Penggunaan secara terus menerus pestisida berbahan kimia pada bidang pertanian memberikan dampak negatif yang bisa menyebabkan penurunan kuantintas dan kualitas hasil panen yang pada akhirnya mengakibatkan kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian. Kurangnya pemahaman informasi karena keterbatasan usia petani menjadi permasalahan pertanian di desa Cikadu. Oleh karena itu, salah satu upaya pemberdayaan bidang pertanian di desa Cikadu adalah dengan menerapkan praktik pertanian organik agar kegiatan bertani dapat terus berkelanjutan. Salah satu sumberdaya alam lokal yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan aktif pupuk organik adalah daun kelor. Selain karena mudah ditemukan dan pembuatannya gampang, pupuk organik daun kelor dapat menjadi inovasi produk yang bisa dikembangkan dari desa Cikadu. Penelitian ini menerapkan pendekatan partisipatif berbasis masyarakat dengan uji coba pupuk organik cair daun kelor (KelorVit) pada budidaya kangkung. Hasil menunjukkan bahwa tanaman kangkung yang diberi perlakuan KelorVit menunjukkan peningkatan kehijauan daun sebesar 30% dan pertumbuhan yang lebih sehat dibandingkan tanaman kontrol setelah 5 hari aplikasi. Sehingga kelompok KKN Mahasiswa UGJ melakukan sosialisasi dan demontrasi sebagai upaya penyebaran informasi pupuk organik daun kelor yang diberi nama KelorVit dan sasaran utamanya adalah seluruh Kelompok Wanita Tani di desa Cikadu.