Kesepian pada lansia, khususnya di panti werdha, telah menjadi isu penting yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas terapi berkebun dengan menanam tomat sebagai intervensi non-farmakologis untuk mengurangi kesepian pada lansia yang tinggal di Wisma Indrokilo, Balai Pelayanan Sosial Tuna Wicara (BPSTW) Yogyakarta. Intervensi ini dilakukan selama periode praktik keperawatan gerontik, dengan kegiatan berkebun sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi sosial antara para lansia serta memberi mereka kesempatan untuk merawat tanaman dan menikmati hasilnya. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kesepian serta meningkatkan kesehatan mental lansia melalui aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan. Kesepian lansia peserta terapi sebelum dan sesudah terapi berkebun diukur menggunakan kuesioner UCLA Loneliness Scale. Kuesioner ini berisi 20 pertanyaan dengan pilihan jawaban favourable dan unfavourable yang digunakan untuk mengukur perasaan kesepian secara subjektif dan memberikan data kuantitatif yang dapat dianalisis untuk melihat perubahan signifikan. Penilaian dilakukan sebelum kegiatan berkebun dimulai dan setelah kegiatan berlangsung. Hasil pengukuran menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam tingkat kesepian para lansia. Sebelum terapi, 62,5% lansia mengalami kesepian berat, sedangkan setelah terapi, angka ini turun menjadi 25% lansia yang melaporkan kesepian berat. Temuan ini menunjukkan bahwa terapi berkebun dapat memberikan manfaat dalam mengurangi rasa kesepian yang dialami oleh lansia.