p-Index From 2020 - 2025
15.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Media Komunikasi FPIPS Jurnal Bahasa dan Sastra Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK) Jurnal Reka Lingkungan Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi (BioEdu) Jurnal Prima Edukasia SCHOOL EDUCATION JOURNAL PGSD FIP UNIMED PIONIR: Jurnal Pendidikan Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Berkala Kedokteran JURNAL INDRIA (Jurnal Ilmiah Pendidikan Prasekolah dan Sekolah Awal) BERDIKARI : Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks AL-ATHFAL : JURNAL PENDIDIKAN ANAK Jurnal Ilmiah POTENSIA JCES (Journal of Character Education Society) Jurnal Keperawatan Muhammadiyah JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) Cakrawala Dini : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini ABDIMAS SILIWANGI JURNAL PENDIDIKAN TAMBUSAI Jurnal Basicedu International Journal of Elementary Education PubBis : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Jurnal TAMBORA Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Acuity : Journal of English Language Pedagogy, Literature and Culture Jurnal 'Aisyiyah Medika JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Jurnal Medika Cendikia (e-Journal) Best Journal (Biology Education, Sains and Technology) Jurnal Ners El Banar: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Al-Azkiya : Jurnal Pendidikan MI/SD JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN Jambura Early Childhood Education Journal Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia International Journal of Asian Education Journal of Early Childhood Education (JECE) Civics Education And Social Science Journal (CESSJ) JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Nusantara Science and Technology Proceedings GUYUB: Journal of Community Engagement JURNAL ABDIMAS TRIDHARMA MANAJEMEN Amsir Law Jurnal (ALJ) Jurnal Ilmiah Pharmacy Batulis Civil Law Review Jurnal Perspektif Journal of Midwifery and Nursing Studies Poros Onim Jurnal Riset dan Inovasi Pembelajaran Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cokroaminoto Journal of Primary Education International Journal of Economy, Education and Entrepreneurship (IJE3) Jurnal Ilmiah Pendidikan Visioner (JIPV) Education Achievement: Journal of Science and Research PRIMA : Portal Riset dan Inovasi Pengabdian Masyarakat Jurnal Ilmu Manajemen Advantage Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference Proceeding Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat International Journal of Multidisciplinary Research and Literature (IJOMRAL) Lentera Perawat Jurnal PRIMED:Primary Education Journal atau Jurnal Ke-SD An Jurnal Penyuuhan dan Pemberdayaan Masyarakat (JPPM) Jurnal Konsepsi Procedia of Social Sciences and Humanities Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar (JIPDAS) Lux Mensana: Journal of Scientific Health Jurnal Basicedu Journal Of Midwifery And Nursing Studies Jurnal Mahasiswa Mengabdi (JIMAWAbdi) Prima Wiyata Health KOLONI Indonesian Research Journal on Education Journal of Research and Publication Innovation Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Journal of Sustainable Community Service Jurnal Manajemen Sistem Informasi JAPB Heca Journal of Applied Sciences Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Journal of Innovative and Creativity Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jurnal Riset dan Inovasi Pendidikan Sains (JRIPS) Journal Fatmawati Laboratory & Medical Science JURNAL ILMIAH EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI Journal of Social and Scientific Education Educational Journal of Learning Technology JUMANDIK Unnes Science Education Journal Jurnal Manajemen & Pendidikan Jurnal Pengabdian Tangerang Selatan Jurnal Abdimas Sains Journal of Management Branding APMa Jurnal Pengabdian Masyarakat
Claim Missing Document
Check
Articles

Efektifitas Bacillus Thuringiensis yang Diisolasi dari Sampel Tanah di Yogyakarta Terhadap Larva Culex Quinquefasciatus Invitro Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2.1479

