Santriwati, sebagai individu yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan pesantren, mendapati diri mereka berada di tengah-tengah pergeseran paradigma global dan keberlanjutan nilai-nilai lokal yang dijunjung tinggi. Lingkungan pesantren, yang kaya akan nilai-nilai keagamaan dan tradisi lokal, menjadi landasan kuat dalam membentuk karakter dan identitas santriwati. Oleh karena itu, mereka secara unik mendapati diri mereka pada persimpangan antara kemajuan global dan kekayaan budaya setempat yang mendalam. Dalam konteks ini, program pemberdayaan melalui kerajinan tangan dari batok kelapa tidak hanya dianggap sebagai solusi ekonomi semata, melainkan juga sebagai bentuk perjuangan untuk melestarikan, memperkuat, dan menghidupkan kembali nilai-nilai kreatif dan budaya yang membentuk akar keberadaan mereka. Program ini menjadi wahana di mana santriwati dapat mengintegrasikan kekayaan budaya dan tradisi lokal ke dalam kreasi seni yang bernilai tinggi, sehingga meresapi setiap sentuhan mereka dengan makna yang mendalam.