Pendahuluan: Stunting merupakan masalah nasional di Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan berbagai wilayah kepulauan yang masih menghadapi masalah Stunting memiliki tantangan sendiri dalam menangani Stunting. Perkembangan teknologi dapat membantu peran seorang tenaga ahli dibidang kesehatan dan sangat memungkinkan untuk dijadikan media sosialisasi pendeteksian dini Stunting dan memantau status gizi anak. Faktor utama yang mempengaruhi intensi memanfaatkan aplikasi kesehatan adalah waktu, biaya, kepercayaan, persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan Electronic Word of Mouth. Tujuan: untuk mengidentifikasi determinan pemanfaatan aplikasi Stunting pada Ibu dengan Balita di Wilayah Kepulauan Belitung. Metode: Penelitian merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Ibu dengan anak Balita baik Stunting maupun tidak stunting di Wilayah Kepulauan Belitung Tehnik pengambilan sampel adalah purposive random sampling dengan jumlah sampel 324 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil: Hasil penelitian didapatkan determinan yang signifikan meliputi tingkat pendidikan (p = 0,005), pendapatan (p = 0,014), waktu (p = 0,000) dan biaya (p = 0,000). Tingkat pendidikan Diploma atau sarjana memiliki 0,27 pemanfaatan aplikasi stunting dibandingkan tingkat pendidikan lainnya. Pendapatan lebih dari Rp 5.000.000 memiliki pemanfaatan aplikasi terkait stunting 16.098 kali lebih tinggi dibandingkan tingkat pendapatan lainnya. Waktu dan biaya berasosiasi dengan peningkatan pemanfaatan aplikasi terkait stunting. Kesimpulan: Determinan pemanfaatan aplikasi terkait stunting meliputi tingkat pendidikan, pendapatan, waktu dan biaya. Pengembangan aplikasi terkait stunting diharapkan mempertimbangkan aspek-aspek terkait keterbatasan di wilayah kepulauan.