ABSTRAKTari Leko merupakan salah satu peninggalan tari tradisi Bali yang harus dilestarikan, karena kondisi perkembangannya saat ini sangat meng-khawatirkan. Terlebih, Tari Leko hanya ada di Desa Tunjuk Tabanan dan di Banjar Parekan, Sibang Gede, Denpasar. Penampilan Tari Leko selalu dikaitkan dengan manusa yadnya, khususnya mesesangi (khaul) yang dilakukan oleh seseorang terhadap Tuhan atau roh leluhur. Oleh sebab itu, dalam setiap pertunjukan selalu ada sarana upacara yang berupa banten untuk menghubungkan niat manusia dengan Tuhan dan para leluhurnya. Pada bagian akhir pertunjukannya, orang tua dan anak yang mengundang harus tampil menari bersama dengan penari Leko sebagai tanda bahwa sesangi telah terbayar, dan saat menari bersama ini disebut ibing-ibingan. Penggalian data dalam tulisan ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggabungkan observasi langsung dan data literer. Adapun hasil yang ditemukan, bahwa masyarakat Bali sangat percaya dengan kekuatan gaib yang ada di sekitarnya. Adapun dalam berperilaku, mereka mengacu pada ajaran yang disebut Tri Kaya Parisudha, yaitu pikiran, perkataan, dan perbuatan harus selalu sejalan.Kata Kunci: Kepercayaan, Seni Pertunjukan, Tari Leko. ABSTRACT. Leko Dance Between Art Arts With Trust, December 2019. Leko Dance Is A Relic Of Balinese Traditional Dance Which Must Be Preserved, Because The Current Development Conditions Are Very Worrying. Moreover, Leko Dance only exists in the Village of Tunjuk Tabanan and in Banjar Parekan, Sibang Gede, Denpasar. Leko dance performance is always associated with humans, especially mesesangi (khaul) made by someone against God or ancestral spirits. Therefore, in every performance there is always a means of ceremony in the form of offer to connect human intentions with God and his ancestors. At the end of the show, parents and children who invite must perform together with Leko dancers as a sign that something has been paid off, and when dancing together this is called ibing-ibingan. Data mining in this paper uses descriptive analysis method by combining direct observation and literary data. As for the results found, that the Balinese people really believe in the supernatural powers that are around it. As for behaving, they refer to the teachings called Tri Rich Parisudha, namely thoughts, words, and deeds must always be in line.Keywords: Trust, Performing, Arts, Leko Dance.