Indonesia menempati posisi pertama dengan prevalensi perokok tertinggi di ASEAN menurut Atlas Tobacco. Kecenderungan merokok pada remaja usia <15 tahun meningkat sebesar 2,1% pada periode 2017–2020, didorong oleh rasa ingin tahu, keinginan terlihat tangguh, serta sensasi kenikmatan dan ketenangan dari merokok. Faktor penting dalam pencegahan perilaku merokok remaja tidak hanya berasal dari kebijakan pemerintah, tetapi juga peran orang tua, guru, dan lingkungan sekitar sekolah, khususnya keberadaan penjual rokok eceran. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan peran orang tua, guru, dan penjual rokok eceran dengan perilaku merokok siswa SMA. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 62 siswa dipilih secara random sampling, dengan instrumen berupa kuesioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara peran orang tua, peran guru, dan penjual rokok eceran dengan perilaku merokok siswa. Disimpulkan bahwa ketiga faktor ini berpengaruh besar terhadap pencegahan perilaku merokok remaja. Temuan ini menegaskan pentingnya sinergi