Articles
Konsep Visual Sign System Outdoor Bertema Ornamen Betawi Di Kampus A Universitas Negeri Jakarta
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (467.192 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.1
Kebutuhan sign system luar-ruang di Universitas Negeri Jakarta sangat diperlukan terlebih untuk tamu yang baru pertama kali datang. Dikarenakan desain signage kurang menarik, penempatan kurang optimal, seperti terlalu tinggi dan tidak eye level. Maka dari itu, perupa mengambil Skripsi Penciptaan Karya Seni Rupa dengan judul “Desain Sign system Luar-Ruang Bertema Ornamen Tradisional Betawi Di Universitas Negeri Jakarta”. Bertujuan untuk memperbaharui sign system yang sudah ada di Universitas Negeri Jakarta dengan mengangkat ornamen tradisional Betawi sebagai identitas, berdasarkan lokasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan survey lapangan, kuesioner dan eksplorasi yang dianalisis menggunakan teknik analisis etnografis. Hasil dari penelitian berdasarkan analisis karya, desain sign system dirancang mampu mempermudah pengunjung dan sivitas akademika Universitas Negeri Jakarta untuk mengetahui lokasi-lokasi yang ada di dalam lingkungan kampus. Dengan desain sign system yang mengangkat tema kebudayaan lokal di tempat Universitas Negeri Jakarta berada, yaitu Kembang Kelapa. Terinspirasi dari ombak yang berada di Pantai Sunda Kelapa. Merupakan salah satu ikon budaya Betawi berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2017, ayat 2. Ikon Kembang Kelapa dideformasi bentuk aslinya tanpa menghilangkan makna yang terkandung di dalamnya menjadi ornamen.
Badak Jawa Dalam Karya Patung Deformasi
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (441.342 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.2
Indonesia memiliki keragaman hewan endemik yang populasinya telah terancam kepunahannya. Salah satunya hewan Badak Jawa. Di Indonesia hewan ini hanya dapat di temui di Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Populasi badak Jawa atau Badak bercula satu hanya terdapat 60-67 ekor saja hal tersebut sangat memperhatinkan sehingga penulis bersimpati dan tertarik untuk menciptakan sebuah karya patung deformatif bertemakan badak Jawa kedalam tugas akhir. Deformasi badak Jawa. Pemilihan konsep berdasarkan pertimbangan bahwa keunikan badak Jawa memiliki cula satu yang secara faktual belum banyak di ketahui oleh masyarakat luas. Visualisasi karya ini memiliki visual patung dengan interes seni reflektif, interes bentuk abstraktif, dan memiliki prinsip estetika seni modern. Replika patung badak Jawa di buat dengan deformasi. Deformasi karya badak Jawa terletak pada ukuran tubuh karya, volume tubuh karya dan struktur bentuk karya. Deformasi tersebut sebagai bentuk penggambaran imajinasi perupa. Penciptaan karya patung di buat dengan berbagai macam teknik yaitu teknik Teknik kontruksi, Teknik assembling, Welding/Las pada setiap karya. Karya tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang mengapresiasi karya patung dan bentuk tanggung jawab perupa sebagai masyarakat Banten, tidak hanya sebagai sebagai pendidik seni rupa.
