Perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka berdampak pada guru-guru di Indonesia. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak pelaksana kurikulum merdeka. Minimnya pelatihan secara terstruktur, massif, dan hanya menggunakan PMM (Platform Merdeka Mengajar) secara daring membuat sebagian guru mengalami kebingungan dalam penyusunan modul ajar kurikulum merdeka. Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi, tim dosen pendidikan sosiologi FKIP Untan ingin melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di SMA Negeri 1 Sanggau tentang penyusunan modul dan bahan ajar pada kurikulum merdeka. Tujuan PKM ini agar guru memiliki pemahaman yang utuh dan holistic terkait penyusunan modul dan bahan ajar kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan dalam PKM ini ialah Pendidikan Masyarakat dengan bentuk In House Training (IHT). Peserta pada penelitian ini yaitu 32 bapak/ibu guru. Hasil kegiatan PKM ialah guru antusias mengikuti IHT dan guru sebagai peserta mampu menghasilkan modul ajar dengan mempelajari capaian pembelajaran, merancang pembelajaran berdiferensiasi, dan melakukan asesmen diagnostik sesuai kurikulum merdeka. Secara keseluruhan, ateri yang disampaikan ialah capaian pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan modul ajar. Selain itu, tim PKM juga memberikan penguatan dalam merancang pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional (PSE), melakukan asesmen diagnostik non kognitif dan kognitif, serta refleksi. Selanjutnya, kegiatan PKM dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan praktek pembuatan modul ajar serta presentasi hasil modul ajar