Abstract

Filariasis disease is a public health problem, especially in rural areas. One kinds of mosquitoes that transmited it is Culex quinquefasciatus. Since 1972 chemical insecticides has been usedfor vector control in Indonesia. However, in 1987 it was reported that there are many areas has been resistant against chemical insecticides. Bacillus thuringiensis is a gram positif bacteria, rod, aerobic and spore shape. There are many strain of this bacteria produces a toxic protein to insect. This research try to reveal the effectivity of Bacillus thuringiensis soil isolate from Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulonprogo and Wonosari area, as larvacide against Culex quenquefasciatus. This study is an experimental laboratory, as subject research is Bacillus thuringiensis which tested its pathogenecity against Culex quinquefasciatus larvae . The result of this study shows that Bacillus thuringiensis soil isolate from Wonosari has a high effectivity as larvacide against Culex quinquefasciatus with pathogenecity activity 100%, Bacillus thuringiensis soil isolate from Sleman has a low effectivity with pathogenecity activity 38,7%. It is conduced that Bacillus thuringiensis isolate Wonosari has a high effectivity as larvacide against Culex quinquefasciatus larvae.Penyakit filariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat, terutama di daerah rural. Salah satu j enis nyamuk yang menularkan penyakit ini adalah Culex quinquefasciatus. Sej ak tahun 1972 insektisida kimiawi telah banyak digunakan untuk pengendalian vektor di Indonesia. Namun pada tahun 1987 dilaporkan di beberapa daerah telah terjadi resistensi nyamuk vektor terhadap beberapa jenis insektisida kimiawi. Bacillus thuringiensis adalah bakteri gram positif yang berbentuk batang, aerobik dan membentuk spora. Banyak strain dari bakteri ini yang menghasilkan protein yang beracun bagi serangga. Penelitian ini mencoba mengungkapkan efektifitas Bacillus thuringiensis yang diisolasi dari sampel tanah di daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi wilayah Bantul, Sleman, Kota Yogyakarta, Wonosari dan Kulonprogo sebagai larvasida Culex quinquefasciatus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium, dengan subyek penelitian berupa kuman ito7/ws thuringiensis yang diuji patogenesitasnya terhadap larva Culex quinquefasciatus, sebagai pembanding digunakan bakteri standar Bacillus thuringiensis H-14. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis isolat Wonosari memiliki efektifitas yang tinggi sebagai larvasida terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus dengan daya patogenesitas 100%. Bacillus thuringiensis isolat Sleman memiliki efektifitas yang rendah sebagai larvasida terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus dengan daya patogenesitas 38,7%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Bacillus thuringiensis isolat Wonosari memiliki efektifitas tinggi sebagai larvasida terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus.
Efektifitas Penerapan Berwudhu dalam Menurunkan Angka Kuman pada Tangan, Mulut dan Hidung Perawat Utami, Vika Habsari Budi; Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i1.1055

Abstract

Tubuh manusia terdapat berbagai macam flora bakteri yang menetap. Pada instansi Rumah Sakit, masih banyak terjadi infeksi nosokomial. Berwudhu (thaharah) adalah membersihkan diri (mensucikan diri) dari hadats dan najis yang melekat pada tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan berwudhu dalam menurunkan angka kuman pada tangan, mulut dan hidung perawat di RS Nur Hidayah Yogyakarta. Penelitian kuasi eksperimental dengan rancangan Pretest-Postest group non control untuk membandingkan parameter kuman Staphylococcus sp dan Streptococcus sp sebelum dan sesudah berwudhu. Terjadinya penurunan jumlah angka kuman ditunjukkan dengan cara menghitung jumlah angka kuman yang telah diusap dari tangan, hidung dan mulut perawat pada media TSA yang telah dikultur masing-masing sebelum dan sesudah berwudhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah angka kuman Staphylococcus sp pada mulut perawat dengan nilai p=0,002 ( p 0,05) dan penurunan jumlah angka kuman pada hidung perawat dengan nilai p=0,000  (p 0,05). Disimpulkan bahwa terjadi penurunan angka kuman yang bermakna sebelum dan sesudah wudhu terhadap kuman Staphylococcus sp pada mulut dan hidung perawat dengan penerapan berwudhu sesuai dengan tatacara yang benar. In the human body there are various kinds of flora bacteria residing. Hospitals in the institution, it happen so many nosochomial infection. Wudhu (thaharah) is cleaned up (purify themselves) from hadats and unclean attached to the human body. This research aims to determine the effectiveness of implementation wudhu in reducing germs on hands, mouth and nose to nurse at Nur Hidayah Hospital in Yogyakarta. This study was quasi-experimental, pretest-posttest non control group design to compare the parameters of Staphylococcus sp and Streptococcus sp before and after wudhu. The decrease in the total number of bacteria was shown by calculating the total microbial count that have been rubbed out of the hands, nose and mouth nurses have on TSA media cultured respectively before and after wudhu. The results of this study indicate that a decline in the total number of bacteria in the mouth nurse Staphylococcus sp with p = 0.002 (p 0.05) and a decrease in the total number of bacteria in the nose nurse with p = 0.000 (p 0.05). Concluded that there was a significant decrease in the number of germs before and after the Staphylococcus sp in the mouth and nose nurse with the application of ablution in accordance with the correct procedures.
Efektifitas Bacillus Thuringiensis Terhadap Larva Culex Quinquefasciatus Pada Berbagai Media Hidup Larva Kesetyaningsih, Tri Wulandari; Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2006)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v6i1.1882

