Claim Missing Document
Check
Articles

DETECTION OF SERUM MACRO MINERALS CONCENTRATION IN REPEAT BREEDING ACEH CATTLE Cut Nila Thasmi; Husnurrizal Husnurrizal; Muslim Akmal; Sri Wahyuni; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 14, No 2 (2020): June
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.373 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v14i2.16543

Abstract

The purpose of this study was to determine the macro minerals concentration in serum of repeat breeding (RB) Aceh cattle. In this study 16 Aceh cattle were examined; they consisted of 7 fertile Aceh cattle (P1) and 9 Aceh cattle with RB (P2), all of which were 3-8 years old with abody condition score (BCS) of 3-4. Serum collection was carried out for examining the level of serum minerals, including magnesium, phosphorus, sodium, potassium, chloride, and calcium. Data was analysed using T-test. The levels of magnesium, phosphorus, sodium,potassium, chloride, and calcium in P1 vs P2 were 2.18±0.60 vs. 2.20±0.34 mg/dL; 6.18±1.34 vs. 6.48±0.74 mg/dL; 142.71±5.09 vs.142.44±2.29 mmol/L; 4.81±0.76 vs. 4.76±0.51 mmol/L; 104.57±4.35 vs. 107.67±7.36 mmol/L; and 9.07±0.45 vs. 9.90 ± 0.60 mg/dL (P0.05), respectively. It was concluded that the concentration of serum macro minerals do not affect the incidence of RB in Aceh cattle.
PEMBERIAN EKSTRAK VESIKULA SEMINALIS MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA TETAPI TIDAK MEMENGARUHI KONSENTRASI SPERMATOZOA DAN TESTOSTERON TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Tongku Nizwan Siregar; Muslim Akmal; Sri Wahyuni; Hermawaty Tarigan; Mulyadi M; Idawati Nasution
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.635 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2620

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak vesikula seminalis terhadap kualitas spermatozoa dan konsentrasi testosteron tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 20 ekor tikus putih jantan dewasa, galur Wistar, berumur 3 -4 bulan, berat badan 250-300 g dan dibagi menjadi 4 kelompok (K1, K2, K3, dan K4), masing-masing kelompok berturut-turut diberikan 0,2 ml NaCl fisiologis, 25 μg cloprostenol, 0,2 ml ekstrak vesikula seminalis (EVS), dan 0,4 ml EVS secara intraperitoneal. Pada akhir perlakuan, seluruh tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis. Selanjutnya, kauda duktus epididimis dinekropsi untuk dikoleksi spermatozoanya. Pemeriksaan kualitas spermatozoa, meliputi motilitas dan konsentrasi spermatozoa. Pemeriksaan konsentrasi testosteron serum darah dilakukan menggunakan teknik enzymelinked immunosorbant assay (ELISA). Motilitas dan konsentrasi (x10 6 ) spermatozoa pada kelompok K1; K2; K3; dan K4 masingmasing adalah 3,00±0,00; 3,20±0,28; 2,00±0,86; dan 3,20±0,28 dan 146,60±71,90; 187,80±60,80; 124,20±64,70; dan 129,40±27,07. Konsentrasi testosteron pada kelompok K1; K2; K3; dan K4 masing-masing adalah 5,53+1,75; 4,68+4,56; 2,51+1,33; dan 2,40+1,60 ng/ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EVS mampu meningkatkan motilitas spermatozoa tetapi tidak memengaruhi konsentrasi spermatozoa dan testosteron serum darah tikus putih.
Gambaran Histologis Tubulus Seminiferus Kambing Kacang Jantan Lokal Pascapemberian Suplemen Daun Katuk Teuku Reza Ferasyi; Hamdani Budiman; Muslim Akmal; Juli Melia; Razali R; Andi Novita; Rina Aulia Barus; Agik Suprayogi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 1 (2014): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.915 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i1.1261

