabilan pada perikanan tangkap. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – Desember 2014 di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Teknik analisis menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dan Coppock Index Instability (CII). Data yang digunakan adalah data time series statistik PPN Pelabuhan Ratu. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar armada telah mencapai tingkat efisiesni (nilai efisiensi=1); sedangkan perubahan total faktor produktivitas mengalami fluktuasi yang tajam (berada dikuadran III) pertumbuhan tinggi disertai ketidakpastian yang tinggi, mengindikasikan terjadi ketidakstabilan. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya persaingan yang ketat diantara pelaku usaha sehingga menyebabkan terjadinya over-fishing dan over-capasity. Oleh karena itu diperlukan kebijakan untuk dapat mengurangi ketidakstabilan dengan cara rasionalisasi armada tangkap terutama alat tangkap yang sudah tidak efisien dan pengendalian kapal tuna long line. (Total Factor Productivity And Instability Index Of Marine Capture Fisheries: Case in Pelabuhan Ratu, West Java)Fishery production at the Nusantara Fishery Harbour in Pelabuan Ratu increases more than double of production from 2002 to 2013. The increase was only occured for number of marine inboard motor size more than 5 GT, while marine outboard motor size less than 5 GT experienced a sharp decrease. In 2013 the production share of marine inboard motor was more than 95 per cent, while the production share of marine outboard motor was less than 5 per cent. This condition had an impact on imbalaced resource allocation. The applied policy was formulated for fishery management in Pelabuhan Ratu based on information of efficiency, productivity change, and instability index. The analysis was done by using Data Envelopment Analysis (DEA) and Coppock Index Instability (CII) approaches. The result showed that most of big boats (more than 5 GT) have been efficient (efficiency value=1), while total productivity factor fluctuated sharply and indicated instability of production. Coppock Index Instability and growth index showed that most of conditions were on positive growth stage with high level of instability. This conditon caused tight competition among businessmen leading to over fishing and over capacity. A policy is needed to reduce instability by rationalizing capturing boat, especially the infficient ones and to controlling tuna long line vessel.
PERANAN “BANTAL SOSIAL” PADA MATA PENCAHARIAN NELAYAN SKALA KECIL DI JAWA Budi Wardono; Akhmad Fauzi
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 2 (2016): DESEMBER (2016)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.037 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v11i2.3831