Abstract

One of mosquito that transmitted this disease is Culex quinquefasciatus. Insecticide commonly use for vector control because it can reduce mosquito population easily and rapidly, but have a high risk to pollution and resistancy. Bacillus thuringiensis (Bti) is bacteria that produce toxic crystal to larvae of Coleoptera, Diptera and Lepidoptera. The purpose of this study is to know the efficacy of Bti as larvicide to Cx. quinquefasciatus (L3) that live in media biologic water, rice field water and cesspool water and compare the larvae ’s death among those groups.Subject of this study is Bti (strain H-14) Vectobac 12 US in liquidformula from Abott, USA, then examined its effectivity as larvicide to Cx quinquefasciatus. Twenty larvaes (L3) entered into every group that filled 100 ml of 1,2,3,4,5, and 6 ppm Bti solution and negative group. Observation was carried out after 24 hours exposure to get % of larvae s death. Larvae s death was decided if there is no movement by stick touched. Probit analysis used to decide LD50 and LD 95 and One way anova used to know the significancy difference of% larvae s death among research groups.The result shows that Bti is effective to Cx. quinquefasciatus larvae with LD50 1,43 ppm in aquades group, 2,28 ppm in field water group and 4,56 ppm in cesspool water group. There is no significant difference of% larvae ’s death among research groups.Salah satu nyamuk vektor filariasis adalah Culex quinquefasciatus. Pengendalian vektor dengan insektisida digunakan karena dapat menurunkan populasi nyamuk secara cepat, mudah dan dalam jumlah banyak, namun dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan beresiko terjadi resistensi. Bacillus thuringiensis (Bti) adalah bakteri pembentuk spora menghasilkan kristal toksik terhadap larva Coleoptera, Diptera dan Lepidoptera. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas Bti terhadap larva Cx quinquefasciatus (L3) pada tiga macam media hidup larva yaitu comberan, air sawah dan akuades serta membandingkan diantara ketiganya.Subyek penelitian adalah Bti (strain H-14) Vectobac 12 AS formula cair dari Abott, diuj i efektifitasnya sebagai larvisida Cx quinquefasciatus yang hidup pada media air biologis comberan, air sawah dan akuades. Tiap kelompok terdiri atas enam konsentrasi Bti (1,2,3,4,5 dan 6 ppm) dan kontrol negatif (tanpa Bti) yang dilarutkan dalam 100 ml air media hidup larva dan diisi 200Korespondensi: Tri Wulandari K, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jin. Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakartaekor L3 Cx. quinquefasciatus. Pengamatan dilakukan 24 setelah pemaparan dengan menghitung prosentase kematian larva. Larva dinyatakan mati bila sama sekali tidak bergerak setelah diusik dengan ujung pipet larva. Analisis Probit digunakan untuk menentukan LD50 dan LD95 dan analisa varians digunakan untuk menentukan signifikansi perbedaan prosen kematian diantara ketiga kelompok perlakuan.Hasil penelitian menunjukkan Bti efektif sebagai larvisida Cx. quinquefasciatus dengan LD50 1,43 ppm pada akuades, 2,28 ppm .pada air sawah dan 4,56 ppm pada comberan sebagai media hidup larva. Tidak ada perbedaan bermakna diantara ketiga media hidup larva yang diujikan.
Daya Antibakteri Infusa Umbi Temu Hitam (Curcuma aeroginosa Roxb) terhadap Berbagai Kuman Penyebab Diare In Vitro Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2005)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v5i1.1862

