Indonesia merupakan negara penghasil tempe yakni makanan olahan kedelai ini juga banyak disukai oleh seluruh kalangan masyarakat. Kebanyakan produk ini diolah oleh industri bersakala kecil dan menengah, salah satunya yaitu UKM Tempe Hartini. UKM yang beroperasi di Gunungpati, Semarang ini memiliki hambatan atau permasalahan dalam pengendalian persediaan bahan baku kedelai yang kurang optimal antara lain terkait penentuan banyaknya bahan baku dan frekuensi pemesanan bahan baku, agar dapat meminimalkan total biaya persediaan bahan baku kedelai. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk rekomendasi pengambilan keputusan terkait metode yang paling optimal dalam menentukan jumlah bahan baku, frekuensi pemesanan bahan baku, serta total biaya persediaan. Metode untuk pengendalian perhitungan persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ) dan metode Just-in-Time (JIT). Selanjutnya, dalam penentuan metode yang paling optimal menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Total biaya persediaan dari perhitungan metode EOQ sebesar Rp 1.229.379 dan dapat menghemat biaya sebesar 34%. Sedangkan total biaya persediaan metode POQ sebesar Rp 640.693 dan dapat menghemat biaya sebesar 66%. Untuk total biaya dengan metode JIT sebesar Rp 784.927 dan dapat melakukan penghematan biaya sebesar 58%. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode SAW, metode yang terpilih dari total biaya yang paling optimal yaitu dengan metode POQ.