Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, termasuk Kabupaten Purworejo, yang pada tahun 2023 melaporkan 1.434 kasus dan 5 kematian. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kepadatan penduduk dan faktor iklim terhadap distribusi spasial kasus DBD di 16 kecamatan melalui studi kuantitatif dengan desain ekologi. Variabel yang dikaji meliputi jumlah kasus, kepadatan penduduk, suhu, curah hujan, dan kelembapan. Data kasus diperoleh dari Dinas Kesehatan, data kepadatan penduduk dari BPS, dan data iklim dari DEMNAS. Analisis dilakukan menggunakan uji korelasi Somer’s pada SPSS dan analisis spasial Moran’s I dengan ArcGIS. Hasil Moran’s I menunjukkan pola persebaran kasus yang acak (I = 0,223; p = 0,140). Uji Somer’s menegaskan adanya hubungan signifikan antara kasus DBD dengan kepadatan penduduk (r = 0,557; p = 0,028) dan suhu (r = 0,418; p = 0,020). Sebaliknya, curah hujan (r = –0,286; p = 0,158) dan kelembapan (r = –0,217; p = 0,284) tidak menunjukkan hubungan berarti. Secara keseluruhan, temuan ini mengindikasikan bahwa dinamika demografi dan suhu memiliki peran lebih kuat dalam memengaruhi insiden DBD dibandingkan faktor iklim lainnya, sehingga intervensi perlu difokuskan pada wilayah padat penduduk dan periode suhu tinggi.