Hasil penelitian menunjukkan : 1) Makam Eyang Kyai Haji Putih merupakan makam leluhur Dusun Cisaga Kolot yang berasal dari Sumedang dan termasuk keturunan Prabu Geusan Ulun serta Prabu Geusan Ulun merupakan penguasa Kerajaan Sumedang Larang sekitar tahun 1578 M. Sehingga makam tersebut dikeramatkan di Dusun Cisaga Kolot Desa Mekarmukti Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. 2) Makam Eyang Kyai Haji Putih lebih terkenal dengan sebutan Makam Keramat Garusela karena dalam keseharian Kyai Haji Putih, selain menyebarkan agama Islam, dia juga membuat sela sebagai perlengkapan untuk menunggang kuda. Keterampilannya dalam membuat sela dia dapatkan ketika masih di Sumedang. 3) Susuhunan Geusan Ulun atau yang lebih dikenal dengan nama Kyai Haji Putih juga mendapat kepercayaan dari Kerajaan Sumedang Larang untuk mengislamkan daerah Kerajaan Galuh, khususnya di wilayah Cisaga. Berbeda dengan para pendahulunya yang menyebarkan agama Islam dengan cara berdagang, menjadi pekerja/pelayan atau pernikahan, Kyai Haji Putih menyebarkan agama Islam dengan perilaku dalam kesehariannya. 4) Proses penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kyai Haji Putih yang berjalan damai dan menggunakan metode yang halus, yaitu menggabungkan budaya yang lama dengan nilai-nilai Islam, menjadikan nilai-nilai Islam ini dapat dengan mudah diserap dan diterima dengan baik oleh masyarakat Dusun Cisaga Kolot. Refleksi dan cara penyampaian yang dilakukan Kyai Haji Putih adalah mengaktualisasikan ajaran agama Islam dengan kehidupan sehari-hari, cara penyampaian yang mudah diterima dan kedekatan Kyai Haji Putih dengan masyarakat Dusun Cisaga Kolot menjadikan poin penting dalam keberhasilan Kyai Haji Putih dalam menyebarkan agama Islam.Kata Kunci: Makam Garusela dan Penyebaran Agama IslamABSTRACTThe results showed: 1) The tomb Grandmother Kyai Haji Putih an ancestral graves Hamlet Cisaga Conservative derived from Sumedang and the descendants of King Geusan King Geusan Ulun Ulun and the ruler of the kingdom of Sumedang Disallow around 1578 AD So the sacred tomb in Hamlet Cisaga Conservative Village Mekarmukti Cisaga District of Ciamis regency. 2) The tomb Grandmother Kyai Haji Putih better known as the Tomb of Sacred Garusela because in everyday Kyai Haji Putih, in addition to spreading Islam, he also makes the sidelines as equipment for horse riding. His skill in making interrupted him get while still in Sumedang. 3) His Majesty Geusan Ulun or better known by the name of Kyai Haji White also won the trust of the kingdom of Sumedang Disallow to Islamize the region Galuh Kingdom, especially in the area Cisaga. Unlike his predecessors who spread Islam by way of trade, labor / waitress or marriage, Kyai Haji Putih spread Islam by the behavior in daily life. 4) The process of the spread of Islam made by Kyai Haji White peaceful and methods are subtle, which combines the old culture with the values of Islam, making the values of Islam can be easily absorbed and well received by the people of Dusun Cisaga conservative. Reflection and methods of delivery are performed Kyai Haji Putih is to actualize the teachings of Islam in daily life, the way that is easily accepted and proximity Kyai Haji Putih community Cisaga Conservative Hamlet makes an important point in the success of Kyai Haji Putih in spreading Islam.Kata Kunci: Garusela tomb and the spread of Islam