Masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu penting pada anak usia sekolah. Berdasarkan data Puskesmas Medan Johor tahun 2024, penyakit karies gigi hingga pulpa termasuk dalam 10 besar penyakit terbanyak, dan menjadi kasus terbanyak di poli gigi setiap bulan. Di SD Negeri 067690, sekitar 80% siswa mengalami karies gigi. Dari 38 siswa kelas III, 35 anak tercatat pernah mengalami karies. Minimnya penyuluhan dan rendahnya pemahaman anak terhadap cara merawat gigi menjadi permasalahan utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode storytelling terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain pre-eksperimental tipe one group pretest-posttest. Sampel berjumlah 38 siswa kelas III SD Negeri 067690 Medan yang dipilih dengan teknik total sampling. Data diperoleh melalui kuesioner pre-test dan post-test, dan dianalisis secara deskriptif serta bivariat. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pada seluruh aspek: pengetahuan baik meningkat dari 2,6% menjadi 50%, sikap baik dari 7,9% menjadi 71,1%, dan tindakan baik dari 7,9% menjadi 89,5%. Secara keseluruhan, perilaku baik meningkat dari 0% menjadi 78,9%, dengan rata-rata skor perilaku meningkat dari 52,46 menjadi 80,35 (p = 0,001). Penyuluhan menggunakan metode storytelling terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, tindakan, serta perilaku kesehatan gigi dan mulut pada anak kelas III. Metode ini tidak hanya meningkatkan pemahaman kognitif anak, tetapi juga memengaruhi sikap dan implementasi perilaku positif dalam menjaga kesehatan gigi. sekolah menjadikan metode storytelling sebagai program edukasi kesehatan, guru dan tenaga pendidik diberi pelatihan agar dapat menerapkannya secara berkelanjutan. Orang tua juga dianjurkan untuk mendukung dengan melanjutkan edukasi di rumah menggunakan cerita bergambar agar membentuk kebiasaan hidup sehat yang konsisten