Abstract

Salah satu alasan yang kuat nelayan tangkap skala kecil tetap melaut meskipun mempunyai risiko tinggi karena peluang/prospek pendapatan/penerimaan yang tinggi pada satu saat. Risiko melaut tidak hanya membuat ketidakpastian tetapi juga karena risiko biaya operasional yang tinggi. Dihadapkan dengan kondisi biaya operasional yang  tinggi, nelayan menggunakan strategi yang berbeda, salah satunya melekat pada peran tengkulak. Dalam pandangan konvensional, pedagang perantara/ langgan sebagai hambatan bagi nelayan untuk menjadi kompetitif di pasar. Namun di negara berkembang seperti Indonesia, mereka memainkan peran penting sebagai "bantal sosial" dalam kehidupan nelayan skala kecil. Tujuan penelitian adalah menyelidiki tingkat kecenderungan keterikatan hubungan langgan/pedagang antara sebagai “bantal sosial” dengan nelayan di dua daerah penangkapan ikan yang menonjol di pantai utara dan pantai selatan Jawa. Analisis data dilakukan dengan metode analisis kuantitatif yaitu model analisis multinomial logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan dari pantai utara cenderung sangat kuat hubungannya dengan perantara untuk kelangsungan hidupnya dibandingkan dengan nelayan di pantai selatan. Implikasi dari temuan tersebut bahwa peran sentral langgan/perantara/tengkulak/langgan merupakan bentuk hubungan yang bersifat ekonomi dimana kedua belah pihak bisa mengambil keuntungan. Pola hubungan bukan hanya sekedar sebagai penyangga, namun lebih dari itu yaitu berfungsi sebagai “bantal” sosial (social cushion) para nelayan. Hubungan seperti ini merupakan bentuk layanan dimana para nelayan bisa mendapatkan alternatif layanan jasa “kredit” dari para perantara/langgan/tengkulak. Bentuk layanan seperti yang diperankan oleh langgan/pedagang perantara selama ini belum bisa digantikan oleh lembaga pemerintah yang resmi, dimana pola hubungan tersebut sangat dibutuhkan oleh nelayan skala kecil. Pola hubungan tersebut selain dipengaruhi oleh lokasi, juga dipengaruhi oleh status kepemilikan kapal, lama kepemilikan kapal dan jumlah ABK.Title: The Role “Social Cushion” On The Livelihood Of Small Scale Fishers In JavaOne of the strong reason for small scale fishers to keep fishing despite high risk of fishing, is the prospect of high earning at one moment in time. Risk at fishery not only  create uncertaining but also risk high cost of fishing. Faced with such a high cost, fishers use different strategies, one of which is attached to the middlemen. Convientional views middlemen as an obstacle for fishers to be competitive in the market. Yet in developing country such us Indonesia, they play crucial role as a “social cushion” in the livelihood of small scale fishers. The purpose of research is to investigate the tendency of engagement relationships middleman as "social cushion" with fishermen in the fishing areas that stand out on the north coast and the south coast of Java. Data was analyzed using quantitative analysis method multinomial logistic analysis model. Results of this study show that fishers of the northern coast tend to strongly attach to middlemen for their survival compared with those in the southern coast.  Relationships with fishermen middlemen is a service, where fishermen can get alternative services "credit" from the middleman. Services such as that played by middleman has not been able to replace them by official government agencies, where this kind of relationship is needed by small-scale fishermen. The relationship patterns in addition affected by the location, also influenced by the status of ownership of the vessel, long time ship ownership and the number of crew.  
ANALISIS STAKEHOLDERS PADA PERIKANAN TANGKAP KERAPU, PRELIMINARY STUDY MENUJU IMPLEMENTASI ECOSYSTEM APPROACH FOR FISHERIES MANAGEMENT DI KEPULAUAN SPERMONDE KOTA MAKASSAR Irwan Muliawan; Achmad Fahrudin; Akhmad Fauzi; Mennofatria Boer
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2014): Desember (2014)
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.011 KB) | DOI: 10.15578/jsekp.v9i2.1224

Abstract

Keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya perikanan sangat bergantung pada pelibatan stakeholders untuk ikut berperan dan bekerja aktif mengarah tujuan yang akan dicapai. Sejak tahun 2003 pemerintah Kota Makassar menerapkan sistem manajemen pesisir dan lautan terpadu (integrated coastal zone Management) pada pantai kota dengan berorientasi revitalisasi. Dan tahun 2009, Proyek Central Point of Indonesia di Makassar membangun berbagai fasilitas di sepanjang pantai dengan berorientasi pada reklamasi pantai. Hal tersebut berdampak pada rusaknya lingkungan dan menurunnya produktifitas sumberaya ikan kerapu. Selain program yang terlalu ekspansif ke arah pesisir dan laut, pelibatan stakeholder terkait sumber daya ikan kerapu pun tidak harmonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi dalam pengelolaan perikanan kerapu di kawasan spermonde kota pada pendekatan ekosistem dalam pengelolaan perikanan berdasarkan pendekatan ekosistem (EAFM). Pendekatan dilakukan dengan menggunakan analisis stakeholder dan analisis hubungan entitas socio-ecological system (SES). Hasil analisis stakeholder menunjukkan kelompok stakeholder primer adalah; kelompok kelayan kerapu, kelompok pemodal, kelompok nelayan lainnya, polisi perairan, dinas kelautan dan perikanan propinsi sulawesi selatan dan dinas kelautan dan perikanan kota makassar. Berdasarkan analisis stakeholder grid, kelompok stakeholder tersebut merupakan kelompok yang harus dilibatkan secara aktif dengan berdialog dua arah menuju implementasi EAFM di Kepulauan Spermonde Kota Makassar. Rekomendasi pengelolaan perikanan, dari identifikasi dengan menggunakan analisis hubungan entitas SES seperti: Perlunya upaya pendampingan. Perlunya mengembangan diversifikasi usaha. Penegakan hukum yang kuat dan konsisten. Perlunya kerjasama membenahi infrastruktur. Perlunya meningkatkan komunikasi terpadu antar entitas. Perlunya meningkatkan komunikasi interentitas penyedia infrastruktur.
DEPLESI SUMBER DAYA IKAN TUNA DAN CAKALANG DI INDONESIA Maulana Firdaus; akhmad Fauzi; A Faroby Falatehan
Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Eonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jsekp.v13i2.6906

