Articles
GAMBARAN PARTISIPASI KB PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA STUNTING DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.400
Data prevalensi stunting yang dikumpulkan World Health Organization (dalam Kemenkes, 2018), memperlihatkan Indonesia ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di wilayah Asia Tenggara dengan rata-rata prevalensi stunting (2005-2017) sebesar 36,4%. Salah satu program yang dilaksanakan dalam upaya pencegahan balita stunting dengan mengikuti program KB, dimana ibu dapat membuat perencanaan pengaturan jarak kehamilan melalui penggunaan alat kontrasespsi. Peran BKKBN dalam penurunan stunting adalah dengan Program Pengendalian jarak dan jumlah kelahiran dengan KB Pasca Persalinan/Post Partum. Sehinga kotrasepsi menjadi pilihan, dengan kontrasepsi kemudian jaraknya bisa lebih dari 36 bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran partisipasi KB ibu yang memiliki balita stunting Di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna tahun 2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskristif. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang memiliki balita stunting di Desa Cikunir yaitu 49 orang. Tehnik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah partisipasi KB dan jenis KB yang digunakan. Instrumen yang digunakan adalah format isian yang tehnik pengambilan data penelitiannya dilakukan secara langsung terhadap responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dihitung persentasenya kemudian disajikan dalam bentuk persentase dan naratif. Hasil penelitian ini adalah penelitian ini adalah jumlah ibu yang memiliki balita stunting di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna tidak mengikuti program KB yaitu 13 orang (26,5%). Peneliti menyarankan kepada ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengatur jarak kelahiran dengan mengikuti program KB sesuai dengan tujuan dan jenis alat kontrasepsi yang digunakan.
LITERATURE REVIEW FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.401
Program KB adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, untuk mencapai hal tersebut dibuatlah beberapa cara untuk mencegah ataupun menunda kehamilan, walaupun dalam pelaksanaannya pelayanan KB yang berkualitas belum sepenuhnya menjangkau seluruh wilayah nusantara.Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasangan usia subur dalam memilih alat kontrasepsi seperti kurangnya sarana yang dibutuhkan, pendidikan, sosial ekonomi, budaya, agama, status wanita dan dukungan suami. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memilikiefektifitas yang berbeda-beda (Sulistyawati, 2012). Penelitian ini merupakan literature review dari hasil penelitian di beberapa daerah di Indonesia terkait dengan faktor faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal. Sumber pencarian jurnal melalui google scholar dalam kurun waktu 2017 - 2019, dan hasil penelitian yang terpilih meliputi 3 penelitian dari 3 jurnal yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi hormonal adalah umur, paritas, pendidikan, pengetahuan, dukungan suami dan peran petugas Saran bagi pasangan usia subur adalah diharapkan kepada pasangan usia subur untuk mencari informasi tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan sehingga sesuai dengan kondisi kesehatannya. Sedangkan saran bagi petugas kesehatan adalah dalam upaya peningkatan pengetahuan PUS, petugas perlu membuat perencanaan kegiatan edukasi kesehatan secara berkesinambungan
HUBUNGAN USIA, PARITAS, DAN PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DAN IMPLAN PASCA PERSALINAN DI PUSKESMAS CILACAP SELATAN 1 TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.403
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan suatu metode kontrasepsi efektif karena dapat memberikan perlindungan dari risiko kehamilan untuk jangka waktu hingga 10 (sepuluh) tahun. Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP), dinilai paling cost effective dengan tingkat keberhasilan mencapai 99%. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu alat kontrasepsi MKJP yang sangat diprioritaskan pemakainnya oleh BKKBN. Pelayanan KB pasca persalinan merupakan strategi yang penting dari kesehatan masyarakat dengan keuntungan yang signifikan terhadap ibu dan bayinya. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu sebanyak 53 responden ibu Hamil Trimester III yang datangke Puskesmas Cilacap Selatan 1 tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan umur dengan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD dan Implan pasca persalinan dengan nilai p=0,694, hubungan antara paritas dengan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD dan Implan pasca persalinan dengan nilai p= 0,842, dan hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD dan Implan pasca persalinan. Kesimpulan : Tidak ada hubungan umur, paritas, dan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi IUD dan Implan pasca persalinan. Disarankan kepada bidan di Puskesmas agar meningkatkan kualitas pelayanan melalui kegiatan penyuluhan tentang prencanaan Keluarga Berencana dan konseling tentang kontrasepsi pasca persalinan
PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU HAMILSEBELUM DAN SESUDAH KONSELING TENTANG PENTINGNYA NUTRISI IBU HAMIL DI KECAMATAN CISAYONG TAHUN 2017
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.404
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) menggambarkan besarnya resiko kematian ibu pada fase kehamilan, persalinan dan masa nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000 kelahiran hidup dalam satu wilayah pada kurun waktu tertentu. Angka Kematian Ibu (AKI) nasional Indonesia tahun 2015 mencapai angka 305/100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI, 2017). Gizi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas seseorang termasuk ibu hamil. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sebelum dan sesudah satu kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di Kecamatan Cisayong Tahun 2017 .Sampel penelitian ini adalah sebagaian ibu hamil di Kecamatan Cisayong dengan teknik pengambilan sampling secara simple random sampling berjumlah 20 ibu hamil. Karakteristik responden pada 20 ibu hamil yaitu berdasarkan pekerjaan IRT memiliki proporsi paling banyak (75,0%) dibandingkan responden pedagang (25,0%).sedangkan berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden yang berumur 16-20 tahun memiliki proporsi tertinggi (50,0), sedangkan responden yang berumur 21-25 tahun dan 26-20 tahun memiliki proporsi terendah (25,0). Hasil analisis bivariate menunjukkan ada perbedaan pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi ibu hamil sebelum dan sesudah konseling.