Abstract

Penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian tepung atau ekstrak alkohol daun katuk terhadap perubahan histologis testis kambing kacang lokal jantan. Dalam penelitian ini digunakan 15 ekor kambing dengan umur sekitar 1,5 tahun. Semua hewan penelitian terlebih dahulu diaklimatisasi selama 2 minggu terhadap lingkungan penelitian. Hewan-hewan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yang masing-masing terdiri atas 5 ekor kambing. Kelompok P0 (kontrol) telah hanya diberikan air distilasi. Pada kelompok P1, diberikan perlakuan berupa suplementasi tepung daun katuk dan untuk kelompok P2 diberikan ekstrak alkohol daun katuk. Semua perlakuan diberikan secara oral sebanyak dua kali per hari (pada pagi dan sore hari) selama 35 hari berturut-turut. Setiap kambing percobaan diberikan pakan yang terdiri atas daun-daunan dan rumput, serta disediakan akses untuk memperoleh air minum secara ad libitum. Pada akhir waktu penelitian, seluruh hewan dikastrasi dan bagian tubulus seminiferus dari testis diambil dan diproses lebih lanjut untuk evaluasi secara histologis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat indikasi peningkatan produksi spermatid dan spermatosit pada Kelompok P1 dan P2. Dengan demikian disimpulkan bahwa pemberian suplemen daun katuk dapat meningkatkan produksi spermatid dan spermatosit kambing kacang lokal jantan.
HISTOMORPHOMETRY OF SEMINIFEROUS TUBULES OF LOCAL GOATS FIXED WITH DIFFERENT FIXATIVES Fitriani Fitriani; Sri Wahyuni; Muslim Akmal; Dasrul Dasrul; Cut Dahlia Iskandar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 12, No 3 (2018): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.595 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v12i3.11139

Abstract

The aim of this study was to further understand the histomorphometry of seminiferous tubules from local goat testicles that were fixed with different fixatives. Nine testicles were randomly chosen, each fixed with 10% formalin, 10% neutral buffered formalin (NBF), and 4% paraformaldehyde (PFA) solutions. The sample was then proceeded to histology preparation and stained with haematoxylin eosin (HE). Observation of the tissue was carried out using microscope and the data obtained was analyzed statistically. The results showed that there was a significant difference (P0.05) on each fixative in tubular diameter and membrane, and very significant difference (P0.01) on germinal cell and staining absorbability. Duncan test result on tubular diameter showed that the use of PFA fixative was significantly different (P0.05) compared to formalin fixative while the use of NBF fixative had no significant difference (P0.05) compared to PFA fixative. In addition, the measurement of interstitial membrane of seminiferous tubules showed no significant difference (P0.05) among three fixatives. To conclude, formalin, NBF, and PFA fixatives affect seminiferous tubules, basal membrane structure, and germinal cell appearance inside tubular lumen. Type of tissues and fixative must be considered in selecting the suitable fixative.
EFEK PAPARAN DEKOK BIJI PINANG (Areca catechu) TERHADAP MOTILITAS SPERMATOZOA TIKUS (Rattus norvegicus): UPAYA MENEMUKAN KANDIDAT ANTIFERTILITAS PRIA (The Effect of Betel Nut Extract (Areca catechu) on Mice Spermatozoa Motility (Rattus norvegicus: Effort to Find Out Man Antifertility Candidate) Muslim Akmal
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 2, No 2 (2008): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.416 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v2i2.3829

Abstract

This research was conducted to prove the ability of betel nut extract (Areca catechu) in causingdegradation of sperm motility on rats (Rattus norvegicus) strain Wistar. This research used 2-3 monthsage, 200-250 g body weight of male white rats Rattus norvegicus strain Wistar. The rats were dividedinto 5 groups in equal number, 3 rats each group. They were a control group without treatment and 4treatment groups which were given different doses of betel nut extract for 7 days, i.e., 1, 2, 3, and 4 g/200g body weight respectively. The result showed that increasing doses of betel nut extract can result indegradation of sperm motility significantly (P0.05).Keywords: Areca catechu, Rattus norvegicus, sperm motility
PENINGKATAN AKTIVITAS LUTEOLITIK SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK VESIKULA SEMINALIS SAPI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Rahmandi r; Tongku Nizwan Siregar; Muslim Akmal; Teuku Armansyah; Syafruddin s
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 7, No 1 (2013): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.505 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v7i1.576

