Lukisan bukan sekadar media ekspresi estetis, tetapi juga merupakan sistem tanda yang menyampaikan makna. Dalam perspektif linguistik, khususnya melalui pendekatan semiotika, lukisan dapat dianalisis sebagai bentuk “teks” visual yang memiliki struktur, simbol, dan narasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahasa visual dalam lukisan-lukisan karya Affandi sebagai bentuk komunikasi non-verbal yang sarat akan tanda dan makna. Dengan pendekatan semiotika Saussure dan Peirce, serta didukung oleh pemikiran Roland Barthes, penelitian ini membongkar bagaimana bentuk, warna, garis, dan gestur dalam lukisan Affandi membentuk sistem tanda visual yang merepresentasikan emosi, realitas sosial, dan pengalaman personal sang seniman. Metode penelitian ini bersifat kualitatif-deskriptif dengan teknik analisis visual terhadap lima karya Affandi yang dianggap representatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa visual dalam karya-karya Affandi tidak hanya menghadirkan pesan estetika, tetapi juga menyimpan kedalaman makna sosial, spiritual, dan eksistensial. Dalam konteks ini, Affandi bertindak sebagai “penutur” dalam sistem bahasa visual yang khas, memanfaatkan ikon, indeks, dan simbol secara simultan untuk membangun komunikasi emosional dengan penikmat karyanya. Temuan ini memperkuat argumen bahwa analisis linguistik, khususnya melalui pendekatan semiotika, dapat diterapkan pada seni visual untuk memahami pesan-pesan tersembunyi di balik bentuk dan warna. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perluasan wilayah studi linguistik yang mencakup teks-teks non-verbal, sekaligus memperkaya kajian seni rupa melalui pembacaan semiotik yang lebih mendalam.