Abstract

Diarrhoea remain a serious health problem in Indonesia. People often use the medicine plant to cure diarrhoea. The medicine plant tike Temu Hitam tuber (Curcuma aeroginosa Roxb) has been used commonly against skin dis¬eases, respiratory diseases as well as digestive diseases (diarrhoea). Microor¬ganism causing diarrhoea include Escherichia coli, Shigella dysenteriae and Vibrio cholerae.This research is an experimental laboratory study to observe the anti-bacterial activity of Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb) tuber infusion against Escherichia coli, Shigella dysenteriae, and Vibrio cholerae.The antibacterial activity of Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb) tu-ber infusion has been tested by the determination of the minimal inhibitory con-centration (MIC) and minimal bactericidal concentration (MBC) using tube di-lution method.The result of this study shows that the MIC and the MBC of Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb) tuber infusion against Escherichia coli is 22,2gr% and 25gr%, Shigella dysenteriae ll,lgr% and 25gr%, Vibrio cholerae l,91gr% and 25gr% respectively.As a conclusion, it is obvious that Temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) tuber infusion possess an antibacterial activity against Vibrio cholerae, Shigella dysenteriae and Escherichia coli as bacteriostatic. Temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) tuber infusion has the highest antibacterial activity against Vibrio cholerae while the lowest antibacterial activity is shown against Escherichia coli. Di Indonesia penyakit diare (mencret) masih merupakan masalah serius di bidang kesehatan terutama di daerah pedesaan. Masyarakat di pedesaan sering menggunakan tanaman obat untuk mengobati diare. Salah satu bahan tanaman yang berkhasiat obat adalah umbi temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb). Tanaman ini banyak dipakai sebagai obat tradisional mempunyai khasiat untuk meningkatkan nafsu makan, mengobati penyakit kulit, ruam, borok, obat mulas-mulas, peluruh angin, penambah darah, batuk dan sariawan.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri infusa umbi temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) terhadap beberapa bakteri penyebab diare yaitu: Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Vibrio cholerae.Daya antibakteri ditunjukkan dengan melihat kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM) infusa umbi temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) terhadap kuman tersebut dengan metode pengenceran tabung {tube dilution method).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KHM infusa umbi temu hitam {Cur-cuma aeroginosa Roxb) berturut-turut terhadap kuman Escherichia coli 22,2gr%, Shigella dysenteriae 11,1 gr% dan Vibrio cholerae l,91gr%. KBM infusa umbi temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) berturut-turut terhadap kuman Escherichia coli 25gr%, Shigella dysenteriae 25gr% dan Vibrio cholerae 25gr%.Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa infusa umbi temu hitam {Cur-cuma aeroginosa Roxb) mempunyai daya antibakteri terhadap kuman Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Vibrio cholerae. Infusa umbi temu hitam {Curcuma aeroginosa Roxb) mempunyai daya antibakteri yang kuat terhadap kuman Vibrio cholerae dan lemah terhadap kuman Escherichia coli. Daya antibakteri infusa umbi temu hitam terhadap Escherichia coli, Vibrio cholerae, dan Shigella dysenteriae bersifat bakteriostatik.
Deteksi Kuman Salmonella pada Ayam Goreng yang Dijual di Warung Makan dan Pola Kepekaan terhadap Berbagai Zat Antibiotika Wulandari, Syuriati; Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 2 (s) (2008): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v8i2 (s).1632

Abstract

There are many types of bacteria that cause food poisoned. One of the bacterias is Salmonella typhi. This type of bacteria mostly inhabit the farm animals or wild animals. Mostly bacterias on cats, dogs, rats, flies and cockroaches defile chickens, meat, eggs and raw milk. Salmonella typhi defiles riped foods during storage and serving. Researches meant to detect Salmonella presence on foods sold at restaurants in Yogyakarta are rarely conducted. This research was in demand to find out the safety of the restaurant foods. This research is a retrospective research. The 5 (five) samples tested were fried chickens sold at restaurants along the Patang Puluhan street, Wirobrajan, Yogyakarta. The identification process was proceeded at Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UMY on August 2007. The process included bacteria quantity determination, Salmonella typhi and Salmonella paratyphi identification and sensitivity pattern of both bacteria on antibiotics. The bacteria count test result shows 6612 organism/ml. And that 60% of the fried chicken sample is contaminated with Salmonella typhi, 20% contaminated with Salmonella paratyphi, and 20% contaminated with E. Coli. The antibiotics that still can be used to exterminate Salmonella typhi are Cotrimoxazol and Ciprofloxacin, for Salmonella paratyphi are Amoxicillin, Cotrimoxazol, Seftriaxon and Ciprofloxacin.Banyakjenis kuman yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan salah satunya adalah Salmonell typhi. Kuman ini didapat dari hewan peliharaan atau hewan liar. Biasanya pada kucing, anjing, tikus, lalat dan kecoa yang mencemari ayam, daging, telur dan hasil telur, susu mentah. Salmonella typhi mencemarkan makanan melalui makanan yang telah dimasak ketika penyediaan dan penyimpanan. Penelitian ini dilakukan untuk deteksi Salmonella pada makanan ayam goreng yang dijual pada warung makan di Yogyakarta, dengan tujuan untuk mengetahui keamanan makanan yang dijual para pedagang. Penelitian ini bersifat retrospektif. Sampel yang diuji berupa ayam goreng yang dijual di warung makan di sepanjang jalan Patang Puluhan Wirobrajan Yogyakarta sejumlah 5 sampel. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi FK UMY pada bulan Agustus 2007. Identifikasi meliputi penentuan jumlah kuman, identifikasi Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi, serta pola kepekaan kedua kuman tersebut terhadap berbagai zat antiboitika. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil penentuan angka kuman diperoleh 6612 organisme/ ml. 60% sampel ayam goreng yang dijual di warung makan terkontaminasi Salmonella typhi. 20% sampel ayam goreng yang dijual di warung makan terkontaminasi Salmonella paratyphi. 20% sampel ayam goreng yang dijual di warung makan terkontaminasi E.coli. Zat antibiotika yang masih poten untuk membunuh kuman Salmonella typhi adalah Kotrimoksazol dan Ciprofloksasin. Salmonella paratyphi adalah Amoksisilin, Kotrimoksazol, Seftriakson, dan Ciprofloksasin.
Daya Antibakteri Infusa Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Staphylococcus aureus dan Eschericia coli Suryani, Lilis; Stepriyani, Selly
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 7, No 1 (s) (2007)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v7i1 (s).1680

