Memanfaatkan areal di gawangan karet dapat menambah penghasilan pada satuan luas areal tanah sebelum tanaman karet menghasilkan, yaitu dengan tumpang sari tanaman kedelai edamame. Bioneensis salah satu pupuk hayati yang mampu memperbaiki kesuburan tanah, didalamnya mengandung lebih dari 108 bakteri penambat N, pelarut P, dan penghasil IAA yang berfungsi sebagai plant growth promoting rhizobacteria (PGPR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis bioneensis yang optimal untuk pertumbuhan kedelai edamame yang ditanam secara tumpang sari pada areal tanaman karet. Penelitian dilaksanakan di kebun praktek komoditas karet, Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) pada bulan April hingga Agustus 2022. Penelitian disusun secara acak kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri atas empat taraf dan empat ulangan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun majemuk dan indeks luas daun yang diamati pada minggu ke 4, 6 dan 8 setelah tanam. Data dianalisis menggunakan ANOVA pada α 5%, bila F hitung > F tabel, maka dilanjutkan dengan Uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan variasi dosis bioneensis berpengaruh nyata terhadap diamater batang pada 6 dan 8 minggu setelah tanam serta indeks luas daun yang diukur pada masa panen. Pemberian bioneensis dosis 2,5 Kg/m2, 5 Kg/m2 dan 10 Kg/m2 tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada semua parameter, dengan demikian dianjurkan menggunakan dosis bioneensis 2,5 Kg/m2 guna meningkatkan pertumbuhan edamame yang ditanam pada sela tanaman karet.