Wilayah pesisir Painan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat termasuk suatu daerah yang mempunyai potensi sumber daya laut tinggi namun menghadapi tekanan lingkungan akibat abrasi pantai. Fenomena abrasi menyebabkan mundurnya garis pantai yang berdampak pada kerusakan fisik, ekologis, dan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi perubahan garis pantai serta tingkat kerentanan kepada abrasi di wilayah pesisir Painan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif serta analisis spasial yang bergantung pada teknologi penginderaan jauh serta Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil dari analisis memperlihatkan bahwa di beberapa lokasi di pesisir, terutama di daerah Painan Timur dan Painan Selatan, garis pantai telah berubah sejauh 5-20 meter. Faktor alam seperti gelombang laut, arus sejajar pantai, dan pasang surut, serta faktor manusia seperti alih fungsi lahan, penebangan vegetasi pantai, dan pembangunan pemukiman di dekat pantai, bertanggung jawab atas perubahan ini. Wilayah pesisir Painan diklasifikasikan sebagai memiliki tingkat kerentanan abrasi tinggi hingga sangat tinggi, yang berdampak besar pada infrastruktur, ekosistem pantai, dan mata pencaharian masyarakat pesisir. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini merekomendasikan rehabilitasi vegetasi pantai melalui penanaman cemara laut dan mangrove, penerapan zona sempadan pantai setidaknya 100 meter, dan pengelolaan pesisir berbasis kerentanan. Ini akan menjaga lingkungan dan kesejahteraan penduduk pesisir Painan.