Abstract

Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) from the little that is known as the Mahkota dewa of efficacy in treating various diseases, among others: pain heart, kidney, hypertension, heart disease, diabetes, rheumatism, arthritis and bacterial infectious diseases such as acne, eczema secondary infections, dysentery , cough, and fever. Part of this plant is the most widely used is the leaves, and processing techniques become more advanced with the various forms ofpackaging that facilitates the use by the public. Product packaging can be a form of instant, ingredients, capsules, and ointments. Mahkota dewa effective as analgesic, antibacterial, and antihistamines. This research was conducted to determine the antibacterial infusion god petals of various pathogens such as Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Design of research is an experimental laboratory. Antibacterial activity is determined by applying the MIC (minimum inhibitory concentration) and MBC (minimum bacterisid concentration) by Tube Dilution Method. The bacteria test including Staphylococcus aureus ATCC 25933 and Escherichia coli strain ATCC 25922. The results showed that Mahkota dewa infusion has antibacterial activity against Staphylococcus aureus with MIC 3,125 gr % andMBC 6.25 gr %. Mahkota dewa leaf infusion does not have the antibacterial activity against Eschericia coli with MIC andMBC more than 25 g%.Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mulai banyak dikenal orang seiring dengan khasiat mahkota dewa dalam mengobati berbagai penyakit antara lain: sakit liver, ginjal, hipertensi, jantung, kencing manis, asam urat, rematik dan penyakit-penyakit infeksi bakterial seperti: jerawat, infeksi sekunder pada eksim, disentri, batuk, dan demam. Bagian dari tanaman ini yang paling banyak digunakan adalah daunnya, dan teknik pengolahannya pun semakin maju dengan berbagai bentuk kemasan yang mempermudah pemakaian oleh masyarakat. Kemasan produk dapat berupa bentuk instan, racikan, kapsul, dan minyak gosok. Daun mahkota dewa berkhasiat sebagai obat analgesik, antibakteri, dan antihistamin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya antibakteri infusa daun mahkota dewa terhadap berbagai kuman patogen seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Desain penelitian adalah eksperimental laboratorium. Aktivitas antibakteri ditentukan dengan menghitung KHM (kadar hambat minimal) dan KBM (kadar bunuh minimal) dengan metode seri pengenceran tabung (Tube Dilution Method). Bakteri uji yang digunakan meliputi Staphylococcus aureus ATCC 25933 dan Escherichia coli strain ATCC 25922. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa daun mahkota dewa memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan KHM 3,125 gram% dan KBM 6,25 gram%. Infusa daun mahkota dewa tidak memiliki daya antibakteri terhadap Eschericia coli dengan KHM lebih besar dari 25 gram%. Dapat disimpulkan bahwa infusa daun mahkota dewa bersifat bakterida terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Uji Kadar Hambat Minimal Infusa Kayu Secang (Caesalpinea Sappan Linn) Terhadap Shigella Flexneri In vitro Suryani, Lilis
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2002)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v2i1.1498