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak vesikula seminalis terhadap penurunan konsentrasi progesteron serta diameter korpus luteum pada tikus putih. Dalam penelitian ini digunakan 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina dewasa, galur Wistar, berumur 3-4 bulan dengan berat badan antara 200-250 g dan dibagi atas dua kelompok (K1 dan K2) masing-masing diberi 25 μg cloprostenol dan 0,2 cc ekstrak vesikula seminalis secara intravaginal pada hari ke-7 kebuntingan. Tiga ekor tikus masing-masing kelompok dibunuh pada jam ke-0, 3, 6, 12, dan 26. Pemeriksaan progesteron dilakukan menggunakan metode enzymelinkedimmunosorbantassay (ELISA). Konsentrasi progesteron pada kelompok perlakuan PGF2α dan ekstrak vesikula seminalis pada lima periode waktu pengukuran yakni jam ke-0, 3, 6, 12, dan 26 memperlihatkan perbedaan yang signifikan (P0,05). Ekstrak vesikula seminalis mempunyai kemampuan yang sama dengan PGF2α komersial dalam menurunkan diameter korpus luteum yang ditandai secara mikroskopis dengan berkurangnya vaskularisasi darah menuju ovarium (P0,05). Disimpulkan bahwa ekstrak vesikula seminalis mempunyai kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan PGF2α komersial dalam menurunkan konsentrasi progesteron tikus putih dan mempunyai kemampuan yang sama dengan PGF2α komersial dalam menurunkan diameter CL.
PEMBERIAN EKSTRAK EPIDIDIMIS BERPOTENSI MENINGKATKAN KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING JANTAN LOKAL Muslim Akmal; Tongku Nizwan Siregar; Sri Wahyuni; Muhammad Hambal; Sugito S; Amiruddin A; Syafruddin S; Roslizawaty R; Zainuddin Z; Mulyadi Adam; Gholib G; Cut Dahlia Iskandar; Rinidar R; Nuzul Asmilia; Hamny H; Joharsyah J; Suriadi S
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 2 (2015): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.3 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i2.2839

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak epididimis (EE) terhadap peningkatan kualitas spermatozoa kambing jantan  lokal. Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor kambing jantan lokal, berumur 1,5 tahun dengan bobot badan 10-15 kg dan dibagi atas empat kelompok (K0, KP1, KP2, dan KP3). Kelompok K0, hanya diinjeksi dengan NaCl fisiologis sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi EE masing-masing 1, 2, dan 3 ml/ekor selama 13 hari berturut-turut. Pada hari ke-14, dilakukan pengambilan semen kambing dengan elektroejakulator dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EE dengan dosis 1 dan 3 ml/ekor EE selama 13 hari berturut-turut menyebabkan peningkatan kualitas spermatozoa dibanding kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa EE berpotensi meningkatkan kualitas spermatozoa pada kambing jantan lokal.
INHIBIN B MENURUNKAN KONSENTRASI FOLLICLE STIMULATING HORMONE (FSH) PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus): UPAYA PENGEMBANGAN KONTRASEPSI HORMON PRIA BERBASIS PEPTIDA Muslim Akmal; Aulanni’am A; M. Aris Widodo; Sutiman B. Sumitro; Basuki B. Purnomo; Tongku Nizwan Siregar; Muhammad Hambal; Amiruddin A; Syafruddin S; Dwinna Aliza; Arman Sayuti; Mulyadi Adam; T. Armansyah; Erdiansyah Rahmi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 9, No 1 (2015): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.745 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v9i1.2788

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B terhadap penurunan konsentrasi follicle stimulating hormone (FSH) di dalamserum pada tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus putih berjenis kelamin jantan dengan strain Wistar berumur 4 bulan dengan bobot badan 150-200 g. Tikus-tikus dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu KK0, KP1, KP2, dan KP3, masing-masing kelompok terdiri atas 6 ekor. Kelompok KK0 merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan phosphate buffer saline (PBS), sedangkan kelompok KP1, KP2, dan KP3 diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis berturut-turut 25, 50, dan 100 pg/ekor. Injeksi inhibin B dilakukan secara intraperitoneum sebanyak 5 kali selama 48 hari dengan interval waktu 12 hari. Injeksi pertama inhibin B dilarutkan dengan0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s complete adjuvant (FCA). Injeksi kedua sampai kelima, inhibin B dilarutkan dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml Freud’s incomplete adjuvant (FICA). Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis,lalu darah dikoleksi langsung dari jantung dan didiamkan hingga didapatkan serum untuk pemeriksaan konsentrasi FSH dengan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan konsentrasi FSH secara nyata (P0,05) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan hal tersebut, inhibin B berpeluang untuk dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria hormon berbasis peptida.
STUDI HISTOKIMIA LEKTIN PADA SEL-SEL SPERMATOGENIK TESTIS MUNCAK (Muntiacus muntjak muntjak) (Lectin Histochemical Study of Testicular Spermatogenic Cells in Muntjak (Muntiacus muntjak muntjak)) Sri Wahyuni; Srihadi Agungpriyono; I. Ketut Mudite Adnyane; Hamny Hamny; Muhammad Jalaluddin; Gholib Gholib; Muslim Akmal; Mulyadi Adam; Dwinna Aliza; Tongku Nizwan Siregar
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 10, No 1 (2016): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.962 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v10i1.3396

