Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika transformatif gotong royong sebagai instrumen pembangunan toleransi pada masyarakat multikultural, dengan fokus studi kasus di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi. Melalui pendekatan kualitatif yang melibatkan observasi partisipatif dan wawancara mendalam, penelitian ini mengungkap kompleksitas interaksi sosio-kultural dalam praktik gotong royong sebagai modalitas penguatan toleransi antarwarga. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa gotong royong berperan sebagai katalisator dalam membentuk infrastruktur sosial yang kondusif bagi tumbuhnya toleransi aktif. Proses ini termanifestasi melalui tiga dimensi: penguatan keterlibatan sosial partisipatif, pembentukan ruang dialog interkultural, dan konstruksi narasi kebersamaan dalam keragaman. Signifikansi teoretis studi ini terletak pada kontribusinya dalam mengembangkan pemahaman tentang mekanisme transformasi praktik kultural tradisional menjadi instrumen pembangunan sosial kontemporer. Implikasi praktis penelitian mengarah pada formulasi strategi pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal yang dapat direplikasi di kawasan multikultural lainnya. Studi ini menyimpulkan bahwa revitalisasi gotong royong yang terstruktur dan berkelanjutan merupakan modalitas esensial dalam membangun arsitektur sosial yang toleran dan kohesif.