Pendahuluan: Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang umum terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Pengembangan produk pangan penting sebagai Upaya pencegahan masalah ini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima, dan kandungan nilai gizi cookies dengan substitusi daun kelor dan buah bit. Bahan dan Metode: Metode deskriptif eksperimen dilakukan untuk mengembangkan 3 jenis formula cookies yang dilakukan di Laboratorium Kuliner Departemen Ilmu Gizi FKM Universitas Hasanuddin. Nilai gizi ditentukan dengan membandingkan bahan dari formula dan (TKPI) 2017. Daya terima produk dinilai dengan uji hedonic menggunakan indicator warna, tekstur, aroma dan rasa dengan mengisi form score sheet hedonic, yang melibatkan 35 panelis remaja putri. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Hasil: Kukit adalah cookies dari kelor dan buah bit yang dikembangkan dengan tiga formula. Formula pertama, kedua, dan ketiga masing masing mengandung kelor dan buah bit, 25%-75%, 50%-50%, dan 75%-25%. Formula 1 paling disukai dalam rasa, warna, dan aroma, sedangkan Formula 2 disukai dalam tekstur. Daya terima tertinggi pada Formula 1 (80,6%) dan terendah pada Formula 3 (72,5%). Setiap keping (20 gram) mengandung 94 kalori, 1,03 gram protein, dan 0,34 mg zat besi. Satu sajian Kukit yang terdiri atas 3 keping menyumbang 14% kebutuhan kalori harian remaja putri Indonesia (AKG 2000 kkal). Kesimpulan: Panelis lebih menyukai Kukit Formula 1 berdasarkan karakteristik warna, tekstur, aroma, dan rasa dari Kukit. Satu sajian Kukit yang dapat memenuhi 14% kalori dari kebutuhan harian remaja putri. Kukit dapat digunakan sebagai alternatif cemilan sehat bagi remaja putri anemia.