Penderitaan Dalam Karya Seni Instalasi
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (551.823 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.3
Agony (penderitaan) adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan seseorang karena hidup tidak selalu tentang kebahagiaan. Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit hati, kehilangan, kekecewaan ataupun segala rasa yang seakan dapat meruntuhkan kehidupan. Penderitaan dibangkitkan oleh memori yang pernah ada dan melibatkan emosi. Setiap individu pasti akan merasakan penderitaan, setidaknya sekali seumur hidup. Penderitaan adalah sebuah proses yang harus dilampaui sebagai manusia untuk mengenali rasa sakit, bertahan dalam hidup, dan menjadi manusia yang lebih baik. Konsep Post Traumatic Growth menjelaskan bahwa setiap manusia dapat mengubah rasa sakit dan penderitaan menjadi energi baru untuk tumbuh menjadi manusia yang lebih kuat. Penciptaan karya ini mengambil paham teori The Birth of Tragedy yang menjelaskan bahwa manusia memiliki kekuatan nalar, irasionalitas, struktur, kekacauan, individualisme, dan kesatuan kosmik di dalam diri. Manusia membutuhkan keduanya. Jika manusia kehilangan salah satu, membuat kehilangan kemampuan kita sendiri untuk menjadi orang yang lengkap dalam menjalani kehidupan. Penciptaan karya menggunakan Interes bentuk figuratif, interes seni, reflektif, dan interes estetik kontemporer. Karya dibuat sebagai simbol refleksi diri. Perenungan terhadap kegiatan yang telah dilakukan dengan menciptakan pemikiran baru yang bertujuan meningkatkan kualitas diri seseorang untuk menjadi manusia yang lebih baik. Karya berupa Seni Instalasi yang mewakili makna dan relevansi konsep pada setiap elemen yang ditampilkan. Karya akan merepresentasikan ekspresi dan ungkapan perasaan menderita dari seniman dan orang sekitar dalam menjalani kehidupan yang juga merasakan kondisi hancur, kesedihan, kesepian, ketidakstabilan maupun kehilangan.
Aktivitas Pasar Tradisional Sebagai Inspirasi Motif Fashion Dengan Teknik Digital Printing
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (754.666 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.4
Perancangan ini bertujuan untuk memvisualisasikan serta penyampaian pesan nilai-nilai positif seperti gotong royong, interaksi sosial, tekun dan gigih mencari nafkah, masyarakat yang multikultural dan nilai positif lainnya di tengah meningkatnya pasar modern dan online yang minim lebih interaksi sosial ke dalam desain motif fashion dengan teknik digital print untuk segmentasi masyarakat perkotaan terutama dengan pergerakan mobilitas yang tinggi dan cepat menyerap informasi. Pesatnya pertumbuhan fashion di Indonesia terutama dengan teknik digital print yakni salah satu jenis desain permukaan dengan penambahan corak di atas kain polos (desain struktur). Berdasarkan tujuan tersebut, penciptaan karya tugas akhir ini menggunakan metode pengumpulan data kualitatif antara lain berdasarkan studi pustaka melalui sumber-sumber bacaan, angket atau kuesioner yang perupa bagikan kepada konsumen dengan segmentasi wanita dewasa awal usia 21-30 tahun yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung dan Yogyakarta, observasi jenis kain serta eksplorasi motif dan desain busana. Secara garis besar, penciptaan motif ini menitikberatkan pada eksplorasi pengembangan karakter, penyusunan tata letak elemen desain dan permainan warna yang diolah sehingga tercipta suatu desain yang harmonis sebagai media penyampaian pesan. Hasil akhir motif tersebut diaplikasikan kedalam empat buat karya busana wanita kasual yang masing-masing memiliki tata letak elemen desain dan warna yang berbeda.
Potret Aktivitas Saat Pandemi COVID-19 Dalam Karya Ilustrasi Dengan Media Ballpoint
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (475.579 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.5
Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia sudah berlangsung hampir setahun, semakin hari angka kasus positif dan kematian semakin meningkat. Dampak lain dari pandemi ini yaitu banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Keresahan ini yang menginspirasi perupa dalam membuat karya ilustrasi dengan media ballpoint. Perupa mencoba memvisualisasikan apa yang menjadi fokus pada aktivitas yang relatif dilakukan pada masa pandemi. Objek-objek tersebut kemudian di kembangan dengan gaya pribadi beserta eksplorasi yang perupa aplikasikan juga kedalam karya. Dalam pewarnaan alam perupa bermasker menggunakan kopi sebagai warna dasar untuk warna kulit dan elemen lain seperti permainan cahaya. Visualisasi karya ini menggunakan pendekatan interes reflektif dengan menempatkan seni sebagai pencerminan realitas aktual (fakta dan kenyataan kehidupan), menggunakan interest bentuk figuratif, dan menggunakan prinsip estetika modern. Teknik yang digunakan pada karya ilustrasi ini dengan teknik crosshatching dan pewarnaan alam. Crosshatching digunakan pada keseluruhan teknik arsir dalam kedua karya ini. Pewarnaan alam diaplikasikan untuk memberi kesan warna kulit dan pencahayaan.
