ABSTRACT This article examines the efforts made to prevent free association among teenagers in Purworejo Subdistrict, Pasuruan City. Free association refers to social interactions that disregard established norms and often involve irresponsible sexual behavior, drug abuse, and other detrimental activities. Recent data indicate an alarming increase in cases related to teenage pregnancies and substance abuse in this area. This study employs a qualitative descriptive approach to explore the causes and preventive actions against free association in the community. The findings reveal several factors contributing to the phenomenon, including lack of family supervision, weak social control, the influence of social media, economic pressures, and insufficient moral and religious education. In response, preventive measures include strengthening family communication, early education on moral and religious values, sexual education, counseling in schools, and active community involvement through regular awareness programs and youth empowerment initiatives. The research highlights the importance of cross-sector collaboration, involving local government, educational institutions, religious leaders, and the community, to enhance the effectiveness of prevention programs. The study concludes that a comprehensive, multi-faceted approach is essential for reducing free association among teenagers in the Purworejo Subdistrict. ABSTRAK Artikel ini membahas upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah pergaulan bebas di kalangan remaja di Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan. Pergaulan bebas merujuk pada interaksi sosial yang tidak mengindahkan norma yang berlaku dan sering kali melibatkan perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, penyalahgunaan narkoba, serta aktivitas merugikan lainnya. Data terbaru menunjukkan adanya peningkatan kasus terkait kehamilan remaja dan penyalahgunaan zat di wilayah ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggali faktor penyebab dan upaya pencegahan pergaulan bebas di masyarakat. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan fenomena ini, antara lain kurangnya pengawasan keluarga, lemahnya kontrol sosial, pengaruh media sosial, tekanan ekonomi, serta rendahnya pendidikan moral dan agama. Sebagai upaya pencegahan, langkah-langkah yang dapat dilakukan meliputi penguatan komunikasi keluarga, pendidikan moral dan agama sejak dini, edukasi seksualitas, konseling di sekolah, serta keterlibatan aktif masyarakat melalui program penyuluhan dan pemberdayaan remaja. Penelitian ini menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, yang melibatkan pemerintah setempat, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan masyarakat, untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan ini. Studi ini menyimpulkan bahwa pendekatan yang komprehensif dan multi-dimensi sangat penting untuk mengurangi pergaulan bebas di kalangan remaja di Kecamatan Purworejo.