Abstract

Caesalpinea sappan Linn is a medicine plant for tradisionil medicine. Its can used to cure diarrhea, dysentery, cough, malaria, and tetanus. Caesalpinea uppcm Linn infusion is made by boiling to cure using. By macro broth dilution method, the examination had been performed in vitro to identify minimal inhibitory concentration of Caesalpinea sappan Linn ants ion against Shigella flexneri. Caesalpinea sappan Linn infusion was made according to Farmakope Indonesia. The research had been held at Microbiol-ogy' Laboratory of Medical Faculty, Muhammadiyah University Yogyakarta. The result of the study were: (1) Caesalpinea sappan Linn infusion has bacteriostatic activity against Shigella flexneri with minimal inhibitory concentration about 1,18 gr%. (2) Caesalpinea sappan Linn infusion has bacteriside activity against Shigella flexneri with minimal bakteriside concentration about 12,5 gr%.Kayu secang (Caesalpinea sappan Linn ) banyak digunakan sebagai obat- obatan tradisional sebagai obat diare, disentri, batuk, luka berdarah, obat sakit kepala, malaria, tetanus serta pengobatan setelah bersalin. Pemakaiannya dengan cara direbus, infusanya digunakan untuk keperluan pengobatan. Dengan menggunakan teknik pengenceran tabung, telah dilakukan uji kadar hambat minimal infusa kayu secang terhadap Shigella flexneri in vitro. Infusa kayu secang dibuat sesuai dengan yang termaktub dalam Farmakope Indonesia. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Infusa kayu secang (Caesalpinea sappan Linn) memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Shigella flexneri dengan kadar hambat minimal sebesar 1,18 gr%. (2) Infusa kayu secang (Caesalpinea sappan Linn) memiliki kemampuan membunuh Shigella flexneri dengan kadar bunuh minimal sebesar 12,5 gr%.
Upaya Preventif Penyakit Water Borne Disease Pada Masyarakat Paska Gempa Bumi Yogyakarta Suryani, Lilis; Orbayinah, Salmah
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 5, No 2 (2017): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.5228

Abstract

Gempa bumi besar yang terjadi di Yogyakarta menyebabkan sebagian besar sumur warga mengalami kerusakan. Sumur mengalami pendangkalan, air menjadi keruh, saluran air dari septitank banyak yang pecah. Hal ini menimbulkan masalah bagi kesehatan karena banyak air sumur yang tak layak untuk dikonsumsi. Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Air bersih harus memenuhi persyaratan baik fisik, mikrobiologis dan kimiawi. Air yang tidak memenuhi persyaratan bisa menjadi media penularan berbagai penyakit saluran pencernaan (Water borne disease). Penyakit saluran pencernaan sangat berhubungan dengan perilaku manusia, sarana air bersih, pembuangan limbah dan kesehatan lingkungan. Salah satu upaya pencegahan penyakit water borne disease adalah mengetahui kelayakan sumber air minum di daerah terdampak gempa. Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan di salah satu desa terdampak gempa yaitu Trirenggo, Bantul, Provinsi DIY. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terdampak gempa tentang pentingnya penyediaan air berkualitas yang memenuhi syarat kesehatan. Pelaksanaan kegiatan ada dua tahap yakni penyuluhan dan pemeriksaan. Penyuluhan dalam bentuk sosialisasi usaha promotif dan preventif manfaat air bersih bagi kesehatan dalam bentuk penyuluhan yang dilaksanakan di Balai Pertemuan Dusun Pepe, Desa Trirenggo, Bantul. Penduduk yang datang dalam penyuluhan lebih kurang 100 kepala keluarga. Peserta yang datang meliputi para pengurus desa, para kader kesehatan, ketua karang taruna serta ibu-ibu di sekitar yang mempunyai sumur sendiri yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di laboratorium Mikrobiologi FKIK UMY untuk menguji kualitas mikrobiologik dan LABDA Provinsi DI Yogyakarta untuk menguji kesadahan air. Dari sekitar 150 sumber air minum, secara acak diambil 100 sampel air sumur. Hasil pemeriksaan kualitas air di Desa Trirenggo menunjukkan bahwa 97 % sumur penduduk positif terkontaminasi bakteri Escherichia coli. Hasil pemeriksaan kesadahan air sumur masih dalam ambang batas normal. Air sumur gali di desa Trirenggo Bantul hanya 3% yang layak memenuhi standar baku kualitas air. Peningkatan pemahaman pengetahuan masyarakat akan pentingnya air bersih akan mempengaruhi perilaku dalam pencegahan penyakit water borne disease. Kata Kunci: Kualitas, Sumber Air minum, Masyarakat, Paska Gempa
Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Produksi Kecap Limbah Tahu Astuty, Yoni; Rahayu, Lestari; Suryani, Lilis
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 6, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/bdr.6242