Konflik Manusia dan Orangutan Dalam Lukisan Mixmedia Kontemporer
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 1 (2022): April
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (782.286 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.21.7
Penciptaan karya dengan judul Konflik Manusia dan Orangutan dalam Lukisan Mixmedia Kontemporer ini sebagai upaya untuk menunjukan rasa prihatin kepada masyarakat tentang permasalahan yang terjadi pada Orangutan. Permasalahan tersebut merupakan Konflik Manusia dan Orangutan yang perupa angkat dalam seni rupa kontemporer, dimana karya mengangkat tema lingkungan yang sedang urgensi di masa kini. Karya kontemporer ini mengedepankan nilai reflektif tentang perilaku manusia yang mengancam keberadaan orangutan. Karya menampilkan bentuk-bentuk semi figuratif dengan gaya ekspresi personal yaitu gaya pop surealis, dimana karya menampilkan objek imajinatif dengan warna yang dramatis (kontras gelap dan terang) serta penggunaan outline dalam mempertegas karakter pada semua objek yang ditampilkan. Media yang digunakan yaitu serabut kelapa sawit dan tanah liat sebagai tekstur nyata. Kemudian teknik yang digunakan yaitu teknik lukis plakat, tempel dan membentuk. Media dan teknik ini diperoleh dari berbagai eksplorasi untuk menghasilkan bentuk visual dengan karakteristik yang baru dalam karya seni kontemporer ini. Harapan perupa dengan melakukan penulisan ini dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga keberadaan Orangutan dengan cara berperilaku baik terhadap Orangutan dan lingkungannya. Penulis juga berharap penciptaan karya ini menjadi sebuah gerakan kecil untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian Orangutan.
Ambient Sebagai Media Kampanye Sosial Efek Sampah Plastik
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (662.174 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.22.07
Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik nomor 2 di dunia, permasalahan ini masih menjadi persoalan yang belum selesai hingga saat ini. Sampah plastik membutukan puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa terurai. Hal ini sangat meresahkan perupa, maka diciptakan karya berbentuk ambient media karena bisa langsung berinteraksi dengan masyarakat, keunikan dan karakter ambient media mampu mengundang rasa penasaran, memiliki kekuatan memaksa alam bawah sadar audiens untuk tidak bisa menolak pesannya. Penciptaan karya dilakukan melalui metodologi research-led pratice melalui fokus riset (research). Menggunakan metode pengaplikasian karya secara langsung, dan menanyakan respon masyarakat terkait karya. Visual karya ambient media 1, 2, dan 3 berupa penyu, ikan, lumba-lumba, dan paus. Dikarenakan efek sampah plastik berakibat negatif, yaitu berbahaya bagi kesehatan manusia, tidak bisa hilang tetapi hanya berubah menjadi potongan sangat kecil (mikroplastik) bisa mencemarkan air dan tanah, akan sampai ke tubuh manusia, meracuni rantai makanan, dan mampu mengancam kelestarian satwa laut. Data 2017 Konferensi Kelautan Perserikatan Bangsa-Bangsa Amerika Serikat disebutkan sampah plastik di lautan membunuh 100.000 mamalia laut, penyu, dan ikan dalam jumlah besar setiap tahun, karena dianggap sebagai makanan. Oleh karena itu karya ambient media ini mengingatkan masyarakat untuk peduli keseimbangan ekosistem.
Analisis Karya Lukis Rasyid Maulana Arifudin Dalam Pameran Art For Orangutan
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (410.059 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.22.01
Karya seni dalam sebuah pameran memiliki makna dan ceriita tersendiri yang menarik untuk dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menanggapi kualitas salah satu karya seniman muda Rasyid Maulana Arifudin asal klaten serta menemukan pesan yang disampaikan seniman melalui karya seni lukis yang berjudul “Ajur Ajer” dalam pameran Art For Orangutan. Penelitian ini disusun berdasarkan pengetahuan yang telah didapat dalam mengkritik, melalui pengamatan seraca langsung, dan sedikit informasi mengenai karya dari sang seniman. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menemukan beberapa analisis dalam karya yang berjudul “Ajur Ajer” yaitu onsep yang diangkat dalam karya, media yang digunakan, objek yang dituangkan dalam karya serta pesan yang disampaikan dalam karya. Menggunakan sosok diri sendiri sebagai objek dalam lukisan menjelaskan bahwa kita perlu memanfaatkan diri kita sendiri, menghargai, sesekali objek dalam membuat lukisan tidak harus menggunakan model orang lain.