Abstract

ABSTRAKTuna dan cakalang memiliki potensi ekonomi yang besar di Indonesia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kedua komoditas ini telah menunjukkan gejala over fishing di dunia, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi seberapa besar deplesi ikan tuna dan cakalang di Indonesia. Deplesi sumber daya dihitung melalui perkiraan stok dan tingkat hasil lestari dengan menggunakan model produksi surplus dan estimasi parameter menggunakan metoda Clarke Yoshimoto Pooley (CYP). Nilai deplesi diperoleh dari perkalian volume deplesi dengan unit rent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume rata-rata deplesi sumber daya ikan tuna dan cakalang pada periode 1992-2015 adalah (-) 2.828 ton per tahun. Rata-rata nilai deplesi sumber daya ikan tuna dan cakalang menunjukkan angka negatif, yaitu (-) Rp131,89 miliar per tahun. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa selama periode 1992-2015, stok sumber daya ikan tuna dan cakalang mengalami penurunan sebesar 2.828 ton per tahun dengan nilai potensi kerugian atau kehilangan akibat penurunan stok yang mencapai Rp131,89 miliar per tahun.Title: Tuna And Skipjack Resources Depletion In IndonesiaABSTRACTTuna and Skipjack has a great economic potential in Indonesia. Several studies have shown that these commodities have symptomed of over-fishing in the world, including Indonesia. This study aims to estimate the extent of tuna and skipjack depletion in Indonesia. Resource depletion is calculated through stock estimates and sustainable yield levels using surplus production model and parameter estimation of Clark Yoshimoto Pooley (CYP) method. Depletion value is obtained from multiplication of depletion volume with unit rent. Results of the study showed that the average volume of depletion of tuna and skipjack resources in the period 1992-2015 was (-) 2,828 tons per year. The average value of tuna and skipjack resource depletion showed negative numbers, ie (-) IDR 131.89 billion per year. This negative value indicates that during the period 1992-2015, the stock of tuna and skipjack fish resources decreased by 2.828 tons per year with the potential value of loss or loss due to a decrease in stock which reached IDR131,89 billion per year. 
NERACA EKONOMI SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI UTARA JAWA Zuzy Anna; Akhmad Fauzi
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2013): JUNI 2013
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.045 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v3i1.234