Abstract

The objective of this study was to identify the type of specific glycoconjugates and its distribution in testicular spermatogenic cells in muntjak (Muntiacus muntjak muntjak) based on lectins histochemistry. An adult male muntjak aged 4-5 years old in hard antler period was used in this study. Testicular tissue was fixed in Bouin solution and processed histologically. Histochemistry method was performed using six types biotinylated lectins such as peanut agglutinin (PNA), soybean agglutinin (SBA), wheat germ agglutinin (WGA), ricinus communis agglutinin (RCA), concanavalin A (Con A), and ulex europaeus agglutinin I (UEA I) with 20 µg/ml of concentration for PNA lectins and 15µg/ml for other type of lectins. The results showed that glycoconjugates were detected by all type of lectins except UEA I in testicular spermatogenic cells with variation in distribution pattern and also the intensity of lectins binding. Glycoconjugates β-galactose, β-glucose, mannose, Nacetylgalactosamine, N-acetylglucosamine and sialic acid were stained intensely by lectins in golgy-cap phase and acrosomal phase of spermatids. Glycoconjugate N-acetylgalactosamine was the sugar residues which distributed abundantly that marked by positive reaction with PNA, SBA, and RCA lectins. In conclusion, glycoconjugates are detected in testicular spermatids cells of muntjak indicated that glycoconjugates have an important role in spermatogenesis particularly in spermiogenesis. Key words: glycoconjugates, lectins, spermatid, spermatozoa, muntjak
The Administration of Epididymis Extract Increased the Testosterone Concentration without Affects the Dihydrotestosterone Concentration in Local Male Goat Nanda Yuliansyah; Muslim Akmal; Tongku Nizwan Siregar; Sri Wahyuni; Mahdi Abrar; Syafruddin Syafruddin; Gholib Gholib; Farida Athaillah
The International Journal of Tropical Veterinary and Biomedical Research Vol 2, No 2 (2017): Vol. 2 (2) November 2017
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.671 KB) | DOI: 10.21157/ijtvbr.v2i2.9469