GAMBARAN FAKTOR PERILAKU PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA CIWARAK KECAMATAN JATIWARAS TAHUN 2018
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.406
Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu adalah dengan mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap Ibu yang membutuhkan. Untuk itu sejak tahun 1990 telah ditempatkan bidan di desa dengan polindesnya. Dengan penempatan bidan di desa ini diharapkan peranan dukun makin berkurang sejalan dengan makin tingginya pendidikan dan pengetahuan masyarakat dan tersedianya fasilitas kesehatan, namun pada kenyataannya masih banyak persalinan yang tidak ditolong oleh bidan melainkan oleh dukun. Jenis penelitian yang digunakan adalah penilitian deskriptif , populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang berada di Desa Ciwarak 91 orang . Tehnik pengambilan sampel penelitian adalah total sampling. Tehnik analisis data menggunakan analisis univariat yang hasilnya disajikan dalam bentuk distribusi frekwensi serta dinaratifkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor karakteristik yang mempengaruhi pemilihan penolong persalinan adalah tingkat pendidikan SMP, sosial ekonomi dibawah UMR. Faktor lain yang berpengaruh adalah kepercayaan terhadap dukun paraji, jarak yang jauh ke pelayanan kesehatan, dukungan keluarga serta informasi yang didapatkan responden serta masih terdapat responden yang memilih dukun paraji sebagai penolong persalinan Saran bagi petugas kesehatan untuk merancang kegiatan edukasi kesehatan tentang pentingnya bersalin di failitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan yang difokuskan bukan hanya pada sasaran tetapi pada keluarga dan tokoh agama serta tokoh masyarakat setempat
GAMBARAN PARITAS PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA STUNTING DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 12 No. 2 (2021): Agustus 2021
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v12i2.407
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan stunting merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia saat ini, data RISKESDAS menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting pada 2018 mencapai 30,8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami masalah kesehatan masyarakat yang berat dalam kasus balita stunting, wilayah kerja Puskesmas Singaparna termasuk kedalam zona merah stunting. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran paritas dari ibu yang memiliki balita stunting di Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk menggambarkan paritas pada ibu yang memiliki balita dengan stunting. Populasi adalah semua semua ibu yang memiliki balita dengan stunting sebanyak 139 orang, dengan total sampling. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s.d April 2019, bertempat di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kab Tasikmalaya Tahun 2019. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan data primer yaitu diperoleh dengan survey langsung kepada responden ibu yang memiliki balita stunting dan dianalisis dengan distribusi frekuensi dalam bentuk table. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 139 orang ibu yang memiliki balita dengan stunting adalah dengan paritas primipara (jumlah anak 1) sebanyak 35 orang (25%) , paritas multipara (jumlah anak 1-4) sebanyak 86 orang (62%) dan paritas grande mulitapara (lebih dari 4) sebanyak 18 orang (13%). Simpulan dari penelitian ini adalah kejadian balita stunting tidak terlepas dari status paritas ibu dimana semakin banyak ibu memiliki anak semakin besar peluang terjadinya kejadian stunting pada anak yang dapat diakibatkan oleh faktor pola pemberian makan, ataupun pola asuh dikeluarga, sehingga diharapkan para bidan dapat membantu ibu dalam upaya membatasi jumlah anak yaitu dengan penggunaan alat kontrasepsi.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN JAMBAN SEHAT DI DESA SUKAMULYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 13 No. 1 (2022): Februari 2022
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v13i1.422
Kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan diantaranya jamban keluarga. Jamban keluarga sehat merupakan komponen penting untuk mencegah penyakit menular seperti diare. Desa dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) terendah di wilayah kerja Puskesmas Singaparna yaitu Sukamulya (33,4%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemilikan jamban sehat di Desa Sukamulya Tahun 2019. Manfaat penelitian ini untuk menambah informasi tentang pentingnya jamban sehat. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Popoulasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang ada di Desa Sukamulya, sampel dalam penelitian ini sebanyak 94 dengan simple random sampling. Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah lembar kusioner. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendapatan (p value 0,001) dan sikap (p value 0,000) dengan kepemilikan jamban sehat dan tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kepemilkan jamban sehat (p value 0,336)