Abstract

Industri perikanan tangkap yang optimal dan berkelanjutan hanya dapat dicapai denganperencanaan yang tepat melalui penerapan instrumen pengelolaan yang tepat pula.Neraca EkonomiSumber daya ikan (NESI) adalah salah satu instrumen perencanaan yang selayaknya digunakansebagai basis pengelolaan sebagaimana dimandatkan oleh UU No. 32 tahun 2009 Tentang Pengelolaandan Perlindungan Lingkungan Hidup. NESI dapat menjadi acuan utama dari Rencana PengelolaanPerikanan (RPP).Secara umum NESI memberikan pemahaman bagi pengambil kebijakan mengenaibagaimana aliran stok sumber daya ikan dan kaitannya dengan perubahan dinamika alamiah dan jugakegiatan ekonomi perikanan tangkap. Paper ini akan membahas mengenai NESI untuk perikanantangkap di Pantai Utara jawa, khususnya pada perikanan pelagik, demersal dan udang. Metode yangdigunakan adalah analisis bioekonomi standard dan estimasi parameter dengan CYP dan Fox, sertaperhitungan neraca dengan metode System of National Account dari FAO (2004) yang disesuaikandengan kondisi data yang ada. Hasil analisis meliputi pengukuran neraca aset standing stock (physicalasset account) ikan ekonomis penting beserta perubahannya, pengukuran sumber daya ikan yangdapat dimanfaatkan (fishable biomass) deplesi dan neraca moneter. Paper juga memberikan solusirekomendasi kebijakan bagi pengelolaan perikanan di wilayah kajian.Title: North Coast of Java Fisheries Resource AccountingOptimal and sustainable fisheries Industries, can only be achieved by proper planning throughimplementation of appropriate management instruments. FRA consider an instruments of planning, whichshould be used as a basis for management, as mandated by Law No.32/ 2009, regarding the Managementand Protection of the Environment. FRA could be the main reference of Fisheries Management Plan(FMP). In general FRA provides insights understanding for policy makers on how the flow of the stock offish and its relation to the changes in natural dynamics. This paper discusses the North Coast of Java’sFRA, especially on the pelagic, demersal, and shrimp Fisheries. Standard bioeconomic analysis, usingCYP and Fox models for parameter estimation, were used in this study. As parameters were estimated,FRA was calculated using the System of National Accounts of FAO (2004), modified to the conditions ofexisting data. The results of the analysis include the measurement of standing stock assets accounting(physical asset account), and its amendment on economically important fish, fishable biomass, depletionand monetary accounting. Paper also provides a solution for management of the fisheries, through policyrecommendations in that particular study area.
KONTRIBUSI PAYMENT FOR ENVIRONMENT SERVICES (PES) TERHADAP KEBERLANJUTAN WISATA SELAM DI KAWASAN KONSERVASI LAUT GILI MATRA Lalu Solihin; Tridoyo Kusumastanto; Akhmad Fauzi; Fredinan Yulianda
Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 2 (2019): DESEMBER 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.356 KB) | DOI: 10.15578/jksekp.v9i2.7621

Abstract

Kawasan konservasi yang digunakan sebagai lokasi wisata selam, berpotensi menimbulkan kerusakan ekosistem sumberdaya terumbu karang yang ada disekitarnya. Wisatawan yang memperoleh kepuasan ketika menikmati keindahan alam laut, maka mereka harus memberikan kontribusi balik terhadap lingkungan. Dana kontribusi tersebut akan dipergunakan untuk biaya perbaikan kualitas lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisatawan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar kontribusi PES terhadap keberlanjutan ekosistem terumbu karang sebagai penunjang kegiatan wisata selam, dan bagaimana mekanisme pungutan PES yang efisien dan optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, iuran PES dari pengguna jasa wisata selam berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekosistem terumbu karang apabila iuran tersebut dikelola secara baik dan benar. Dalam skema pungutan PES yang diusulkan pada artikel ini adalah dengan melibatkan seluruh stakeholder yang berkepentingan terhadap kawasan konservasi ke dalam lembaga pengelola dana PES. Title: PES (Payment For Environment Services) Contribution for Sustainability of Scuba Diving Tourism in Gili Matra Conservation AreaConservation areas which are utilized as diving tourism location, have potencials to cause damages of the surrounding thicks of coral reef ecosystem resources. Tourists who have gained satisfaction when enjoying the beauty of the nature “under the sea”, hence they must provide reciprocal contributions for the environment. The contribution funds will be used for costs of damaged environmental quality restoration due to tourist activities. Therefore, the purpose of this research is to analyze the magnitude of PES’ contribution to the sustainability of coral reef ecosystems as  a mean to support diving tourism activities, and how the collection mechanism of PES is being efficient and optimal. Research results indicated that, PES fees from users of diving tourism services have significant effects on growth of coral reef ecosystem if the fees are managed properly and correctly. In the collection scheme of PES which is proposed in this article is by involving the entire stakeholders who have importance to the conservation areas into funding management institution for PES.
PEMBANGUNAN PERIKANAN BUDI DAYA NASIONAL: KINERJA DAN PERSPEKTIF PENINGKATAN EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS BERBASIS EKOSISTEM Andy Artha Donny Oktopura; Akhmad Fauzi; Ketut Sugama; Heti Mulyati
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 1 (2020): JUNI 2020
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.985 KB) | DOI: 10.15578/marina.v6i1.8870

