Pelestarian artefak budaya sangat penting untuk menjaga warisan budaya dan mendorong penelitian di bidang seni dan desain. Metode dokumentasi konvensional sering kali gagal menangkap detail fisik dan material artefak secara rinci. Studi ini mengeksplorasi penggunaan teknologi pemindaian tiga dimensi, seperti Structured Light Scanning (SLS), Light Detection and Ranging (LiDAR), dan fotogrametri sebagai upaya pengarsipan digital terhadap artefak budaya. Teknik-teknik ini menghasilkan model digital dengan tingkat detail tinggi yang secara akurat merepresentasikan bentuk, dimensi, dan properti material artefak. Model digital tersebut kemudian disempurnakan menggunakan Blender, perangkat lunak pemodelan 3D, untuk mengoptimalkan jumlah poligon, memperbaiki deformasi, dan mengoptimalkan tekstur. Model 3D yang telah disempurnakan diintegrasikan ke dalam platform virtual yang dikembangkan dengan Unreal Engine. Platform ini memberikan pengalaman imersif melalui virtual reality (VR), memungkinkan pengunjung untuk mengeksplorasi dan berinteraksi dengan artefak dalam lingkungan virtual. Selain itu, lingkungan VR ini menawarkan wawasan tentang konteks ruang, seperti penempatan objek dan kaitannya terhadap dalam kesesuaian lingkungan dari objek yang ditampilkan. Dengan mengeksplorasi berbagai metode pemindaian 3D, studi ini memberikan rekomendasi untuk memilih teknik yang sesuai berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan. Temuan ini menekankan pentingnya pemindaian yang akurat dan post-processing untuk memastikan artefak dapat digunakan dalam VR. Pendekatan ini memastikan performa visual yang optimal dan menciptakan pengalaman budaya imersif yang menghubungkan pengguna dengan asal-usul sejarah mereka.