LITERATURE REVIEW:EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG GIZI SISWA ANAK SEKOLAH DI INDONESIA
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 13 No. 1 (2022): Februari 2022
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v13i1.423
Latar belakang: Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator. Promosi kesehatan tidak lepas dari media karena melalui media, pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat lebih mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsi perilaku yang positif. ( Notoatmodjo, 2007). Tujuan Penelitian: Mengetahui Pengaruh Media Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Gizi Pada Siswa Sekolah Dasar Di Indonesia Metodologi Penelitian: Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan penelitian data sekunder jenis literature review dari beberapa jurnal penelitian di Indonesia dengan kriteria jurnal yang direview adalah jurnal bahasa Indonesia, mengacu pada 2 jenis media berdasarkan berdasarkan bentuk umum penggunaan dan berdasarkan cara produksi sehingga didapatkan 9 buah jurnal yang direview. Hasil Penelitian: media promosi kesehatan jenis bacaan yang efektif adalah buku saku / booklet / komik, sedangkan media promosi kesehatan jenis peragaan adalah media audio visual serta permaianan kartu bergambar. Kesimpulan: Media promosi yang didesain semenarik mungkin disesuaikan dengan tahapan usia anak bermain memudahkan anak sekolah dalam menerima pesan kesehatan.
GAMBARAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PABRIK KATEL B DI KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2019
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 13 No. 1 (2022): Februari 2022
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v13i1.424
Menurut Soeaidy(1996) dalam Ardiansyah (2015) menyatakan bahwa setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja dengan pendekatan,pemeliharaan, peningkatan Kesehatan, (Promotif), pencegahan penyakit, Pemulihan Kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan sehingga dapat terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD Pabrik katel B di Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis tahun 2019. Penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan keilmuan kesehatan masyarakat khusunya mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan ilmu perilaku. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu seluruh pekerja sebanyak 63 karyawan. Teknik sampling yang digunakan yaitu menggunakan teknik accidental sampling yang bersedia menjadi responden sebanyak 52 responden. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerja kadang-kadang menggunakan APD, rata-rata umur responden 38 tahun, pendidikan mayoritas SMP, masa kerja mayoritas ≥7 tahun, mayoritas pengetahuan kategori cukup 53,8%, pabrik menyediakan APD, pekerja merasa kurang nyaman menggunakan APD sebanyak 65,4% dan pabrik melakukan pengawasan sebanyak 90.4%. Pemilik pabrik lebih meningkatkan upaya promosi kesehatan tentang pentingnya penggunaan APD serta pemberian sanksi bagi yang tidak menggunakan.
LITERATURE RIVIEW :FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET Fe PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI INDONESIA
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 13 No. 1 (2022): Februari 2022
Publisher : STIKes Respati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.48186/bidkes.v13i1.425
Anemia terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa hamil atau kurangnya sel-sel darah merah di dalam darah biasanya dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr%. proporsi anemia pada ibu hamil di Indonesia mengalami peningkatan dari 37.1% menjadi 48.9%. Salah satu usaha pemerintah untuk mencegah anemia pada ibu hamil yaitu melalui program pemberian tablet besi. Kementerian Kesehatan menganjurkan agar ibu hamil mengkonsumsi paling sedikit 90 tablet besi selama kehamilan.Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh faktor predisposing (pengetahuan, sikap dan motivasi), faktor enabling (Pemeriksaan Antenatal Care, efek samping) faktor reinforcing(dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan) yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet Fe Ibu Hamil trimester III. Penelitian ini menggunakan metode systematic literature review terhadap 9 jurnal yang berkaitan. Sumber data yang digunakan merupakan penelitian terdahulu yang dapat diunduh melalui google scholar. Hasil penelitian berdasarkan literature review terhadap 9 jurnal menunjukan untuk faktor predisposing pada variabel pengetahuan didapatkan 8 jurnal, variabel sikap 4 buah jurnal dan variabel motivasi 3 jurnal. Untuk faktor enabling pada variabel kunjungan Antenatal Care didapatkan 1 jurnal dan variabel efek samping 1 jurnal.Untuk faktor reinforcing pada variabel dukungan keluarga didapatkan 5 jurnal dan variabel dukungan tenaga kesehatan 3 jurnal.