Abstract

Peningkatan jumlah populasi penduduk yang diikuti dengan perlambatan ekonomi dan stagnasi stok dan volume produksi perikanan tangkap menjadi masalah dalam perekonomian nasional. Perikanan budi daya diharapkan menjadi salah satu alternatif penggerak perekonomian nasional di masa datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi isu dan permasalahan serta menganalisis kinerja pembangunan perikanan budi daya nasional berdasarkan tipologi ekosistem budi daya. Penelitian ini dilakukan di 17 provinsi yang memiliki kontribusi lebih dari lima puluh persen produksi nasional, yang didasarkan pada 3 (tiga) ekosistem, yaitu; air payau, air laut, dan air tawar. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa efisiensi dan produktivitas adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersumber dari forum grup diskusi dan data stastitik. Data luas lahan dan jumlah pembudi daya digunakan sebagai input sedangkan volume produksi dan indeks penerimaan pembudi daya ikan sebagai output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isu dan permasalahan perikanan budi daya bersifat multi dimensi yang dipengaruhi oleh aspek ekologi, ekonomi, dan sosial. Hasil perhitungan nilai efisiensi dan nilai indek Malmquist menunjukkan bahwa masih terjadi inefisiensi pada pembangunan perikanan budi daya nasional, meskipun secara rata-rata terjadi peningkatan produktivitas relatif di masing-masing tipologi ekosistem, yaitu air laut, air payau, dan air tawar rata-rata sebesar 8%, 13%, dan 12%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja pembangunan perikanan budi daya nasional belum optimal selama tahun 2013 – 2017, tetapi berpotensi untuk ditingkatkan di masa datang apabila didukung dengan implementasi kebijakan yang memperkuat efisiensi manajemen sistem produksi dan pengembangan inovasi teknologi.
Keuntungan Petani Tebu Rakyat Melalui Kemitraan di Kabupaten Jember Endah Kurnia Lestari; Akhmad Fauzi; M. Parulian Hutagaol; Aceng Hidayat
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 7, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.929 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v7n2.2015.79-89

