Demensia merupakan salah satu perubahan struktur dan fungsi fisik pada lansia. Demensia bukan merupakan penyakit namun qodrat alam yang dapat dialami manusia terutama orang yang sudah lanjut usia. Demensia pada lansia memiliki banyak faktor resiko, seperti umur, tingkat pendidikan, tekanan darah, asupan nutrisi, genetik, jenis kelamin dan kurangnya aktivitas fisik. Meskipun menua adalah suatu keadaan yang tidak bisa dihindari atau ditolak, namun demensia dapat dikelola sehingga dapat menurunkan kemungkinan demensia. Usia menjadi faktor resiko yang paling penting dalam perjalanan demensia. Suatu penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa satu dari 12 orang yang berusia lebih dari 65 tahun dan satu dari 3 orang yang berusia diatas 90 tahun akan mengalami demensia. Selain usia, berbagai faktor lain juga mempengaruhi angka kejadia serta prevalensi demensia. Studi tentang pengaruh aktifitas secara spesifik dalam mempengaruhi demensia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh kebiasaan aktifitas fisik terhadap kejadian demensia pada lanjut usia di Kota Pekalongan. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh lansia yang terdaftar di wilayah Puskesmas Tirto Kota Pekalongan sejumlah 165 orang. Sampel penelitian dihitung berdasarkan rumus Rao sejumlah 65 responden dan sistem pemilihan sampel dengan Simple Random Sampling. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan kebiasaan aktifitas fisik berpengaruh terhadap kejadian demensia pada lansia (OR sebesar 0,684). Aktivitas dan latihan fisik yang teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit demensia karena dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lanjut usia. Seseorang yang melakukan aktifitas fisik juga cenderung memiliki memori yang lebih tinggi daripada yang jarang beraktifitas.Disarankan kepada lansia untuk membiasakan melakukan aktifitas fisik secara rutin untuk menurunkan resiko terjadinya demensia.