Abstract

This study was aimed to determine the effect of epididymis extract (EE) on the testosterone and dihydrotestosterone (DHT) level of local male goat. An experimental study was performed using a completely randomized design (CRD) pattern of one-way analysis of variance (ANOVA). 15 local male goats aged 1.5 years with body weight 14-16 kg were used in this study. The K0 group as a control group, injected with only 1 ml physiological saline, while each KP1, KP2, KP3, and KP4 groups treated with multilevel EE dose, ie 1, 2, 3, and 4 ml / goat for 13 consecutive days. At the end of treatment (day 14th), testes, epididymis (caput, corpus, and cauda) and ductus deferens samples were taken through the close-castration method for examining the testosterone and DHT concentration by using enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) technique. Data gathered were later analyzed using ANOVA followed by Tukey’s HSD in SPSS 16.0 for Windows. The result showed that the average concentration of testosterone on K0, KP1, KP2, KP3, and KP 4 in testis respectively were 10.00±2.64 ng/ml; 7.66±2.51 ng/ml; 10.00±6.55 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 11.66±7.37 ng/ml; caput epididymis; 5.00±1.73 ng/ml; 2.33±1.52 ng/ml; 5.00±2.64 ng/ml; 1.33±0.57 ng/ml; 5.66±1.15 ng/ml; corpus epididymis; 1.33±0.57 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 4.00±2.64 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 4.33±2.30 ng/ml; cauda epididymis: 1.00±0.00 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 1.66±0.57 ng/ml; 1.00 ± 0.00 ng/ml; 2.00±1.73 ng/ml; ductus deferens: 3.66±2.51 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 3.00±1.00 ng/ml; 1.00±0.00 ng/ml and 3.66±1.15 ng/ml. While the average concentration of DHT on K0, KP1, KP2, KP3, and KP 4 in testis respectively; 10.00±2.64 ng/ml; 7.66±2.51 ng/ml; 10.00±6.55 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 11.66±7.37 ng/ml; caput epididymis; 5.00±1.73 ng/ml; 2.33±1.52 ng/ml; 5.00±2.64 ng/ml; 1.33±0.57 ng/ml; 5.66±1.15 ng/ml; corpus epididymis; 1.33±0.57 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 4.00±2.64 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 4.33±2.30 ng/ml; cauda epididymis: 1.00±0.00 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 1.66±0.57 ng/ml; 1.00 ± 0.00 ng/ml; 2.00±1.73 ng/ml; ductus deferens: 3.66±2.51 ng/ml; 0.66±0.57 ng/ml; 3.00±1.00 ng/ml; 1.00±0.00 ng/ml and 3.66±1.15 ng/ml. Statistical analysis showed that the administration of EE only increased testosterone concentration in testes had significant effect (P 0.05). From this study, it can be concluded that the EE has the potential to improve spermatogenesis and sperm quality through increasing the testosterone concentration in the local male goats.
Co-Authors Abdul Harris Abdullah, Mohd Agus Nashri Agik Suprayogi Al Azhar Al Azhar Amiruddin . Amiruddin A Amiruddin Amiruddin Andi Novita Arman Sayuti Arman Sayuti Arman Sayuti Aulanni'am, Aulanni'am Awaluddin Awaluddin Bagus Dwijayanti Bani, Ika I. Basuki B. Purnomo Boni Anggara budianto panjaitan Chintya Desfariza Cut Dahlia Iskandar Cut Nila Thasmi Cut Nila Thasmi Darmawi . Darnifayanti, Darnifayanti Dasrul Dasrul Dedy Syahrizal Denny Irmawati Dewi Ratna Sari Dian Masyitah, Dian Dian Masyitha Dian Masyitha Dwinna Aliza Dwinna Aliza Eka Meutia Sari Erdiansyah Rahmi Erwin Erwin Fadli A. Gani Farida Athaillah Ferdian, Riyan Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Fitriani Gholib Gholib Gholib Gholib, Gholib Hafizuddin Hafizuddin Hamdan - Hamdan H Hamdan Hamdan Hamdani Budiman Hamdani H Hamny Sofyan Herlina Dimiati, Herlina Hermawaty Tarigan Husmimi Husmimi Husmimi Husmimi Husnurrizal . Idawati Nasution Idawati Nasution Imran Imran Indra Sitorus Joharsyah J Juli Melia Ketut Adnyane Mudite Listin Handayani M Nur Salim M Nur Salim M. Aris Widodo Mahdi Abrar Mauliza , Mauliza Mauliza, Mauliza Mohd. Agus Nashri Abdullah Morteza Almuthahhar MUHAMMAD AGIL Muhammad Hambal Muhammad Jalaluddin Muhammad Jalaluddin Muhammad Toras Mulyadi Adam Mulyadi Adam Mulyadi Adam, Mulyadi Mulyadi M Mustafa Sabri Nanda Yulian Syah Nazaruddin N Nirmala, Fadya Nora Maulina, Nora Nora Usrina Nuzul Asmilia Patrick Flaggellata Rahma Melinda Rahmandi r Ramadhan, Akmal Rastina Rastina Razali Daud Razali R Rina Aulia Barus Rinidar - Rinidar R Roslizawaty R Rusli - Sariadi Sariadi Satria Tanjung Siswandy Siswandy Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Sri Wahyuni Srihadi Agungpriyono Sugito Sugito Sugito Sugito Sukma, Zahwa Tamara Sulaiman Yusuf Sultan Fadhilla Taqwa Suriadi S Susi Darmayanti Sutiman B. Sumitro Suwandi, Abdulhadi Syafruddin S Syafruddin S Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syafruddin Syahrun Nur T. Armansyah T. Armansyah T. Armansyah, TR T. Reza Ferasyi Taufiq P. Nugraha, Taufiq P. Teuku Reza Ferasyi Tongku N Siregar Tongku Nizwan Siregar Tongku Nizwan Siregar Triva Murtina Lubis Triva Murtina Lubis Tuty Laswardi Yusuf Ummu Balqis Wahono Esthi Prasetyaningtyas Wahyu Sihombing Wahyuni, Sri Wibi Riawan Yuza Al Iqwal Zachreini, Indra Zainuddin Z Zainuddin, Zainuddin Zamzami, Rumi Sahara Zuhrawaty Zuhrawaty Zulkarnain Zulkarnain Zulkifli, Baidillah Zulyazaini Zulyazaini Zulyazaini, Zulyazaini