Abstract

Program kredit tebu rakyat melalui kemitraan terutama upaya untuk meningkatkan produksi tebu dengan penyediaan kredit untuk sarana produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keuntungan pro-duksi tebu rakyat dengan bantuan kredit dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan produksi tebu. Penelitian ini menggunakan data selama satu musim tanam 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, dengan kriteria (1) petani tebu rakyat yang memperoleh kredit KKP-E; (2) luasan lahan >1,0 ha dan jumlah sampel ditentukan secara quota sampling sebanyak 30 orang. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data produksi dan pendapatan petani, didukung dengan data sekunder. Statistik deskriptif seperti rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, dan maksimum digunakan dalam analisis data. Analisis benefit dan cost digunakan untuk menghitung keuntungan, sementara analisis regresi linier berganda digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan rata-rata per hektar sebesar Rp12.400.000,00. Variabel luas lahan, rendemen, umur, pendidikan, biaya pupuk per hektar, dan biaya tenaga kerja per hektar secara signifikan (p<0,01) mempengaruhi keuntungan petani tebu rakyat kredit di daerah penelitian. Hal ini memberikan gambaran bahwa petani tebu yang mengakses kredit KKP-E untuk pinjaman permodalan dalam usaha tani berupa sarana produksinya dapat meningkatkan produksi dan berdampak terhadap keuntungan produksi tebu per hektar. Financial aid for smallholder sugarcane farmers through partnership program is mainly for production means.  This research is aimed to determine the farmers’ profit of one hectare sugarcane production and to explain factors that affect the profit.  This study used data of 2013/2014 sugarcane planting season.  Samplings were taken purposively with criteria: (1) the farmers received KKP-E credit scheme, (2) the land ownership was >1.0 ha, and the number of samples were determined using quota sampling for 30 farmers. Structured questioners were used to collect data on production and income of the farmers, which were also supported by secondary data. Description statistics such as means, standard deviation, minimum, and maximum values were used for data analyses.  Benefit and cost analysis were used to calculate the profits, while the multiple linear regression analysis is used to identify the factors that affect the profit per hectare. The results showed that favorable circumstances with the average profit per hectare were Rp12,400,000.00. The variables: land area, yield, farmers’ age and education, the cost of fertilizer and labor per hectare affected significantly (p<0.01) to the farmers profit. This study showed that farmers who have access to KKP-E credit scheme for loan capital in the form of farm production facilities could increase production and had impact on profit.
Co-Authors . Nuva . Osmaleli A. Faroby Falatehan Abdul Khamid, Abdul Aceng Hidayat Ach. Nafani Manaf Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Fahrudin Achmad Nasir Biasane Achmad Nasir Biasane Achmad Sofian Adimsyah, Fatma Amah Aditya, Moch Iqbal Agi Ginanjar Agung Hendriadi Agung Purwono Agus Heri Purnomo Ahmad Aris AHMAD BEY Ahmad Heryawan Ahyar Ismail Akhmad Fakhrudin alamsyah, ashaby Alex Abdi Chalik Alex Oxtavianus Alex Oxtavianus Alfid Tri Afandi Alimuddin - Amir Halid Andin H Taryoto Andy Artha Donny Oktopura Aris, Ahmad Arman Arman Arya Hadi Dharmawan Asma, Wan Izatul Asti Istiqomah Astriani Sudaryanti, Diyane AUNUR ROFIQ Azam, Noer Azkia Rahmah Azrin Syamsuddin Baba Barus Bachri, Muhammad Rizal Bachril Bakri Bachril Bakri, Bachril Bambang Juanda Bambang Widjojanto Benny Angga Permadi Bhakti, Sandra Bibliana W. Lay Br. Sihaloho, Yuni Novita Budhi H. Iskandar Budi Wardono Budi Wardono Budiati Prasetiamartati Candra Damis Widiawaty, Candra Damis Cecep Kusmana Cepi Al Hakim Chaterina Agusta Paulus Clara Tiwiw D.S. Priyarsono Danang