Kematangan buah alpukat tidak mudah diketahui karena tidak ditandai dengan perubahan warna. Konsumen umumnya menekan buah untuk memastikan tingkat kematangannya, oleh karena itu diperlukan label indikator kematangan agar buah tidak rusak karena sering ditekan. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang kemasan ritel alpukat yang dilengkapi dengan label indikator kematangan buah. Penelitian dilakukan dengan tahapan pembuatan matrik indikator warna berbahan KMnO4 dan Molibdat, pemilihan kemasan retail, aplikasi label indikator pada kemasan dan penyimpanan pada suhu ruang (T1) dan suhu rendah (T2). Pada kemasan diberi perforasi (P1) dan tanpa perforasi (P2). Paremeter yang diukur adalah laju respirasi, warna label indikator, kekerasan dan TPT (Total Padatan Terlarut). Kemasan didesain untuk dua buah alpukat dengan berat 0,5 kg perkemasan. Bahan kemasan dari plastik mika berukuran 14 x 9 x 6 cm, diberi perforasi sebanyak 4 buah berdiameter 0,8 mm. Volume kemasan 756 ml dan volume buah rata-rata 553,18 ml. Label indikator berukuran 2 x 1 cm diletakkan dibagian dalam tutup kemasan. Etilen yang dihasilkan oleh alpukat dapat merubah warna label indikator pada kemasan. Perforasi kemasan membuat perubahan warna label indikator lebih terlihat. Pada kemasan tanpa perforasi terdapat uap air yang tertahan di label indikator membuat label basah dan robek. Perubahan nilai oHue label indikator lebih berkolerasi atau memiliki hubungan dengan perubahan kekerasan (r = -0,42) dibanding nilai TPT (r = 0,071). Pada suhu penyimpanan rendah (13±2°C), korelasi nilai oHue dengan kekerasan sangat rendah r = 0,059). Dari hasil tersebut disarankan aplikasi label indikator kematangan buah alpukat sebaiknya digunakan pada penyimpanan suhu ruang dengan kemasan yang diberi perforasi.