Abstract

Tofu is made of soybean. Tofu is one of the protein sources needed by our body. During the process of making tofu is produced waste materials (waste) both with a solid texture or liquid. Solid texture waste is usually sell very cheap for livestock feed, whereas liquid waste is thrown away with other domestic wastes every day. The liquid waste volume was increasing daily. People was produce tofu everyday so it is definitely waste formed daily that is dis-charged to the environment. It is feared can further pollute the environment. The purpose of this community service is to utilize the tofu waste as the raw material for soy sauce in an effort to overcome environmental pollution by tofu industry waste and increase the family income. The methods used in this community service were counseling, training and skills practices of targeted community groups on the mastery of processed waste technologies in the form of soy sauce. Also to facilitate some tools to support tofu production process. The result of community service shows that the target community has been able to master the processing of tofu waste into soy sauce from the beginning of processing until the production, soy sauce produced has been marketed and generated a profit of 4.5%. And the profit that can be obtained in soy sauce production is 4.5%. Key words : Tofu waste, Soy sauce, Environment pollution, income
Meningkatkan Tanggung Jawab Pengawas Madrasah Melalui Diklat Suryani, Lilis
Jurnal Perspektif Vol. 13 No. 1 (2020): Jurnal Perspektif
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sikap tanggungjawab pengawas perlu diberikan pelatihan dan simulasi mengukur sikap diri sendiri. Dengan demikian setelah pengawas mengisi keseratus sepuluh jawaban di atas maka terungkaplah, bahwa diri mereka masuk diposisi mana. Apakah diri pengawas tersebut masuk posisi bertanggung jawab terhadap tugas atau sebaiknya meremehkan/masa bodoh terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Attitude supervisory responsibilities should be given training and simulation to measure attitudes themselves. Thus after ten hundredth supervisor fills in the answers above, reveals that positioned themselves where they go. Do yourself the incoming superintendent position is responsible for the task or should underestimate / indifference to the tasks assigned to him.
Co-Authors - Firdaus Aarif, Mohd Abdul Malik Abdul Pirol Abdussamad . Aditya, Kastka Adji, Ardhiva Fachrul Adriani, Fitri Agustin, Sinta Dwi Febri Ahmiranti, Ahmiranti Akbar, Novfit Frima Akhbar Akrom, Akrom Al Ichsani, Muhammad Husen Alfanisah, Nur alfira, alfira Alia Rahayu, Maria Alqarnist, Abdul Waiz Amalia, Salsabila Amaludin, Ilham Ambarwati Andani, Rayhan Fadhlan Andriyati, Novi Anfas, Anfas Angela, Ella Nur Angelitta, Putri Anggono, Marshanda Reynaya Nur Anggrayni , Rice Angraeni, Ningsi Anjas Sari, Wahyu Anjas Apriliyanti, Dewi Listia Apriningrum, Nelly Ariani, Debby Utami Siska Arifah, Dwi Fitrianti Arifianto, Budi Asri, Yoana Nurul Astuti, Retno Zen Astuti, Yoni Astuty, Yoni Aswar, Nurul Atmaja, Ragil Nugroho Danu Aulia Rahman Auliya, Hafizhah Rahmiati Ayu, Nida Puspita Azharghany, Rojabi Baderiah Baderiah Baderiah Banu Setyo Adi Barokah, Najjah Beti Musparlina Bonar Sihite, Frans Brahmana, Ivanna Beru Dahlan, Musfira Danil Danil Daud, Fadly De Yesus, Aljira Kristina Devianti, Rika Dewi, Yunita Fourina Dian Hardika, Mufida Dianita Ekawati Dianti, Rini Dwi Oktaviana Dwi Retno Wati Dwi Sartika, Dwi Dwita Haliem, Theresa Edy Prasetyo Eka Saputri, Eka Elwana, Elwana Elyana, Wina Emerita, Emerita Ernawidiastuti, Ernawidiastuti Eti Salafas Faaizah, Neng Lailatul Fad'ilul Hariri Faiz Nur Hanum Fajrin, Astri Ivanali Fardiansyah, Hardi