Pramudita Daniel Monintja Daniel R . Monintja Daniel R. Moninjta Daniel R. Monintja Daniel R. Monintja Daniel R. Monintja Daniel R. Monintja Daniel R. Monintja Dedi Budiman Hakim Dedi Soedharma Dedi Soedharma Dedi Soedharma Dedy Yuliawan Denis Pradana Putra Rumpaidus Desniar - - Dessy Rachmawatie Devi Analia, Devi Didit Eko Prasetiyo Dina Lianita Sari Dinarwan Dinarwan Djoko Suprapto Djuanda, Bambang Dominicus Savio Priyarsono Donny Orlando Wijayanto Effendy, Fauzan Eka Intan Kumala Putri Eko S. Pribadi Elysabet Nora Emir Ridwan, Emir Endah Kurnia Lestari Erfandi Erfandi, Erfandi Erliza Noor Ernan Rustiadi Ernani Lubis Etty R. Eva Anggraini Faisal, Nanda Farah Qubayla Farhat Umar Farid Nofiard Fatchudin Fatchudin Febriana, Dandy Febriani Ferry Purnawan Fifi Diana Thamrin Firza Prima Aditiawan Fitria Dewi Raswatie Fitriana, Widya Fredinan Yulianda Gatot Yulianto Georgina M. Tinungki Halim, Muhammad Abi Sofian Abdul Halisa, Novia Nur Hari Wijayanto Harianto Hellmuth Lange Hermanto Siregar Heti Mulyati I GEDE SUSRAMA I Wayan Rusastra Ida Zulfida Idha Widi Arsanti Idhom, Mohammad Iim Mucharam Ika Korika Swastika Indah Susilowati Indra . Ingratubun, Muhammad A Irfan Syauqi Beik Irwan Muliawan Isang Gonarsyah Jan Piter Sinaga Jauhari, Zuraidah Jayawarsa, A.A. Ketut Jeti Pulu Johanes Widodo John Haluan Kadarwan Soewardi Kemas Fachruddin Ketut Sugama Kooswardhono Mudikdjo Kusumawati, Balkis La Ode Alwi Lala M Kolopaking Lalu Solihin Leonita Dwiyanto Lina Warlina Listyarini, Sri Luh Putu Suciati Luky Adrianto Lukytawati Anggraeni Lutfy Ameilia M. Fedi A. Sondita M. Parulian Hutagaol M. Parulian Hutagaol Maeanti, Resty F. Maman Hermawan Marta, Joan Marwan Batubara, Marwan Marwan Syaukani Masrukan Masrukan Matheus Mika Gideon Rumbiak Maulana Firdaus Mayanggita Kirana Mennofatria Boer Meri Nopriani Meri Nopriani Meti Ekayani Metty Mustikasari Misbahul Huda Moch Prihatna Sobari Mochammad Facta Mubarokah Muhadjir Anwar Muhammad Arif Setiawan Muhammad Fedi Alfiadi Sondita Muhammad Firdaus Muhammad Mahbub Muhammad Yusuf Mulyono S. Baskoro Muzdalifah, Safa Nafiah Ariyani, Nafiah Nakayama, Hitomi Nanang Tri Widodo Noer Azan Achsani Novita Erlinda Novita Erlinda, Novita Nunung Nuryartono Nur Rury, Febby Rizali Nurhayati, Uci Nuva Nuva Nyoto Santoso Oktaviani, Tiara Nisfu Omo Rusdiana Ono Juarno Osmaleli Osmaleli Parulian Hutagaol Parulian Hutagaol Parwinia . Pitri Yandri Prestasianita Putri Purnamawati, Nike Rachmayanti, Difa Rahma, Azkia Rahma, Hania Ramadhan, Riki Ramdhan, Nur Ariesanto Ramli Nonci Rani Arnia, Rani Resty Fatma Maeanti Rika Rahmawati Rilus Kinseng Rina Oktaviani Rini, Hesty Prima Riyanto Riyanto Rizka Meidina Utama Rochim, Achmad Rofiq, Muhamamd Husnur Rohmah, Yushinta Lailatul Rokhmin Dahuri Ronggo Alit Rony Megawanto Rudy C Tarumingkeng Rustandi, Ernan Sa'adah, Ana Fitriyatus Sahat M. H. Simanjuntak Sahat MH Simanjuntak Sakti Noor Rachmat Ar-Ghaffar Santoso Santoso Sa’adah, Ana Fitriyatus Setia Hadi Setia Hadi SISI SUSILAWATI SUSILAWATI Sisilia Thya Safitri Siti Khoeriyah Siti Maryam Yusuf Slamet Sutomo Slamet Sutomo Soeryo Adiwibowo Sri Dharmayanti Sri Mulatsih St. Budi Waluya Subaweh, Ahmad Maskur Sudjadi Sudjadi Suharyanto SUHYANTO, OTONG Sukanto Sukanto Sukiptiyah Sukiptiyah Sukiptiyah Sukiptiyah Suparyana, Suparyana Surjono H Sutjahjo Surjono H Sutjahjo, Surjono H Surjono H.Surtjahjo Suryade, Lalu Syahruddin, Erwin syaifuddin syaifuddin Tajerin Tajerin Tampubolon, Bahroin Idris Tarumingkeng, Rudy C Thobias Arnoldus Messakh Tika Dwi Tama Tiridoyo Kusumastanto Tjahjanto, Dinda Luthfiani Tri Kartika Pertiwi Tri Ratna Saridewi Tri Ratna Saridewi Tridoyo Kusumastanto Urip Rahmani Uswatun Chasanah Victor P.H. Nikijuluw Victor Petrus Hiliary Nikijuluw Virida Martogi Hasiholan Widodo Wahyu Purwanto Widuri, Lestari Putri Wini Rismawati Xiongzhi, Xue Yhasinta Agustyarini, M.Pd Yhasinta Agustyarini, Yhasinta Yuda Pringgo Bayusukmara Yudi Wahyudin Yundari, Yundari Yusman Syaukat yuyun yunardi Zuzy Anna