Salah satu cendikiawan muslim yang dikenal luas melalui karyanya yang monumental dibidang tafsir adalah Ibnu Jarir Ath-Thobari. Lahir pada abad 9 Masehi di Amol. Thobari menempuh pendidikan di berbagai pusat keilmuan dunia Islam saat itu. Kecerdasan dan keilmuan Ibnu Jarir menjadikannya salah satu mufassir terkemuka dalam sejarah Islam. Karya terbesarnya yaitu “Tafsir Ath-Thobari.” Yang menjadi rujukan penting para ulama dan orang-orang setelahnya dalam memahami Al-Qur’an secara mendalam. Ath-Thobari melandasi tafsirnya dengan konsep tarjih, yaitu memilih pendapat yang paling kuat atau yang lebih berbobot dan mendekati kebenaran berdasarkan argument yang ada. Argumen-argumen tersebut merujuk kepada berbagai sumber yang kredibel yaitu Al-Quran, hadits shahih, atsar dan pendapat para sahabat Nabi dan tabi’in . Sehingga metode tarjih Ath-Thobari dalam menafsirkan Al-Qur’an yaitu: 1. Metode tafsir ayat dengan ayat, 2. Menafsirkan Al-Qu’an dengan hadits-hadits yang shahih, 3. Menafsirkan Al-Qur’an dengan atsar sahabat dan tabi’in yang shahih. Ibnu Jarir juga menggunakan Pendekatan linguistik dan gramatikal, Ibnu Jarir sangat memperhatikan struktur bahasa Arab dan kaidah-kaidah gramatikal untuk memastikan bahwa interpretasinya sesuai dengan makna asli teks. Ibnu Jarir juga menggunakan pendekatan analisis kontekstual dalam penafsiran, untuk menerapkan pemahaman mendalam terhadap konteks sejarah, sosial, dan budaya saat ayat diturunkan.