Fathia Maulida Fatmawati, Zeny Febriyanti, Erlina Firdaus, - Firdaus, Atiqa Firman Firman Firman Fitri Fitri Yenni Frans Sihite, Bonar Galuh Ratnagung, Catur Gempi Tri Sumini Ghozali, Ade Ahmad Ghullam Hamdu Gunawan, Taufik Gusfianti, Elsa Haerani, Eva Hajjul Kamil Haliem, Theresa Dwita Hamdayani, Irma Hannie Hariestya Viareco Harjito - Harokan, Ali Hartatik, Naning Hasanuddin Hasanuddin Hasgimianti, Hasgimianti Hasna, Zulfa Nadila Haviana, Evan Heri, Vinsensius Heroine, Nova Hery Kresnadi Hidayat, Mutmainna Hikmah, Septiana Nur Hisyam, Fauziah Hoyyar, Mohammad Hutagalung, Winny Laura Christina Ihsan, Farhan Taufiqul Ikhlasul Ardi Nugroho Indrasari, Mislia Ira Setyaningsih Irma Yanti Irnawati Irnawati Isni, Fitri Jahra, Repita Jais, Ahmad Jarudin Jarudin JAUHAN BUDIWAN, JAUHAN Jelita Joni Devitra, Joni Junita Kaso, Nurdin Kunna, Nadia A. Kurhayadi Kurhayadi Kurniawan, Muhammad Hendri Kusumaningsih, Eva Lanida, Bella Putri Latif, Asriyadi Legi Elfitra Lestari Rahayu Lestari, Okti Dewi Libriyani, Octavia Maharani, Intan Malagunna, Filda Angriani Manaf, Salmiani Abdul Mansor, Norwati Binti Marini, Yulis Marlina Marsuki, Erika Maulani, Adinda Diar Mayesti, Reza Tri Meidawati Suswandari, Meidawati Meilania, Desinca Micola, Imanda Julian Miftahul Jannah Miftahuljannah, Anindita Misnah Misnah Muhammad Kadri, Muhammad Muhede, Rohaya Mumun, Nyai Murni, Nani Sari Mustalifah, Fitri Ria Muthia Elma Mutmainnah, Zurhainun Najib, Nauval nasir, muh Nevara, Gita Addelia Ningtyas Orilina Argawati Ninik Christiani Nita Syamsiah, Nita Nopriyeni Nurdin K, Nurdin Nureda, Nureda Nurhayati, Ai Sri Nurizzati Nurizzati Nurlailasari, Ella Nurlailayah, Prima Diaz Eka Nurmiah, Nurmiah Nurmiyati Nurmiyati Nursyamsi Nursyamsi Nursyamsi Nur’asiah, Siti Oktah Junanda, Muhammad Pangastuti, Dindha Pazaziran, Hera Pitriani, Dia Pratama, Yuga Purwanda, Nur Widia Putra, Bagas Sumarno Putri Agustina Putri, Aspia Winalda Putri, Cut Laras Dwi Hendia Putri, Zakiah Surya Qoyyimah, Isfalana Firli Nur Rahayu, Nina Rahma, Aulia Rahman Rahman Raja Ahmad, Raja Rahima Munawarah Rakhmawati, Sari Rampun, Erdina Lulu Atika Rasyid, Muh Fadli Faisal Ratnasih, Pancagaluh Ratnawati, Whina Retno Wati, Dwi Rina Mardiana, Heppy Rina Marlina Rivaldi, Fajar Riverra, Kevin M Rizkia, Nanda Dwi RODHIYAH, ZULI rohayati rohayati Rohmat, Fauziah Nur Roihan, Dafa Rosdiana Runiatin Rustan, Edhy Sahrir, Salman Saiman, Rusliah Sakti, Ali Zulfa Rois Arifa Salmah Orbayinah Salmilah Salmilah, Salmilah Salsabila, Mautiya Salsabilla, Azizah Balqis Sari, Puspita Kurnia Sari, Riri Aulia Sari, Risa Hentika Sartika, Tri Sarwadhamana, Raden Jaka Sayahadatun Ain, Ummara Selly Stepriyani Senen Senen Seriana, Irma Setiawan Edi Wibowo Setiawati, Riska Setya Resmini Sihite, Bonar Frans Sinta Wulandari Sisca Rahmadonna Siti Fatimah Sofa Qurrata A'yun Sopiah, Oon Sriyanti, Cut Stepriyani, Selly Sucita Lestari Natalina Sugeng Widodo Suhardi Suhartini, Leni Sukmawati MN, Pita Sulaimiah, Sulaimiah Sularmi, Lili Sulastri Sulastri Suparminah, Mimin Suprapto Suprapto Susana, Eva Susanti, Putri Selvia Ghita Susilawati, Tri Sya'rani, Ilvina Syahrizal, Trisnendri Tanal, Ali Nahruddin Taninas, Ewalde Maria Tessa Dwi Leoni Thomas Thomas Titiek Suhardi Haripurnomo Kushadiwijaya Hidayati Tri Wulandari Kesetyaningsih Triadiyansyah, Arif Triana, Triana Uswatun, Uswatun Uway Wariah Vika Habsari Budi Utami Vika Habsari Budi Utami, Vika Habsari Budi Wahyu Anjas Sari Walidain, Isna Hifdzi . Wati, Adinda Ranicha Wiladatika Wiratman, Arwan Wulandari, Syuriati Wulandari, Syuriati yadin yadin, yadin Yahya, Mustanir Yani, Ega Yanti, Windi Yuniwati, Cutyuniwati Yusnilasari, Yusnilasari Zaitun Zaitun, Siti Zaman, Chairil Zenobia, Zhillan Fadhillah