Budaya Urban Seksisme Sebagai Inspirasi Perancangan Busana Ready To Wear
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (826.727 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.22.02
Seksisme menjadi isu yang menarik di kalangan masyarakat modern saat ini. Seksisme atau disebut juga dengan ketidakadilan gender adalah diskriminasi atau prasangka terhadap seseorang yang didasari oleh gender atau jenis kelaminnya. Tujuan perancangan karya busana adalah sebagai bentuk menyuarakan perasaan wanita terhadap seksisme disimpulkan sebuah rancangan ini mengedepankan model sesuai dengan konsep tren 2019. Metode penelitian menggunakan pendekatan reseach-led practice. Jenis riset penciptaan ini menggunakan Research–led practic, di mana dalam penciptaan karya seni rupa dilakukan penelitian terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil dan eksplorasi konsep, kemudian hasil penelitian tersebut diimplementasikan ke dalam sebuah karya desain, dalam artian penelitian menjadi dasar dalam praktik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi pustaka. Hasil perancangan dilakukan dengan tahapan perancangan desain hingga penerapan pada produk jadi. Untuk mendukung pengaplikasian desain yang sesuai, digunakan teknik kontruksi pecah pola, teknik dekoratif dan gradasi ombree. Proses produksi memiliki skala kerumitan cukup tinggi, karena diperlukan ketelitian saat pembentukan potongan pola, dekoratif yang dibuat secara handmade dimana hal tersebut akan mempengaruhi proses penjahitan dan kualitas portotype akhir . Setelah para expert dan extreeme memberikan komentar, saran dan masukan, kemudian dilakukan perbaikan demi perbaikan hingga mencapai hasil yang maksimal.
Pengembangan Motif Pada Batik Khas Blitar
Qualia: Jurnal Ilmiah Edukasi Seni Rupa dan Budaya Visual Vol 2 No 2 (2022): Oktober
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNJ
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (639.382 KB)
|
DOI: 10.21009/qualia.22.03
Motif batik khas Blitar memiliki makna mendalam yang merupakan rangkaian nasihat baik bagi masyarakat. Saat ini, di tengah tingginya minat masyarakat akan berbagai produk batik, para seniman di Blitar kembali membuat berbagai macam motif batik baru yang dapat mewakili budaya Blitar. Motif batik khas Blitar diambil dari ikon ciri khas kebudayaan Kota Blitar. Penciptaan karya tugas akhir ini secara konseptual bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai kebudayaan kota Blitar. Pengetahuan untuk masyarakat Blitar bahwa kota Blitar memiliki batik yang belum banyak orang ketahui. Sebagai upaya meningkatkan kualitas batik tulis di era modern dan meningkatkan eksistensi batik tulis dari pengembangan motif khas Blitar. Proses pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan survei langsung ke Seniman di Blitar. Mengembangkan serta menciptakan bentuk-bentuk pembaharuan dan inovasi pada karya seni batik tulis ini seperti mengeksplorasi motif batik khas Blitar dengan teknik modifikasi ragam hias seperti stilasi, deformasi dan dekonstruksi. Karya batik ini juga menggunakan pewarna alam seperti jelawe dan tingi, guna untuk memberikan nilai lebih terhadap estetika karya dan juga mengurangi limbah. Dalam proses penciptaan karya batik ini, diharapkan kepada masyarakat khususnya masyarakat Kota Blitar untuk dapat melestarikan batik sebagai salah satu aset budaya Indonesia, dengan hal ini dapat meningkatkan eksistensi batik motif khas Blitar.