Dizaman modern sekarang ini, seiring dengan semakin majunya zaman, semakin banyak produk-produk elektronik yang canggih. Dengan semakin cangginya teknologi tersebut dunia serasa sempit, semua yang kita inginkan bisa terpenuhi dengan hitungan jam, menit, bahkan hitungan detik. Manusia semakin terbuai dengan kenikmatan duniawi, sehingga tak jarang jika kita temukan kemaksiatan-kemaksiatan diera modern sekarang ini. Seiring dengan semakin majunya zaman, pergaulan juga semakin bebas, tak pandang pria atau wanita yang bukan mahrom bercampur aduk. Dengan semakin bebasnya pergaulan yang tidak dibatasi oleh syariat (agama islam) maka akan menimbulkan rusaknya pergaulan dan meraja lelanya kemaksiatan. Jika kita lihat di era modern sekarang ini, sangat minim sekali orang-orang yang mau menjaga agamanya , serta keimanannya dengan baik dan serius. Dalam mengatasi hal tersebut, satu-satunya cara yang baik dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini ialah dengan melakukan uzlah (menyendiri, menyepi, menghindari, menjauhi serta mengasingkan diri dari pergaulan umumm yang tercela.), karena kualitas keimanan kita menengah kebawah, maka satu-satunya cara untuk menyelamatkan keimanan kita ialah dengan ber’uzlah. Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research), sementara metode yang digunakan adalah studi maudhu’iy/tematik. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang terkait dengan penelitian ini melalui penelitian pustaka. Serta dalam menganalisis kajian ini menggunakan metode tematik, yaitu menghimpun ayat-ayat serta dalil yang berkenaan dengan uzlah dalam pandangan Ulama’ Klasik Hingga kontemporer. Seseorang dalam keadaan ini tidak seperti ber uzlah mengasingkan diri, tetapi membiasakan diri dengan menjaga agar hatinya tidak mengalami kehampaan spritual dan zikir kepada Allah Swt. Hatinya hidup dan mengingat Allah diberbagai kondisi, suasana, waktu dan aktivitasnya berorientasi pada kekhusukannya kepada Allah. Inilah memang tuntutan relevansi uzlah dalam tatanan dunia modern, dimana benturan zaman dan peradaban menjadikan seseorang dapat tergoyahkan jika terlena, namun malah sebaliknya jika benturan itu dapat diatasi dengan baik malah menjadi contoh dan konsep yang dapat terintegrasikan dengan baik. Layaknya seperti air dan minyak yang tidak pernah menyatu, tetapi dapat bergandengan, maka seseorang dalam hal ini harus dapat menggandeng peradaban dan nilai uzlah sebagai ajaran spritual Islam.