Briket adalah sumber daya yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti tradisional dan terbuat dari sumber daya alam atau biomassa yang sulit ditemukan. Berbagai baik residu atau limbah biomassa menawarkan peluang besar antara lain adalah residu tebu, serat kelapa, dan serat pinang, Serpihan kayu, limbah kulit jagung, cangkang kelapa sawit, dan sekam padi juga merupakan potensi biomassa. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sabut kelapa dikombinasikan dengan sabut pinang, yang biasanya terbuang, menjadi arang yang memiliki nilai ekonomi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan parameter seperti nilai kalor, kadar abu, kadar air, dan laju pembakaran. Briket tersebut, dibuat menggunakan bahan baku sabut pinang dan sabut kelapa, yang diawali dengan proses pengarangan. Setelah itu, bahan dihaluskan dan disaring menggunakan ayakan berukuran 80 mesh dengan beberapa variasi (50:50, 40:60, 60:40, 70:30, 30:70) gr, kemudian dicampur dengan perekat, dicetak dengan tekanan press 125 kg/cm2 Kemudian, bahan dimasukkan ke dalam furnace pada suhu 300°C selama 1 jam. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan yang sebelumnya adalah pencampuran antara arang sabut kelapa dengan arang sabut pinang sebagai bahan baku dalam penelitian briket. Perekat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung tapioka dengan variasi konsentrasi 7%, 10%, 18%, dan 20%. Penelitian menunjukkan bahwa briket yang dihasilkan SNI 1-6235-2000 memenuhi baku mutu briket, variasi perekat 7% menghasilkan hasil terbaik, dengan kadar air sebesar 4,4696% dan kadar abu sebesar 4,3799%, nilai laju pembakaran 0,256 gram/menit, dan nilai klor 5,96271. Kata Kunci : briket , kadar abu, kadar air, laju pembakaran, nilai kalor, Sabut Kelapa, Sabut Pinang, dan Tepung Tapioka